Seokjin terkekeh kala melihat suami nya masih saja mengecupi wajah putra mereka bahkan setelah sampai di bandara.
"Sudah, sayang. Lihat pipi nya sudah merah"sela Seokjin.
"Sebentar-sebentar, nanti aku rindu. Sayang nya dada, ganteng nya dada, cinta nya dada"celoteh Namjoon masih sambil mengecupi pipi gembil anak nya yang hanya tertawa riang tanpa protes. Anak Namjoon sekali.
"Lalu aku apa?"tanya Seokjin kesal.Namjoon mendekat pada istri nya, memeluk tubuh ramping itu dengan tangan yang bebas lalu mengecup pelipis Seokjin lama.
"Kau itu dunia ku, dunia kami berdua"bisik Namjoon.
"Huuu, perayu ulung"olok Seokjin.
"Kookoo, coba lihat mommy"
"Sudah ah, sana. Nanti kau terlambat, Namjoon"omel Seokjin setelah mengambil alih tubuh kecil putra nya.
"Baiklah. Kalian baik-baik ya? Aku tidak lama, hanya 7 hari lalu ambil cuti 6 hari. Kata ayah itu bonus"
"Iya, jadi cepat pulang supaya kita bisa jalan-jalan bertiga lagi"ujar Seokjin.
"Iya, sayang. Nah, Kim Jungkook. Jaga mommy ya? Selama dada pergi, Kookoo jadi iron man untuk mommy, oke?"Si bocah hanya tertawa karna masih tak mengerti apa yang ayah nya itu katakan.
"Siap, dada!"seru Seokjin meniru suara anak kecil sembari mengangkat tangan Jungkook tinggi-tinggi.
Namjoon memeluk istri dan anak nya sekali lagi sebelum benar-benar beranjak.
"Aku berangkat ya, sayang. Hati-hati di rumah"ucap Namjoon lalu mengecup bibir Seokjin dengan cepat.
"Eungg. Hati-hati disana, semoga pekerjaan mu lancar"Untuk terakhir kali, Jungkook melambai riang pada sang ayah diiringi tawa khas nya.
"Sampai bertemu lagi, dada. Kookoo sayang dada~"seru Seokjin.
Hilang.
Suami nya sudah tak terlihat, meninggalkan diri nya dan si kecil di tengah keramaian bandara.
"Oh? Dada sudah pergi, sekarang Kookoo dan mommy pulang dulu ya? Besok kita kesini lagi kalau sudah 7 hari untuk menjemput dada"
Si bocah usia 18 bulan itu menatap ibu nya dengan mata bulat yang menggemaskan di tambah senyum lebar dan air liur di sudut bibir nya. Tidak ada yang lebih menggemaskan dari itu.
.
.
.
Tok tok tok!!!"Seokjin! Buka pintu nya, Jin. Seokjin! Kim Seokjin!!"
Ibu muda itu terburu membuka pintu kala mendengar gedoran keras dan suara panggilan yang berasal dari orang yang ia kenal baik itu.
"Hoseok, ada apa? Kenapa teriak-teriak?"tanya Seokjin heran.
"Tenangkan dirimu dulu, aku akan bicara tapi kau harus tenang dan berpikir positif. Ya?"
"Yang seharusnya tenang itu kau tau"omel Seokjin.
"Letakkan spatula mu. Dimana Kookoo?"tanya Hoseok.
"Tidur siang di kamar nya. Ada apa?"Seokjin meletakkan spatula nya lalu duduk di sebelah Hoseok yang terlihat pucat dan gugup.
"Jin"
"Sesuatu terjadi? Kau dan Taehyung? Apa? Katakan"desak Seokjin tak sabaran.
"Pesawat yang di naiki Namjoon hilang kontak, semua sedang berusaha mencari. Mereka hilang kontak setelah 30 menit mengudara"terang Hoseok dengan suara bergetar.Deg
"Bohong"gumam Seokjin.
Hoseok menyodorkan ponsel nya pada Seokjin yang menampilkan pesan dari Taehyung, kekasih Hoseok. Memberitahukan keadaan yang terjadi dan meminta Hoseok untuk menenangkan Seokjin.
"Seok, Namjoon berjanji untuk pulang bukan hilang seperti ini. Dia bilang akan cuti selama 6 hari lalu setuju saat aku minta jalan-jalan bertiga lagi"ujar Seokjin dengan suara lemah dan air mata yang sudah membasahi wajah nya.
"Tenang. Semoga tidak terjadi apa-apa, semoga mereka bisa kembali di hubungi, semoga semuanya baik-baik saja. Sekarang ku antar ke bandara untuk mengetahui perkembangan nya. Taehyung sudah menunggu disana, ayo"Bak orang kesetanan, Seokjin segera bergegas bersiap untuk pergi, tak lupa membawa serta putra nya yang masih terlelap dalam gendongan nya.
"Tolong cepat ya, Seok. Aku harus tau dimana Namjoon"pinta Seokjin di tengah isakan nya.
"Ayo, taksi sudah menunggu"Hoseok tidak mau mengambil resiko jika ia menyetir dalam keadaan kalut seperti ini. Jadi ia memilih memesan taksi lalu mengambil alih Jungkook yang masih terlelap, membiarkan Seokjin berdoa di sela tangis nya.
"Ku mohon baik-baik lah, Joon. Tuhan, selamatkan suami ku. Bawa dia kembali pada kami dengan keadaan sehat. Namjoon, kau harus pulang. Jungkook menunggu mu. Kau masih memiliki janji pada kami. Ku mohon"racau Seokjin dalam doa nya.
Semua terasa tidak nyata bagi Seokjin. Pagi tadi ia masih membuat sarapan untuk suami nya. Pagi tadi keluarga nya masih baik-baik saja. Pagi tadi ia masih bisa memeluk dan memberi kecupan selamat jalan untuk suami nya. Semuanya berubah sekarang. Suami nya tak tau keberadaan nya. Seokjin bingung. Penenang nya, penunjuk arah nya, sandaran nya hilang.
"Kita sudah sampai, Jin. Ayo"suara lembut Hoseok membuyarkan lamunan nya.
Langkah kaki Seokjin terasa berat kali ini, berbeda dengan pagi tadi yang terasa sangat ringan saat mengantar keberangkatan Namjoon.
"Sayang!"
Hoseok segera menghampiri kekasih nya yang memang sudah menunggu kedatangan mereka.
"Tae, bagaimana? Namjoon bagaimana? Sudah bisa di hubungi? Sudah ketemu? Suami ku baik-baik saja kan?"tanya Seokjin gusar.
Disana banyak sekali orang-orang yang menunggu kabar kerabat mereka yang juga menaiki pesawat yang sama. Seokjin panik. Dia khawatir dan ketakutan.
"My"
Suara lirih itu menyadarkan Seokjin, Jungkook nya bangun, masih dengan wajah yang bingung.
"Iya, sayang. Ini mommy. Kemari"
Di peluk nya tubuh kecil itu. Seokjin kembali menangis. Sekarang ia hanya punya Jungkook, sekarang hanya Jungkook yang bisa ia raih. Ia tidak suka ini. Ia mau Namjoon. Seokjin mau Namjoon nya.
"Tenang, kak. Kita masih mengusahakan semua nya. Berdoa. Semoga mereka cepat bisa di hubungi"ucap Taehyung sembari mengusap punggung Seokjin, mencoba menenangkan.
Hoseok terus merapalkan doa. Manik mata nya menatap sekitar, banyak sekali yang menangis menunggu kabar para kerabat nya.
Deg
"Ya Tuhan, tolong jangan"ucap Hoseok.
"Ada apa, Seok?"tanya Seokjin dan Taehyung.
"Tae, itu Jimin"Hoseok menunjuk pada gadis yang tengah duduk dengan wajah menunduk, bahu nya yang terlihat rapuh bergetar, tangan nya sesekali terangkat untuk mengusap air mata nya.
"Tunggu, biar ku cari informasi"Taehyung sedikit menjauh kala menelepon seorang teman nya lalu kembali mendekat dengan wajah pucat.
"Suami nya juga berada dalam pesawat yang sama dengan kak Namjoon"kata Taehyung lirih.
Seokjin terdiam, merasakan kesedihan hanya dengan melihat sosok mungil itu. Perlahan ia dekati perempuan yang tak terlihat paras nya itu lalu berjongkok di depan sang gadis.
"Hei"panggil Seokjin.
"Jimin"panggil Hoseok dan Taehyung.Kepala itu akhirnya terangkat, menampakkan wajah memerah yang basah. Kasihan sekali. Seokjin merasa mereka berdua tengah berbagi kesedihan yang sama. Dan rasa sedih itu semakin menjadi kala menyadari perut buncit yang tengah di usap perempuan di depan nya ini. Perempuan yang Seokjin tau bernama Jimin ini tengah mengandung.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Come back home, dad. Please?
FanfictionSeokjin merasa dunia nya runtuh saat mendapat kabar jika pesawat yang suami nya naiki hilang tak berkabar, semua terasa tidak adil bagi Seokjin. Tapi pemikiran itu berubah kala ia melihat seorang perempuan menangis dengan isakan lirih tak jauh dari...