Bab. 2 Tertidur

12 2 1
                                    

Kini Hani terduduk lesu, dengan kedua tangannya yang dilipat di atas meja sebagai penyangga kepala dengan duduk membungkuk ia tertidur dalam keadan seperti itu.

Walaupun keadaan kelas terkadang tidak beraturan, ada yang bernyanyi dengan memainkan musik yang keras, dan ada yang mengobrol dengan serumya. Dan inilah dunia sekolah yang mengasyikan bahia para siswa-siswi. Seketika suasana berubah.

"Pak Lukman, woi ada Pak Lukman." Ucap seorang siswa yang tiba-tiba masuk kelas.

"Hah, ini kan jamnya Ridwan."

"Ada sesuatu kayaknya nih."

"Jangan-jangan ada tugas tambahan. Atau mau cek tugas."

Seketika kelas langsung riuh siswa siswi bergegas ke tempatnya masing-masing dan membuka buku.

"Pagi semua?" Sapa pak Lukman ketika memasuki kelas.

"Pagi pak." Jawab seisi kelas.

"Apa kabar semuanya? Lagi sibuk sama tugas ya." Semua siswa siswi itu hanya terdiam dan ada beberapa yang menulis dengan sesekali memerhatikan kedepan.

"Mohon maaf jika bapak mengganggu waktu belajarnya karna sekarang kelas ini akan bertambah siswa baru." Siswa itu yang sedari tadi berdiri bersama pak Lukman hanya terdiam mendengarkan pak Lukman.

"Eum, silahkan perkenalkan dirimu nak," pak Lukman mempersilahkan siswa itu berbicara. Ia hanya memanggut pertanda mengiyakan ucapan pak Lukman.

"Perkenalkan Nama saya Faldhi Hadhina, kalian bisa panggil saya Hadi, saya berasal dari Yogyakarta semoga kita bisa berteman dengan baik ya." Seketika siswa-siswi di kelas banyak yang berbisik dan melempar pandangan pada siswa yang bernama Hadhi itu.

"Baik Hadhi silahkan duduk jika bosan berdiri. Eum, maaf. Maksudnya gak mungkin kamu terus-terusan berdiri silahkan duduk dimanapun kamu mau." Siswa-siswi di kelas itu terkekeh mendengar perkataan pak Lukman.

"Terimakasih pak, kalaupun saya bosan berdiri saya akan duduk. Tapi, pak, apakah bole saya mau request tempat duduk saya?" Hadi manaikan alisnya, sepertinya ada tempat yang memang ia incar. Tapi.

"Zey, bangun. Zey,!" Ucap Hani sambil menyenggol dengan sikunya.

"Eumm," Zeyna masih pada tempatnya.

"Zey ada anak baru yang mau request tempat duduk nih, edan gak sih. Masih baru udh kaya gitu. Berani banget. Zey! Hmm." Hani yang melihat Zeyna masih tertidur di atas meja sambil duduk dikursi itu hanya menggeleng.

"Kenapa memangnya Hadhi, apa kamu takut dengan mereka- ini? Tenang lapor ke saya kalau ada apa- disini. Ingat ya, tidak boleh ada pembulian di sekolah ini.!" Ucap pak Lukman tegas.

"Maaf pak, saya bermaksud untuk memindahkan perempuan yang tertidur itu duduk di depan dan saya duduk di tempat dia. Agar dia tidak sering- sering tertidur sekolah. Bukan karna apa-apa, agar dia bisa menghargai guru disini." Ucap siswa baru itu sambil melihat Zeyna, dan Hani hanua bisa melongo. Benar saja murid baru itu berani sekali memindai tempat duduknya bersama Hani.

"Pak. Saya gak mau, masa iya Zeyna pindah duduk, dan saya duduk sama cowok. Risihlah pak," protes Hani.
"Zey bangun. Lo dipindahin tau. Zey!" Ucap Hani sambil memukul pundak Zeyna.

"Boleh juga idenya. Apa kalian semua setuju?" Ucap pak Lukman meminta pendapat pada siswa-siswi dibkelas itu.

"Huuuuuuh!" Sorak semua siswa kepada Zeyna yang terbangun dari tidurnya, sambil mengusap wajahnya ia terheran kenapa teman-nya menyorakinya.

"Kenapa sih Han, aneh yang lain." Seketika satu kelas pecah denga tawa.

"Lo, bakal dipindahin sama."

"Zeyna, sekarang kamu duduk di tempat Daka, dan Daka saya harap kamu sebagai ketua kelas tidak keberatan duduk bersama Hadhi di tempat Zeyna dan Hani. Ridho saya harap kamu tidak kebratan untuk duduk bersama Rais di belakang, Alhamdulillah kini Rais bisa memiliki teman sebangku ya."

"Ta, tapi pak. Gak adil." Protes Zeyna.

"Siapa yang nggak adil Zeyna, kalo dari tadi bapak disini tapi kamu masih tertidur." Jawab pak Lukman dengan jelas.

"Pak yang salah Zeyna, ko Hani jadi kena sih pa?" Tanya Hani dengan polos.

"Sekarang bapak tanya apa kamu ingin duduk bersama Hadhi?"

"Cie, cie, Hani." Sorak seisi kelas menjadi gaduh, Hani hanya bisa menunduk dan menahan malunya. Ini semua karna Zeyna yang tidur dikelas.

***

Alhamdulillah sudah Bab 3 ya teman-teman. Walaupun belum ada pembacanya, aku berharap cerita ini suatu saat akan banyak yang membacanya, hingga pelajaran dan pengalaman yang baik bisa diambil dari pembaca dan penulis...
Terimakasih kepada pembaca yang mau baca sampai bab ini.
Terimakasih sekali untuk kalian yang akan memberi vote yang berharga itu

Aku lanjut tulisannya ya,
Semoga kalian suka, dan aku harus tetap semangat 😊

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang