Hati hati mabok karena wordsnya hampir 2500, dan ini masih part 1 manteman :'
Segala memoriku tentang bocah itu terus terputar kembali bagaikan klise - klise film yang diputar di layar tancap. Tapi tidak dengan logika di dalam otakku. Karena itu sama sekali tidak mengeluarkan aura yang sama dengan dia yang sudah pernah kukenal.
Aku berdiri di depan baliho besar yang tertempel di salah satu commercial building di Shibuya. Menegakkan leher untuk dapat melihatnya dengan jelas.
ONE OK ROCK. Tiga kata berhuruf tebal itu terbaca olehku. Dan disanalah ia, sebuah wajah dengan tulang rahang tegas beserta bintik pemanis di atas sudut bibir.
Jujur saja, aku bohong jika berkata tidak pernah menonton video musiknya. Tentu saja aku pernah. Dan itu rutin kulakukan setiap malam, dimulai saat berita tentang bocah ex-klienku itu muncul di televisi dan aku hanya duduk sendirian di dalam rumah kecil sederhana, dikelilingi kegelapan malam yang hanya ditemani cahaya layar laptop.
Aku tidak percaya, mereka besar sekarang. Ah, maksudku dia. Aku sangat iri. Berandal di sekolah yang suka merokok dan alergi terhadap matematika itu sekarang sudah menjadi bintang rock terkenal seantero Jepang, dengan berjuta fangirl gila yang mengejarnya.
Sudah berapa tahun terlewati sejak itu?
Sudah seberapa hebatnya mereka, hingga akhirnya dapat mempengaruhiku untuk mengorbankan uang demi membeli tiket konser, dan waktu malam Minggu ku yang biasanya kuhabiskan dengan damai di dalam kamar? Bocah-bocah ini bahkan mendapatkan tiketnya terjual habis pada konser kali ini.
Aku berdiri disana selama lima menit kemudian, memandangi wajah Toru yang telah dewasa. Aku iri dengan bagaimana pubertas memberikannya struktur wajah yang gagah, tanpa menghilangan kadar tampan-remajanya sedikitpun. Tampak ia sedang mengibas rambut sambil bermesraan dengan gitarnya. Pemandangan ini sangat-sangat berbeda dengan apa yang kutemukan pada saat itu, dimana dia masih labil dan tempramental.
Hufft...
Aku turut senang dengan pencapaiannya. Walaupun dia sekarang tak ada hubungannya denganku. Dan bahkan mungkin....
Sudah tidak mengenalku?Tanggung jawab itu juga telah kedaluwarsa bertahun-tahun yang lalu.
***
Kisah ini dimulai ketika hari itu aku tengah mencari pekerjaan yang kupikir cukup flexible sebagai percobaan awal bekerja. Sebagai fresh graduate dari sekolah psikologi, aku memang belum mempunyai pengalaman bekerja apapun.
Langkah kakiku terhenti di sebuah gedung lembaga home care yang melayani juga konseling. Syukurlah, ternyata mereka memang tengah kekurangan dan mencari tenaga psikolog untuk direkrut.
Mereka memberikanku data-data klien yang pertama. Seorang anak laki-laki berusia 16 tahun, dengan keluarga broken home, membutuhkan konseling karena sering menunjukkan tantrum kepada siapapun yang menasehatinya.
Hari berikutnya, aku segera berangkat kepada alamat yang diberikan. Sebuah mansion mewah, dengan satpam dan pembantu yang sedang berlalu lalang mengurus ini dan itu. Aku bertemu dengan Mrs. Yamashita, untuk memberikan nomor, riwayat hidup, dan segala sesuatu yang membuktikan dan meyakinkan beliau untuk mengurus masalah anaknya.
Hanya 10 menit khusus untuk menemuiku. Kemudian beliau pergi bekerja meninggalkan anaknya sendiri di rumah. Aku memang tidak terlalu memahami kehidupan konglomerat, tetapi apa yang dapat kutangkap dari keluarga ini adalah mereka hanya putus asa mencarikan teman kepada anak remajanya yang kerap kali bertindak keras kepala.
Aku beranjak masuk untuk memulai sesi konseling. Toru tampak tidak peduli terhadapku, ia justru naik ke lantai dua dan masuk kedalam kamar sambil membawa gitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot : Wasurenai (忘れない) - (Toru x OC)
FanfictionDia hanya bocah berandal yang bahkan mungkin sekarang tidak ingat siapa aku. Dia mengajariku pahit-manis. Kembalikan airmataku, bocah sial. A TORU ONE OK ROCK FANFICTION Written by moemoenyanko Untuk sensei @honey_10969