Beritahu atau Tidak

446 49 30
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

Note : Kalau disuruh milih reader mau yang real life ini dilanjut atau yg model fantasi kayak troblemaker. Jangan dua2nya lah. Itu troublemaker belum juga kuhapus karena ada reader2 yg tidak mau karyaku dihapus seperti Finding Out dan Fuck Love.

Walau dua cerita itu udah selesai sih 😁. Tapi aku belum ada minat uploud lagi. Nah ini antara Troublemaker dan Salad Days nih yang membuatku cap cip cup untuk milih. Apa ilangin dua2nya aja? Lagian ceritaku yang ada Taesso, readernya lebih banyak males komen drpada ff lain.

Gimana mau semangat uploud semuanya kalau aku sendiri gak dapat feedbaack dr kalian wahai para silent reader 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

SALAD DAYS

Part 04

💎💎💎

Apakah dosa mengerjai idol yang saat ini, sedang dianggap dewa tampan oleh fansnya yang disebut army?

Mmm.....pertanyaan itu cukup mengusik hati seorang Soeun hingga ia membuat dua lingkaran bertuliskan, dosa atau pahala. Jika pilihannya adalah pahala, maka pahala itu untuk siapa? Haters Kim Taehyung kah?

Soeun menunjuk dua lingkaran tersebut dan memilihnya dengan memejamkan kedua matanya.

"Dosa, pahala? Dosa, pahala? Dosa, pahala?"

Terus menerus pen ipadnya menunjuk ke arah layar tablet. Untuk lebih spesifik menentukan, ia pun memakai potongan lagu anak-anak Gom Se Mari.

"Pahala," Soeun tersenyum ceria ujung pen menunjuk kata pahala. Bahagia ia merasa tak berdosa mengerjai Idol yang sedang tenar. Lagipula kekesalan pada dunia entertainment bisa ia lampiaskan melalui namja itu.

Soeun pun menaruh ipadnya kembali ke meja lalu ia merapikan kasur untuk siap tidur malam. Ia memejamkan kedua matanya dan tersenyum-senyum tidak jelas membayangkan seperti apa kegiatannya esok hari.

"Aku baru kali ini tidak takut Ssasaeng,"

Ucapan Taehyung tadi melintas begitu saja dalam kepalanya. Soeun mengulum senyum mengingat polosnya ucapan namja itu. Tidak tahu bagaimana ekspresi Taehyung saat mengatakannya. Yang ia tahu saat Taehyung berkata seperti itu, pelukannya terasa begitu erat.

"Kiyowo," gumamnya sambil membayangkan wajah cute Taehyung. Rasa senang itu membuatnya terkejut hingga ditutupinya wajahnya dengan bed cover. Entah pada siapa ia merasa malu.
.

.


.
Keesokkan paginya, ia yang terbangun merasakan jam tidurnya terganggu akibat tak berhentinya ia mengulangi ucapan Taehyung dalam kepalanya. Kenapa ucapan itu menjadi sangat penting untuk terus dikenang olehnya. Ia bukan seorang yang tidak pernah mendengar kata-kata yang memuji dari lawan jenis. Saking banyaknya ia justru merasakan bosan.

"Namja ini, cukup berbahaya juga," katanya sambil memegangi dada kirinya. Memastikan jantungnya kembali berdetak normal seperti yang seharusnya. Tidak berpacu bak kuda liar melakukan balap lari.

Dengan cepat, ia turun dari kasurnya dan mandi untuk membersihkan tubuhnya. Ia berulang kali menggosok tubuhnya dengan sabut halus yang ia miliki sendiri. Dibersihkannya kulit tubuhnya dengan sangat detail hingga daki pun akan malu untuk kontrak di kulitnya.

"Aaakh, segarnya," Soeun merasakan nikmatnya air hangat yang mengguyur tubuh telanjangnya. Diusapkannya rambut basahnya berulangkali dengan shampoo. Ini benar-benar terasa segar.

Tak pernah rasanya, ia merasakan begitu segarnya mandi di negara berbeda. Ia tidak perlu memikirkan manager yang mengkhawatirkan karirnya. Dimana fansnya mungkin berpikir agensi atau managernya mengabaikan ia sebagai artis berbakat dan lebih memikirkan idol-idol baru.

SALAD DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang