revisi

57 5 4
                                    

Entah bodoh atau apa di dunia ini cuma lho yang gue mau

"Temennya udah pada pulang bang Ke?"karena tidak ada suara hiruk pikuk yang menderu.

"Baru aja"

"Adek keatas dulu ya Bang Ke" tak lupa sebelum ke kamar ia meletakkan sebagian jajannya dikulkas dan sebagian di kamar.

"Kok gue nyium bau amis ya, perasaan mama nggak lagi masak ikan." Batin Zahra

Di tempat lain, tak henti hentinya keringat mencucur deras dari pelipis, sudah masuk waktu malam tapi ia masih enggan berhenti.

Hingga satu panggilan telepon mengalihkan kegiatannya.

"Semua udah beres bro lho transfer aja uangnya"suara bariton menginstruksi.

"Lho harus pastiin nggak ada hal yang tersisa sedikitpun"gue mau semuanya perfect.

"Beres pokoknya Bos!!"

Tut...Tut...

"Gue juga masih bingung apa dengan cara gue begini lho bisa jadi milik gue. Padahal lho sendiri nggak ingat sama gue." Ia merenung dengan tatapan sendu.

Paginya////

"Mama sama abang kak nggak bangunin Zahra. Hari inikan hari pertama KBM"

"Tadi udah dibangunin sama abang tapi adek malah angkler tidurnya" Ujar sang mama kala melihat Zahra kalang kabut tak karuan.

"Abang ke anterin Zahra pleaseee,kalo nggak adek bisa telat banget "

"Buruan abang anterin, make sepatunya dalem mobil aja biar cepet"

Waktu sudah menunjukan pukul 7.10 dari kejauhan ia melihat bahwa gerbang sekolahnya sudah ditutup.

Sayang sekali tak ada cara lain selain memanjat pagar, batin Zahra.

Bang ke sudah tak nampak sedari ia menurunkan Zahra.

"Berhasil, giliran gue manjat ini pager"tas pink miliknya sudah lolos terlebih dahulu. Suara deep menusuk indra pendengaran Zahra.

*Zahra POV*

Pasokan nafas disekitar gue seakan akan habis, tenggorokan gue kering. Mulut gue jadi bisu. Disamping gue ada kak Gibran yang sama kaya gue, telat.

"Masih mau diem aja disitu"nada suaranya dingin tak sehangat kala itu.Untung aja disekitar situ ada bangku tua reyot,seenggaknya masih bisa gue pake.

Akhirnya gue dan kak Gibran berhasil. Meski bokong gue juga jadi korban.

"Kak makasih udah bantuin" bukannya dijawab malah kak Gibran nylonong aja ninggalin gue sendirian.

Gue masuk pas jam istirahat, Salim, Lia sama Kiki langsung mengintrogasi gue. Percakapan berlanjut dikantin.

*Author POV*

"Jadi gitu.., eh kita makan aja gue pesenin'' Karena tak mau sahabat sahabatnya menanya lebih lanjut.

"Yah gak asik lho Ra, gue pesenin seblak lvl.4 sama orange jus satu, kalian?"tertuju pada Kiki dan Lia.

"Samain aja"ucap keduannya bersamaan.

Zahra segera memesankan pesanan mereka. Ia memanggil Lia untuk membantu membawakan sebagian pesanan.

Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak tadi, terlihat 4 remaja putri sedang menunggu jemputan lebih tepatnya GRAB. Iya mereka adalah Zahra dkk rencananya akan hangout ke Mall untuk sekedar bermain di Timezone.

"Capek juga ya main begituan,gimana kalo kita cari makanan. Perut gue demo dari tadi minta diisi"Usul yang tak buruk juga.

Seketika mata elang Zahra menangkap sosok abang tercintanya.Dari kejauhaan, ia memanggil abang Keam seraya melambaikan tangan.

Mau tak mau sahabat sahabatnya harus menahan malu atas tingkah Zahra yang berteriak di mall yang kebetulan sekali dalam kondisi agak ramai.

"Kita gabung aja sama abang gue, buruan"ucapnya

"Bang Ke!!"sambil berlari lari kecil menghampiri abang dan kawan kawan abangnya tak lupa disusul oleh sahabat Zahra.

"Lho kok.....?"

"Kenapa muka lho kaya orang cengo gitu, buruan duduk"Bang Ke.















"



















Meile ZeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang