P2

35 1 0
                                    

Sejujurnya, banyak dari mereka yang seakan terlihat tenang dalam menghadapi permasalahan apapun, tapi banyak juga diantara mereka yang diam-diam menangis tanpa suara. kalian tahu itu dimana? dihati. Yap, betul sekali. Dihati, nggak banyak orang yang tahu bahkan bertanya tentang keadaan mereka seperti apa.

Tapi, akan ada orang yang mampu memahami walau tak berucap. seseorang yang diam dan memperhatikan seperti apakah hebatnya menutupi semua yang terjadi.

Pasti, banyak yang menyebut itu takdir. Mengapa? karena mereka datang diwaktu yang tepat, jikalau mereka tidak bisa membantu menyelesaikan, setidaknya mereka mampu untuk menghibur. Memberikan uluran tangan untuk bangkit, dan berjalan kembali.

***

Benar-benar sebuah anugrah jika memiliki kemampuan atau kelebihan, apapun itu pastilah hal yang menyenangkan.

Alan/Elang?
Dia adalah orang yang sama, hanya masalah panggilan saja yang berubah. Sejujurnya, ia hanya mengikuti keinginan seseorang, dan orang itu adalah Qaila/Aeera. Gadis itu, tak mau jika hanya ia yang merubah namanya. Jadi, ia memutuskan untuk merubah namanya juga pada saat itu, demi Aeera.

Matematika, adalah hal yang paling Elang sukai. Selalu mendapat angka terbaik untuk mata pelajaran tersebut. Lain halnya dengan Aeera, gadis itu sangat tidak memahami angka-angka yang memenuhi papan tulis itu. Hal yang akan dilakukannya ketika ia tidak memahami adalah, tidur.

"Lang, gue ngantuk sumpah deh!" Aeera berbisik pelan pada Elang yang sibuk mencatat.

Elang hanya meliriknya sekilas, lalu kembali melanjutkan untuk mencatat.

Aeera dan Elang memang benar-benar dekat, banyak dari siswa maupun siswi yang mengatakan mereka seperti lem. Karena, disitu ada Elang berarti ada Aeera juga.

Pernah suatu ketika, ada pemindahan tempat duduk dengan tujuan agar mereka dapat membangun kedekatan lebih erat antara satu dengan lainnya.

Dan, keduanya benar-benar tidak ingin itu terjadi. walaupun sudah diatur sedemikian rupa, baik Elang maupun Aeera tetap duduk sejajar. membuat para guru hanya menggelengkan kepala mereka.

"Woe! Eera, jangan tidur lo! ntar disuruh maju lagi, gue juga yang lo suruh ngerjain. Raa!"
Elang berusaha membangunkan Aeera yang menenggelamkan wajahnya disela-sela lipatan tangannya.

Ia hanya mengerang, karena rasa kantuk yang tidak bisa ditahan. Sampai akhirnya, entah datang dari mana, guru BK telah berdiri dimuka kelas untuk memberi sebuah informasi. 

"Anak-anak mohon maaf telah mengganggu proses belajar kalian. ibu hanya ingin memanggil seorang siswi untuk ikut ke ruangan ibu."

Kelas menjadi hening. "Ibu minta Aeera, sekarang juga ikut keruangan ibu. Aeera?"

Aeera membuka matanya, dan berusaha duduk dengan tegap. tetapi, dengan kantuk yang tidak tertahan, Aeera hanya melihat datar sambil menguap. "iya bu." ia berdiri dengan lemas dan berjalan secepat mungkin.

"Baik anak-anak, teruskan pembelajaran kalian."

Aeera berusaha mungkin untuk terlihat fresh, ia mengekor di belakang Bu Clara, sesampainya diruang BK, Aeera di persilahkan duduk oleh Bu Clara.

"Silahkan duduk Aeera." Tak bisa dipungkiri kalimat serius itu pun mewakili raut wajah sang guru.

"A-ada apa ya bu, manggil saya kesini? saya ada salah apa lagi bu? perasaan saya baik-baik aja nggak bikin ulah." Aeera bertanya penuh heran.

Bu Clara menatap sang murid, tentu saja membuat Aeera tambah gugup.

'Sumpah, gue kena masalah apa sih?!' batin Aeera.

New Page✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang