Sudah tiga hari ini dia hanya terbaring di atas kasur. Seluruh badannya ia tutup dengan selimut. Ku hanya bisa melihat kakinya yang terjuntai tak tertutup selimut. Oh kadang aku juga melihatnya berjalan gontai ke kamar mandi, tapi tidak untuk mandi kurasa, karena rambutnya tak basah, atau saat dia menyeduh mie instan sambil termenung begitu lama sampai akhirnya mengumpat karena mie nya terlalu matang, atau saat dia menonton acara komedi tapi sesekali air mata airnya mengalir, atau saat kami makan bersama dan dia hanya mengaduk makanannya.
Sudah tiga hari ini juga dia mematikan ponselnya, padahal dulu kadang ponsel itu lebih menarik daripada ocehanku.
Kadang aku ingin berkata coba tanyakan dulu kebenarannya daripada terus bertanya padaku apa semua itu benar.
Tapi memang dia bebal, itu yang sering kudengar dari orang" terdekatnya.
Ya, sudah tiga hari, tempat ini tak ada bedanya seperti kapal pecah. Semenjak dia pulang dengan riasan tak karuan, padahal baru 1 jam dia pergi setelah berias hampir 2 jam, dan tak lupa selalu meminta pendapatku akan riasanya.Yang aku tau dia melihat laki-laki yang selalu diceritakannya padaku sedang berjalan dengan perempuan cantik. Tapi dia tak berani untuk bertanya siapa perempuan itu. Setidaknya kini dia bisa bertanya, karena lelaki itu sudah duduk di sofa dan menjelaskan semuanya.
Sudah seminggu ini dia kembali ceria. Ya, dia sekarang tidak lagi hanya tertidur di kasur, sudah 1 jam dia berias sambil sesekali bersenandung dan tak lupa bertanya pendapatku yang sesekali ku timpali. Aku memilih duduk di sampingnya saja.
Tak lama bel berbunyi, dia memakai sepatu, membawa tas dan berjalan ke arah pintu, oh tak lupa semua wejangan untukku yang mengikutinya dari belakang.
Saat tiba di pintu, dia berbalik, menumpahkan makanan ke tempat biasa ku makan dan berkata ,"Jangan nakal ya mpuuss", sambil mengusap kepalaku.
Aaah manusia dan segala drama nya.
6/5/2020