Sore itu, ditemani guguran daun. Dibangku taman yang mulai sepi, mereka kembali duduk berdampingan. Cukup lama tak ada suara dari keduanya, hanya terdengar hembusan nafas yang teratur. Hingga satu pertanyaan menghapus kesunyian itu.
"Bisakah kita kembali?"
Kim Hana hanya diam meresapi pertanyaan yang seharusnya bisa ia jawab dengan mudah, kalau saja pria itu memintanya dulu bukan sekarang. Karena baginya pertanyaan itu hanya akan mengingatkannya pada luka lama yang pria ini berikan padanya.
Dulu, ia begitu mencintai pria ini. Kyuhyun begitu memberi warna dihidupnya. Tawa, senyum dan rasa bahagia. Sampai ia tak pernah berpikir kalau kebahagiaan itu pun bisa berakhir. Dan itu terbukti, dibawah butiran salju yang jatuh Kyuhyun mengakhiri hubungan mereka.
"Kita tidak bisa bersama kalau perasaanku sudah mendingin untukmu."
Kyuhyun berlalu begitu saja setelah berucap. Hanya menyisakan kenangan manis yang menyesakan. Hana menangis saat itu, isakannya jelas terdengar tapi Kyuhyun tidak berbalik sama sekali. Langkah kakinya terlihat pasti. Menampakan punggungnya yang mulai menjauh dari penglihatan mata.
Luka itu jelas tersemat dan semakin menyayat ketika keesokan harinya ia melihat Kyuhyun tersenyum, tertawa dan mengucapkan kata cinta pada gadis lain. Bahkan ketika mata mereka bertemu, ekspresi wajah Kyuhyun begitu datar. Tak ada raut terkejut. Tak ada rasa bersalah sedikitpun, kembali berlalu begitu saja.
"Inikah balasannya."
Ia menangis dalam diam, menangisi cintanya yang dibalas sebuah pengkhianatan. Detik itu juga ia berusaha melupakan seorang Cho Kyuhyun.
Tapi melupakan tidak semudah membalikan telapak tangan. Kenangan itu terus hidup dalam benaknya, karena kenangan bukanlah benda mati yang bisa dimusnahkan begitu saja. Kenangan akan terus ada selama kau hidup didunia. Mau kau berusaha bagaimanapun itu akan terlihat sia-sia, justru kau akan jauh lebih sakit dari sebelumnya.
"Ketika cinta itu berakhir, kau tak perlu melupakannya. Hanya merelakannya pergi."
Kalimat itu menyentaknya, menyadarkannya dari hal yang memang sia-sia. Hana sadar selama ini ia hidup dalam bayang kepura-puraan. Berusaha tegar tapi kenyataannya rapuh. Ia sama sekali tidak bangkit dari keterpurukan justru sebaliknya, ia terperosok lebih dalam.
Dan kini ketika ia sudah bisa merelakan, Kyuhyun kembali. Menawarkan sebuah kebahagiaan yang dulu dijunjunginya. Cinta Kyuhyun yang diagungkannya. Ia kini hanya perlu memilih, menyambutnya atau membiarkannya pergi sekali lagi.
Hana beranjak dari duduknya, kedua matanya menatap wajah Kyuhyun. Tak bisa ia pungkiri pria ini masih tanpa seperti dulu. Masih berkharisma seperti dulu tapi itu semua sama sekali bukan alasan untuk ia kembali, bukan.
"Kyu..."
Jantung Kyuhyun berdegup kencang. Ada perasaan khawatir dan harapan besar menyelimuti dirinya.
"Kita tidak bisa bersama kalau perasaanku pun... sudah mendingin untukmu."
Dan Kim Hana memilih untuk membiarkan kisah cinta itu pergi.
-Fin-