Aku terus memperhatikannya, aku benar-benar tidak mengenalnya. Wajahnya tampan, putih bersih, mengenakan pakaian rapi. Dia berjalan mendekatiku, ku pikir dia tetangga baru dan ingin mengucapkan salam kenal.
Setelah dia mendekat, wajahnya tampak aneh. Wajahnya rusak, kedua bola matanya menangis mengeluarkan darah, ditangannya banyak sekali luka sayatan. Aku terguncang, kakiku gemetar mendengarkan tangisannya yang seolah menggambarkan rasa sakit yang dia tahan. Hingga dia terus mendekat dan tangis itu perlahan berubah menjadi amarah ketika dia menatapku dengan rasa benci.
Kakiku mematung, tak bisa digerakkan seolah terkunci rapat, mulutku pun menjadi bisu. Air mataku yang tak tertahankan mengucur deras, aku takut. Dia masih berjalan mendekatiku, kedua bola matanya lepas dari tempatnya, membuat darah semakin banyak bercucuran memenuhi wajahnya. Sialnya aku pun tak bisa berkedip untuk tidak melihat hal itu.
"Lepaskan aku! Selamatkan dirimu, tolong..." Suaranya bercampur rintihan.
🍁
Aku terbangun karena mencium aroma minyak kayu putih, lalu pikiranku terngiang pada kejadian tadi yang entah nyata apa mimpi.
Yoga menatapku, menanyakan apa yang terjadi hingga aku bisa pingsan di halaman rumah. Yang tadinya aku kira mimpi mungkin memang nyata.
Aku menceritakan semua yang aku alami, tapi mereka tertawa seolah mengganggap aku ini orang yang sudah kehilangan kewarasannya.
"Aku serius, berani bersumpah!"
Semua tawa tadi hilang, ruangan hening. Mereka tau aku tidak akan berbohong ketika mengucapkan sumpah. Mereka saling bertatapan dan mendekat, seolah banyak sekali pertanyaan yang ingin di lontarkan padaku namun mereka masih tidak percaya pada apa yang baru saja aku ceritakan.
Pandangan Radit teralihkan ke jendela kamar Karina. "Karin ga bohong, gue ngerasa dia di ikutin seseorang, dan dia ada disitu" Radit menunjuk pojok kamar Karin.
"Lo jangan ngasal deh"
"Gue ga becanda" Radit mengakui suatu hal, bahwa dia bisa merasakan 'mereka' namun dia tidak pernah menceritakan hal ini karena dianggap memang tidak penting.
"Gue ngerasa di cincin yang Lo pake pake auranya kuat banget" Radit menjelaskan sesuatu
"Yaa terus kenapa tadi Lo pakein kalo emang Lo udah tau?" Aku yang masih kaget mendadak panik.
"Pas belum di pake emang gaada apa-apa, tapi kayaknya pas cincinnya masuk ke jari Lo dan ga bisa di lepas gue ngerasa ada yang aneh, tapi tolong semuanya jangan panik dan bisa aja gue salah" Radit si tukang lucu tidak pernah se serius itu.
"Gue ga bisa liat dia, tapi tadi Lo liat dia. Bisa kan lu coba buat Liat dia lagi?" Jelas Radit dengan tenang.
Aku gabisa nerima itu, untuk melihat secara tidak sengaja saja aku pingsan, apalagi aku sengaja melihatnya lagi. Kurasa aku tidak bisa.
Aku menolak, aku tidak punya indera keenam tapi Radit berjanji akan menemaniku, hal ini di lakukan hanya untuk mengetahui kenapa dia bisa mengikutiku. "Kenapa salahnya di coba? Kalo Lo pernah liat hantu besar kemungkinan Lo itu punya indera keenam tapi masih lemah. Lo kan sebelumnya bukan penakut"
Dengan denyut jantung yang berdebar, aku menyandarkan badanku, mencoba sedikit lebih tenang agar semuanya berjalan dengan lancar. Meski nyaliku sedikit ciut, aku harus tetap menjadi Karina yang pemberani. Aku tidak ingin hidup terus terbayang rasa takut.
🍁
"Lu fokus, jangan takut.. liat ke arah tembok itu. Bayangin wajahnya yang pertama tadi Lo liat.."
"Fokus... Inget yaa! Wajah yang tadi pertama lo liat"
Radit terus mengarahkanku pada titik fokus. Hingga perlahan aku melihat sosoknya berdiri dia pojok kamar..
"Gue liat ditt!"
Diva yang cemberut kemudian menangis, namun yoga berusaha menenangkan dia.
"Sekarang Lo tanya kenapa dia ada disini, jangan takut Rin.."
Radit masihh berbicara, tapi semua suara dalam ruangan ini hilang... Ada suara yang masuk lewat pikiranku sendiri.
"Hai.. namaku Rendi. Senang bisa melihatmu" sosok itu berdiri disana, tersenyum dengan manisnya, jauh dari kata menakutkan. Tapi aku tidak boleh tertipu, bisa saja dia berubah kembali menjadi sosok menyeramkan tadi. sial, mungkin aku masuk ke dunianya. Aku tidak bisa mendengar suara teman-temanku!
"Tolong...!" Teriakku dalam pikiranku sendiri
Gilaa nge upload jam segini .. 23.25 😬😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTUS
HorrorDipublikasikan pada 5 mei 2020 Hubungan itu terjalin semenjak cincin yang diberikan neneknya Karina terpasang di jarinya. Karina akan terus dibayang-bayangi mimpi buruk sebelum cincin itu lepas dari tangannya. Lalu cara apa yang bisa membuat cincin...