8

50 19 13
                                    

Siang itu y/n yang tengah menonton serial azab di televisi merasa terganggu dengan bunyi bel yang ditekan berkali-kali. Btw y/n jadi tertarik dengan film azab setelah menontonnya bersama taehyun dan hueningkai beberapa waktu lalu. Gadis itu mau tak mau bangkit keluar untuk membuka gerbang setelah hoseok—yang masih libur karena katanya masih sakit—berteriak protes dari kamarnya karena merasa terganggu. Mulut gadis itu tidak henti-hentinya menggerutu pada si tamu yang makin brutal menekan bel rumahnya.

Adalah soobin, si kakak sepupulah dalang dibalik bel yang dibunyikan secara brutal itu. Pemuda dengan badan yang terlalu tinggi untuk anak seusianya itu datang dengan menggendong tas sekolahnya yang terlihat menggembung. Minggat lagi? Pikir gadis itu ketika melihat wajah sok melas soobin. Fyi, sepupu y/n yang rumahnya ada di komplek sebelah itu memang kerap minggat kerumah y/n tiap ada masalah dirumah.

"Dimarahin lagi sama tante?" tanya y/n sembari mempersilahkan sepupunya untuk masuk.

Soobin menggeleng untuk kemudian menjawab, "berantem sama mamih."

"Kenapa lagi sekarang? Tante potong uang saku abang lagi?"

"Ih enggak! Amit-amit dah! Kalo itu beneran kejadian sih gue ga bakal minggat kesini, tapi langsung pergi ke rumah yangti buat minta warisan," kata soobin sembari mendudukan diri di sofa ruang keluarga. Pemuda itu sempat menaikan alis saat melihat film azab yang menampilkan sepasang suami istri yang sedang bertengkar hebat. "Lo serius nontonin kek beginian?"

Y/n mengangkat bahu sebelum kembali bertanya, "terus kenapa dong? Abang ngga mau disuruh beli garem ke warung ya?"

"Sok tau lo cil. Ini tuh gegara anak tetangga. Masa mamih banding-bandingin gue sama anak tetangga.  Bilang kalo gue bisanya cuma main game seharian. Ngga kaya si ucup yang KATANYA rajin, KATANYA pinter, KATANYA sholeh. Halah! Bulshit amat! Orang anaknya juga sering nonton bok*p bareng gue di pos ronda komplek kok! Pokoknya sakit ati gue diginiin!"

"HIII BANG SOBIN SUKA NONTON BOK*P ABANG!!!" y/n tanpa sadar berteriak. Dari sekian banyak kalimat yang soobin ucapkan, hanya kata itu yang y/n tangkap. Membuat soobin dengan cepat membekap mulut y/n sebelum seokjin yang tengah berada di dapur atau hoseok yang berada di dalam kamar mendengarnya.

Barangkali soobin memang kurang banyak berdoa atau dirinya terlalu durhaka pada mamihnya, Jadi alih-alih tidak ada yang mendengarnya, hoseok yang ternyata sedang menuruni anak tangga dari lantai dua langsung bergegas menghampiri keduanya. Padahal sebelumnya ada yang bilang pemuda itu masih sakit?

"Heh! Kamu anak kecil tau darimana soal itu?!"

"Soal itu apaan?" y/n balik bertanya. Sementara di sebelahnya, wajah soobin sudah memerah. Percampuran malu dan kesal. Malu karena sekarang saudara sepupunya mengetahui hobi laknatnya, juga kesal karena mulut ember y/n-lah yang sudah membocorkannya.

"Ya--yaa soal bok*p itu?" hoseok menggaruk tengkuknya tak enak. Ternyata memang rasanya tidak nyaman saat harus membicarakan hal-hal berbau sara seperti ini pada perempuan. Apalagi pada adik perempuannya yang masih polos-polos itu. Sekarang dia jadi tau bagaimana perasaan seokjin tempo hari saat si bungsu menanyainya di meja makan perihal menstruasi.

"Ooh.. Soal itu? Y/n kan kalo di kelas mainnya selalu sama taehyun sama kai, nah kalo lagi bareng-bareng sama anak cowo lainnya, y/n suka denger anak cowo di kelas y/n ngomongin hal gituan. Y/n kan gatau ya, bang? Terus y/n tanyain ke taehyun deh, bokep itu apa. Kata taehyun itu tuh film ngga baik yang ngga boleh diliat anak kecil. Emang bener ya, bang?"

Tanpa sadar, hoseok menghela nafas lega. Masih polos, batinnya. Tidak tau saja ada rubah berbulu domba dibalik wajah polos itu. Iya, Y/n tidak sepolos itu. Wong dia sering tidak sengaja melihat video itu setiap kali dirinya meminjam komputer namjoon kok!

"Iya! Itu video berbahaya banget. Pokoknya y/n gaboleh liat. Efeknya ga baik buat kesehatan mental anak kecil!"

"Nanti y/n bisa gila ya bang?" gadis itu kembali bertanya. Agar aktingnya semakin meyakinkan, ditatapnya sang kakak dengan mata yang berbinar polos. Ternyata lucu juga mempermainkan hoseok seperti ini sampai melihat raut cemas kakaknya itu yang malah lebih mirip orang kebelet poop.

Hoseok terdiam sebentar, menimang-nimang jawabannya sebelum akhirnya mengangguk dengan kaku. "Ya pokoknya gitu lah. Pokoknya y/n gaboleh liat-liat gituan, okey?"

Setelah mendapati adiknya mengangguk, pemuda delapan belas tahun itu kemudian berlalu setelah sebelumnya berbisik di telinga soobin. "Lo bener-bener kek namjoon ya? Ampe punya hobi samaan gitu?" Pemuda itu terkikik geli sebelum benar-benar pergi untuk melaporkan hal ini pada kakak sulungnya. Meninggalkan soobin yang tanpa sadar masih menahan nafas.

"Hoit! Soobin! Minggat lagi lo, bin?"

Soobin menoleh dan mendapati kakak-kakak y/n yang lain baru pulang sekolah. Untung saja mereka baru sampai. Kalau sampai mereka pulang lebih awal lima menit saja, mungkin dirinya tidak akan punya muka lagi untuk menginjakan kaki di rumah ini.

"Eh, iya bang. Biasa, emak lagi ngamuk," kata pemuda itu menjawab pertanyaan jungkook sembari menghembuskan nafas leganya. Sayangnya pemuda yang baru saja merasa lega itu tidak tahu, bahwasanya dirinya akan jadi objek perbincangan para laki-laki dirumah ini untuk tiga hari kedepan untuk topik yang sama; soobin dan hobi nonton bok*pnya

***

Hai guys! Gimana kabarnya? So sorry dari kemaren aku ngga update. Tiga harian ini aku sibuk banget ngurusin masalah di real life. Setelah updatean ini juga aku masih belum bisa janji buat update setiap hari lagi. Tapi semoga aja kalian mau nungguin cerita flat ini ya?:)

See you guys and stay healthy👋

Home - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang