1. Pertemuan pertama

24 7 2
                                    


~•~

Semua orang pasti pernah mengalami yang namanya jatuh cinta.
Psikopat sekalipun.

~•~


Drax berdiri bersandar di depan sebuah kandang  yang cukup besar. Kandang itu berada tepat di belakang rumahnya. Ia memperhatikan dua ekor temannya yang mendukung aksinya selama ini. Ia adalah dua ekor buaya muara. Drax diizinkan memelihara buaya langka itu karena sudah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BKSDA.

"Kalian lapar hm?"

Buaya itu tidak bergeming. Tentu saja,buaya tidak akan mengerti apa yang dikatakan manusia. Walaupun manusia yang satu ini setengah monster.

"Baiklah,akan ku bawakan daging segar untuk kalian." Ia berjalan menjauh,lalu menghilang.

...

Drax menghentikan mobilnya di depan sebuah supermarket. Tidak jauh di depannya seorang gadis tengah bersusah payah membawa dua kantong belanjaan berukuran besar.

Akhirnya aku mendapatkan mainan untuk malam ini. Senyum misterius terpampang di bibir Drax.

Drax turun dan menghampirinya. "Biar aku bantu." Senyum yang merekah di bibir Drax selalu saja berhasil membuat para korbannya terpana,termasuk gadis itu.

"Ah tidak usah,aku bisa sendiri." Tolaknya halus.

Drax menyambar dua kantong itu tanpa aba-aba, "Apa kau ingin ketika sampai di rumah jari-jarimu putus? Ini sangat berat." Gadis itu menggeleng cepat. "Naiklah, biar aku yang mengantarmu." Drax memang selalu memperlakukan mangsanya dengan lembut,sebelum akhirnya ia mencabik-cabik seluruh sisi tubuhnya.

...

"Siapa namamu?" Seperti biasa,Drax selalu menanyakan hal seperti itu untuk berbasa-basi. "Adara Rycca Aileen." Drax menoleh sepintas lalu kembali menatap jalanan,"Dimana sekolahmu?"

"Smart School." Drax membulatkan matanya ketika mendengar jawaban Dara. "Kau masih SMP?"

"Ya. Kelas tiga"

Wah. Mangsa termuda nih.

"Kau muda sekali,tapi sayang... Umurmu tidak panjang." Drax menatap Dara dengan senyum membunuh. "Ma..maksud mu?" Dara gemetar,seketika jantungnya berdetak begitu cepat. Drax menghentikan mobilnya di lorong yang sangat sepi. Dengan cepat ia menindih tubuh kecil Dara. Dara menutup matanya ketika Drax mengeluarkan sebuah pisau kecil dari kantong jaketnya. Drax menempelkan pisau itu di leher Dara,"Nikmatilah sayang." Ia menekan pisau itu pelan. Sebuah isakan berhasil menghentikan Drax untuk memotong leher gadis itu. "Hiks.. hiks.. ibu.." Drax menurunkan pisau yang sudah menciptakan goresan kecil di leher Dara. Untuk pertama kali ia terenyuh mendengar Isak tangis korbannya. "Hey,jangan menangis. Kau membuatku tidak fokus." Dara semakin menguatkan suaranya. Drax mendengus kesal,ia menarik tangan gadis itu untuk beranjak dari wajahnya. Ia menatap kedua bola mata yang masih dialiri kristal bening itu. Ah sial! dia imut sekali.

"Lepaskan! Tanganku sakit.. hiks." Drax mengendurkan genggaman tangannya. Dan untuk pertama kali ia merasa tidak yakin membunuh mangsa yang sudah tepat di depan matanya. "Aku ingin pulang..hiks." Dara masih saja terisak, tangan Drax terulur untuk membelai kepala Dara.

