Prolog

43 13 3
                                    


Sebuah mobil sport bergerak lambat di jalanan yang sepi dan gelap. Beberapa menit sampai pengemudinya memutuskan untuk berhenti. Ia turun dan dengan santai menghampiri seorang wanita sexy yang sedang duduk di sebuah kursi panjang. Sepertinya sedang menunggu pelanggan. Tidak jauh darinya terdapat beberapa wanita dengan body yang tidak jauh berbeda dengan wanita ini. Walaupun begitu, lelaki itu hanya tertarik untuk menjadikan wanita di depannya sebagai mainan untuk malam ini.

"Berapa?" Lelaki itu membuka masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Tampak wanita itu tersenyum penuh arti,dan sesekali menggigit bibir bawahnya untuk menggoda lelaki yang berada di hadapannya saat ini.

"Sejuta satu jam." Wanita itu menatap wajah tampan di depannya dengan penuh nafsu. Mengingat dia akan menghabiskan malam penuh gairah bersamanya. Lelaki itu menyetujuinya. Mereka berjalan beriringan dan memasuki mobil sport yang terparkir di seberang jalan.

Beberapa wanita yang berada tidak jauh dari mereka berdecak sebal karena bukan mereka lah yang dipilih oleh pengeran tampan itu. Tetapi ketika mereka mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Percayalah,mereka akan sangat bersyukur karena bentuk tubuhnya tidak mengundang nafsu lelaki tadi untuk bermain dengannya malam ini. Walaupun kenyataannya merekalah yang akan menjadi mainan di malam selanjutnya.

"Siapa namamu?" Lelaki itu menyunggingkan senyum yang sudah berhasil menaklukkan banyak wanita sebelumnya.

"Cheryl." Ia masih saja menatap lelaki yang sedang mengemudi itu. Lelaki itu tersenyum dan sesekali melihat tubuh wanita disampingnya.

Mobil berjalan lambat. Sang pengemudi melihat ke kiri dan ke kanan seperti mencari sesuatu. Cukup lama sampai akhirnya senyumnya melebar ketika menemukan hal yang ia inginkan.

"Kau akan menikmatinya." Lelaki itu menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi dan dengan cahaya lampu yang mulai redup.

"Kenapa berhenti sayang?"

"Kau akan tau nanti,keluarlah."

Wanita itu hanya menuruti perintahnya. Beberapa detik menunggu akhirnya lelaki itu keluar dengan membawa seutas tali ditangannya.

"Untuk apa tali itu?" Ia menunjuk tali itu dengan ekor matanya.

"Hanya aku yang boleh berkuasa dalam permainan ini." Lembut tapi penuh penekanan.

Wanita itu membulatkan matanya lalu tertawa. "Kau akan mengajakku bermain disini? Di tempat ini? Cuih. Aku tidak akan bisa menikmatinya,dan aku ingin di hotel." Wanita bodoh,ia tidak tau permainan apa yang akan dilaluinya.

"Tidak usah banyak omong. Nikmati saja." Lelaki itu mengikat kedua tangan lalu menjatuhkannya di tanah.
Kemudian ia mengeluarkan pisau silet dari kantung celananya.

"Hey apa yang akan kau lakukan." Jantungnya berdegup kencang. Mencoba bangun tapi kalah kuat dengan tangan kekar lelaki itu. Dia sudah tidak berdaya karena tubuh itu sudah mendudukinya. "Jangan.. jangan bunuh aku. Kumohon.."

"Kenapa kau takut? Permainannya baru saja dimulai gadis manis." Ia menggesekkan silet di dada wanita itu,dan dengan cepat percikan darah segar mengenai tangan sang lelaki. Ia mengangkat tangannya dan mencium aroma darah itu.

"Aahh aroma darahmu sangat nikmat sayang." Ia kembali menggoreskan silet tersebut. Sebuah goresan yang cukup dalam menghiasi wajah wanita itu,yang kini hampir seluruhnya dipenuhi oleh darah. Ia merintih, berteriak, memohon, dan mencoba memanggil seseorang untuk menolongnya dari monster yang menyiksanya saat ini. Namun naas,tidak ada siapapun yang dapat mendengar rintihannya. Karena memang tempat itu sangat sangat sepi,tidak ada rumah disana,hanya dipenuhi oleh pepohonan. Ia akui bahwa lelaki itu sangat pandai memilih tempat untuk menyiksa korban-korbannya. Ia merutuki dirinya sendiri,mengapa ia mudah sekali tertipu dengan wajah tampan lelaki psikopat itu.

"Kau akan menjadi santapan lezat teman-temanku sayang." Ucapnya lembut dan masih saja menggoresi wajah wanita itu. "Kau mainan yang sangat mengasyikan,dan.. aku tidak akan membunuhmu dalam waktu yang singkat. Kita bermain lebih lama oke?" Tangannya membelai rambut wanita itu lalu menariknya kuat. Sebuah jeritan panjang lolos dari mulut wanita itu,dan sang monster menikmatinya dengan mata yang tertutup.

Wajah wanita itu kini sudah dipenuhi oleh sayatan-sayatan yang cukup dalam. Jeritan pun sudah terdengar melunak,lebih tepat disebut rengekan. Lelaki itu menciumi darah segar yang memenuhi wajah wanita malang di hadapannya. Sampai akhirnya nafas wanita itu berhenti.

"Hey."

"Kenapa cepat sekali."

"Aku belum puas denganmu sayang."

"Bahkan aku belum mengeluarkan semua isi perutmu."

"Dan aku belum mendengar jeritan merdu dari mulut mu."

"Kenapa kau begitu tega mengakhirinya ketika aku belum puas bermain denganmu."

"Agh! Menyebalkan!"

Ia menendang kepala yang sudah hancur itu. Menuju bagasi mobil lalu mengeluarkan sebuah plastik ukuran besar,dan membungkus mayat itu kemudian melemparnya untuk masuk ke bagasi dengan kasar. Dengan langkah santai diiringi siulan ia kembali menduduki jok kemudi. Dan kini mobilnya telah melaju untuk meninggalkan tempat itu.

Dia adalah Drax. Arsenio Drax. Seorang monster yang dibaluti wajah tampan bak pangeran di negeri dongeng.

~•~


Halo.. jangan sampe ga tinggalin jejak yah hehe.

*Authornya gayaan banget elah,yang atu belom kelar malah selingkuh sama cerita baru.

Owkwok🙈 yamaap kalo ada ide apa salahnya disalurkan daripada nanti keburu ilang yakann, iyakann,iyadongg,iya pokonya gausa protes (*maksa).

Btw thanks dah mampir:*

DRAXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang