── 📖 chapter one ; 0.3 new students

47 10 9
                                    

"kara park? vara na?"


tara sendiri heran,, kenapa dua anak baru ini namanya begitu mirip dengan nya??

hanya dalam semalam ia selesai membaca buku itu, dan menghapal mantra yang sangat penting saja seperti mantra pengganda, pelindungan elemen diri dan pembersih.

sekarang ia sudah ditunjuk sebagai pengganti yoona dan tiffany untuk membimbing dua gadis yang sedang duduk diruang tunggu ini untuk menjelajahi kamarnya.

apalagi katanya anak-anak asrama elemen sihir sedang jam kosong hari ini.

"hai!!" terlihat yang lebih pendek bersemangat sementara yang sedikit lebih tinggi hanya tersenyum.

"gak usah formal ya? pusing gua please," ujar yang lebih tinggi.

tara mengangguk dan tersenyum, "santai. boleh kok asal bukan sama kepsek."

kedua gadis dihadapannya langsung menghembuskan nafas lega.

"ngomong-ngomong gua tara lee," ucapnya menjulurkan tangan kanan nya. sementara tangan kirinya ada papan yang berisi hal yang harus ditunjukkan kepada mereka juga kunci rak buku yang berada diruangan yoona.

tara sebagai anak baru tidak akan langsung mengingat hal-hal aneh ini kan?

"gua vara."

"kara beb."

ok tara senyum sekarang, ada juga teman sesama gadis disini. walaupun juga ia belum pernah berinteraksi dengan murid lain.

"yaudah ayo, tunggu apa lagi?" tangan kanan nya bahkan sudah digandeng kara dan vara berjalan berdempetan dikirinya.

sudah seperti teman yang telah mengenal cukup lama.

sambil berjalan mereka membicarakan hal-hal tidak penting. atau yang bisa kita sebut.

gibah.

"masa katanya anak asrama kita ganteng-ganteng banget!" seru kara semangat menatap ketiga teman barunya. "vara tadi cerita, masa katanya sepupu angkatnya sama pacarnya ada disini!"

"bukan pacar kar!!" wajah vara memerah malu. "cuman ngungkap rasa suka aja,, terus dia pindah sekolah dan ternyata kesini."

"siapa suruh sekolah di sekolah manusia?" imbuh tara bercanda, vara berjengit kesal. "lu sendiri anak baru kan?"

"ya iya, tapi sebelumnya gua kan ga sekolah terus digantungin cowok dan si cowok pindah ke sekolah elemen sihir," ujarnya sambil tertawa. kara pun tertawa, "ngomong-ngomong lu belum cerita lu pindahan dari negara mana? gua china by the way."

"kanada," jawab vara singkat.

tara menggidikkan bahunya, "gua sih masih di korea dari kecil sampe sekarang juga. kemampuan gua aja ga diasah."

"beda berarti kayak kita, liat nih!" tiba-tiba vara mengeluarkan kristal es kecil dari telapak tangannya dan menggenggamnya sampai hancur dan melemparnya keatas.

mereka jadi terkena serpihan es dingin.

untung tara menggunakan mantra pelindung elemen tadi saat tau elemen apa yang dimiliki oleh sahabat barunya ini.

air dan es cukup berbahaya untuk api sepertinya.

"percaya gak, kalo gua bilang abis kalian naro perlengkapan istirahat dua jam kalian bakal langsung disuruh ke ruangan madam yoona buat baca buku setebel tupperware amber eonnie?" ujarnya ditengah tangga yang berjalan itu, wajah kedua orang yang diajak berbicaranya pucat pasi. dan ngomong-ngomong,,,

KENAPA MEREKA GAK KAGET PAS BARU PERTAMA KALI NAIK TANGGA INI WOI?!! GUA NGERASA NORAK SENDIRI ANJIR 

amber, penjaga sekolah yang cukup cantik tapi dia sangat tomboi. dan,, dia selalu membawa tupperware besar berwarna biru untuk mengambil makanan yang disediakan diruang makan.

tentu habis diceritakan hal itu kara dan vara tertawa terbahak-bahak.

sampailah mereka didepan pintu asrama,, kara yang terburu-buru ingin membuktikan gosip laki-laki tampan yang berada satu asrama langsung ingin mendorong pintu itu.

"HEH! KARA! JANGAN!!!" pekik tara menahan tangan kara yang hampir menyentuh pintu itu, kara dan vara menatapnya tidak mengerti. "ck, nama lo berdua belum terdeteksi! lu berdua mau langsung jadi abu? kalo misalnya main asal pegang?"

mereka cengengesan dan tidak terkejut sama sekali dengan ancaman menjadi abu.

"maju dulu satu-satu, ngomong didepan pintunya, my name is tara lee contohnya tapi pake nama kalian," tukasnya sambil  memperagakan.

kara maju dan berdiri tepat dihadapan pintu yang menjulang besar berwarna biru tua itu, "my name is kara park."

"kara. novum puer, salvus erit."

kara tersenyum puas dan mundur membiarkan vara berjalan dan menyebutkan namanya, "my name is vara na."

"vara. novum puer, salvus erit."

vara tersenyum dan mundur berdiri disamping kara, bersiap menunggu apa yang harus dilakukan berikutnya olehnya.

"bentar gua lagi nguping!"

"kedengeran?"

"ngga sih."

"goblok."

akhirnya tara berdiri didepan pintu tersebut dan menjelaskan lagi, "akhirnya tugas gua tinggal dua lagi... kalian perlu ngucapin satu sandi mantra dan pintu ini langsung terbuka, gak boleh dipegang."

"sandi mantranya, duobus in unum fluctus. cukup satu orang aja yang ngomong, pintu ini bisa mendeteksi suara yang bukan elemen sihir," lanjutnya. lalu ia mengucapkan mantra itu. "duobus in unum fluctus."

pintu terbuka lebar dan menampakkan lima manusia tampan yang sedang tidur sambil bermain diruang santai asrama tersebut didekat api unggun.

mereka langsung menatap kedatangan ketiga perempuan yang membeku sambil terdenyum canggung dipintu yang kini tertutup.

tara tau bahwa jika pintu itu mengucapkan 'novum puer, salvus erit' akan terdengar sampai dalam.

"wahhhh, jadi ini? si biru, air dan es?"

mereka bertiga terkejut, segitu dibicarakannya kah mereka?

"jangan sungkan ya, bebas gan disini. kalo minta bantuan atau ngelatih elemen bareng kita aja," ujar yang senyum nya membuat matanya ikut senyum.

vara terlihat mengedarkan pandangannya, sosok yang ia cari belum benar-benar ada.

"sst, bukan waktunya buat nge sadgirl liat deh. itu cowok ganteng semua~" bisik kara sambil  menyenggol kecil pinggang vara.

yang disenggol hanya menggelengkan kepalanya kesal.




tapi yang aneh adalah ketika pintu tiba-tiba terbuka lebar dan ada laki-laki dengan senyuman manis muncul dari sana.

"noona biru?!! ayok ikut! si merah ngamuk!"



📖📖📖





maafin typo gagal bold atau gagal miring, seqyan

karena ini remake ff sendiri....

jadi males woi revisinya.

magicae elementum [new version]Where stories live. Discover now