"Kau jahat! Kau ingin membunuhku Drax. Kau jahat! Hiks." Dara memukul dada Drax sekuat tenaganya. Drax tidak bergeming,ia hanya menatap wajah gadis itu dan masih membelai kepalanya lembut. "Lepaskan! Hiks. Aku membencimu Drax. Kau jahat! Hiks." Tangannya masih memukul dada Drax. Kali ini pukulannya lebih pelan. "Tidak Dara. Aku tidak akan membunuhmu." Air muka Drax berubah drastis. Ia sangat menyesali hal yang telah dilakukannya kepada Dara. Dengan cepat ia kembali menempati jok kemudi. "Baiklah,aku akan mengantarmu untuk pulang."

...

"Dara."

"Maafkan aku."

Drax benar-benar menyesal. Sudah puluhan kali ia meminta maaf kepada Dara. Seumur hidupnya ia tidak pernah meminta maaf kepada siapa pun. Dan Dara berhasil membuat Drax melakukan hal memalukan itu. Damn! Aku menyakitinya.

"Ya,tadinya memang aku ingin bermain denganmu. Tetapi tidak jadi,aku berubah fikiran."

"Dara.."

"Bermain? Seperti itu kau sebut bermain?!" Dara menyahut dengan ketus. "Kau...psikopat?" Yap. Tebakan Dara tepat sasaran. Drax menelan liurnya kasar,"iya. Lalu? Kau membenciku?" Dara bergidik ngeri.

"Dara,kau tidak boleh membenciku!" Dara tersentak kaget ketika Drax membentaknya. "Eh tidak,jangan takut. Maaf." Untuk kesekian kalinya Drax memohon maaf kepada Dara. "Aku ingin kau menjadi pacarku. Dan kau tidak boleh menolak. Itu saja."

Deg!

Dara bergidik ngeri. Bagaimana bisa ia terjebak oleh seorang psikopat seperti Drax. Dan moster itu memaksa Dara untuk menjadi pacarnya. Padahal mereka baru kenal beberapa menit yang lalu. Memang, Dara sudah menyukai Drax sejak mereka bertemu tadi. Tetapi ketika ia mengetahui bahwa Drax adalah psikopat, Dara cepat-cepat mengubur perasaan itu sedalam mungkin. Dara takut jika nanti dia akan menjadi salah satu dari korban yang dianggap Drax sebagai mainan.

"Ah Drax buka pintunya! Ibuku sedang menunggu." Dara mengalihkan pembicaraan agar dia secepatnya bisa pergi dari monster itu. Mereka sudah sampai beberapa menit yang lalu, tetapi Drax tetap mengunci pintu mobilnya. "Dara. Detik ini kau resmi menjadi pacarku!" Drax tidak sedang bermain-main. Ia benar-benar menyayangi Dara. Entah mengapa perasaan itu tiba-tiba tumbuh di hatinya. "Tapi Drax.." Ucapan Dara terhenti ketika Drax menempelkan jari telunjuknya di bibir Dara.

"Sudah. Sana masuk. Selamat malam Dara-ku." Dara tersenyum malu, bagaimana tidak. Drax mengelus pipinya dengan lembut. Ia cepat-cepat keluar dari mobil agar Drax tidak melihat pipinya yang memerah. Drax tersenyum gemas melihat tingkah Dara. Ia malajukan mobilnya setelah memastikan Dara benar-benar sudah berada di dalam rumah.

...

"Maaf teman. Aku tidak bisa membawakan kalian daging segar." Drax berlutut sembari menatap dua ekor buaya yang lapar itu. "Jangan salahkan aku. Gadis kecil itu menghipnotis ku,dia hebat sekali. Bahkan ia berhasil membuatku merindukannya saat ini. Padahal beberapa menit yang lalu aku bersamanya. Ah apa ini yang namanya cinta?" Drax terkekeh sendiri dengan kalimat terakhirnya. Fikirannya masih saja dipenuhi oleh gadis yang ia klaim sebagai pacarnya, dan itu membuat senyumnya merekah tanpa henti.

"Ah baiklah. Akan ku perintahkan Axel untuk membawakan kalian seratus ekor ayam."

~•~


Hola..
Thanks dah mampir:*
Next?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DRAXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang