P4

13 1 0
                                    

Dari sini, dapat disimpulin bahwa semua punya masalah yang memang berat, banyak lika-liku yang mau tidak mau harus dihadapi. Tetapi, tetap harus dilalui dengan senyuman. Mungkin, pasti ada kesedihan didalamnya.

Yakinlah, bahwa akan ada orang-orang disekitarmu yang akan selalu menguatkanmu apapun yang terjadi.

Seiring berjalannya waktu, kita akan mendapat kebahagian di waktu yang telah ditentukan.

~Tetap semangat dan jangan putus asa.

***

Malam ini, Aeera berjalan keluar rumah dengan raut wajah datar seperti biasa, ia hanya ingin membuat tenang pikirannya. Bagaimana tidak, sudah seminggu lamanya kakak yang sudah tak perduli dengan keluarganya itu pergi. Semenjak pertengkaran hebat dengannya waktu itu. Ya, kalian pasti tau bagaimana bencinya Aeera dengan laki-laki itu. Ia hanya mintanya untuk sedikit saja perduli dengan ayah dan ibunya, itu saja.
Kalaupun laki-laki itu tidak perduli dengannya, ia akan tetap menerima asalkan laki-laki itu mau perduli dengan orang tuanya, bagi Aeera itu tidak masalah, karna ia yakin bisa menjaga dirinya baik-baik.

"Ck! gini banget hidup gue, gak ada yang menarik sedikitpun." Aeera menunduk kesal.

Gadis itu berfikir, bagaimana caranya agar ia dapat pekerjaan tambahan lagi. Gadis itu benar-benar seperti tak memperdulikan semuanya.

"Terus ini kemana si Elang belum nongol? apa gue kerumah dia aja ya?" Aerra tampak berfikir.

"Ah, yaudah deh bodo amat gue datengin rumahnya aja mau gue palak! Salah siapa nggak nongol-nongol!" Aeera berbalik arah menuju rumah Elang.

Selang beberapa menit, gadis itu sampai dirumah Elang. Seperti biasa, karna seringnya ia dan Elang bersama itu tidak membuatnya canggung lagi untuk keluar masuk kerumah megah ini.

"ELANGG!!! LANGG!! WOY LANG!! ALAN!! ALAN ARKANA ELANG!!
SII-ALAN!! salah deng, Alan doang nggak pakek 'si' kok tenang aja!!" Seperti biasa, Suara menggelegarnya mengalir begitu saja, ia berjalan dirumah itu mencari kamar Elang.

Aeera masuk begitu saja kekamar cowok itu, dan sudah menjadi kebiasaan baginya. Tetapi, Aeera selalu menuju balkon kamar, karna tempat itu yang paling ia suka.

Pemilik kamar pun belum juga terlihat batang hidungnya, entah kemana perginya hantu itu. Dan si tamu gak tahu diri ini hanya melihat indahnya langit dan menikmati semilirnya angin.

"LANG!! SUMPAH YA LO!!" Aeera kembali berteriak, ketika cowok itu keluar dari kamar mandi.

Elang hanya menatap Aeera, karna ia sudah tahu dengan kebiasaan cewek gila ini. Bagaimana tidak, cewek ini selalu saja semaunya dan tidak perduli apapun, dan Elang pun tidak bisa untuk mengalahkannya, ia selalu saja kalah jika bertengkar dengan Aeera, karna ketika gadis itu kehabisan kata-kata maka yang ia lakukan adalah menangis, dan itu membuat Elang benar-benar gemas dengan sikapnya.

"Ngapain lo kesini woi, gue habis dari kamar mandi! segitunya banget lo nyariin gue!" Elang melangkah mendekati Aeera.

"Dih! ngapain aja lo dikamar mandi? lama banget? kayak perawan aja lo!" Ucap Aeera asal.

Elang menatap Aeera dengan kesal. "Berak, gue lagi berak tadi. Kenapa emang!"

Aeera mendelik, "Oh, pantes. Bau!"

"Bau mulut lo!" Elang melangkah keluar kamar.

"Woy, Lang!! mau kemana lo? kok gue ditinggal?!" Aeera berteriak.

terdengar sautan dari luar kamar. "YAUDAH SINI LO IKUT GUE!!"

Aeera manyun seperti biasa, dan berjalan keluar dengan menghentak-hentakkan kakinya mirip anak kecil sedang merajuk.

New Page✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang