PROLOG

5 1 0
                                    

Langit sore mendadak mendung, sepertinya hujan akan turun sebentar lagi. Angin berhembus cukup kencang, tapi gadis yang sedang berdiri di balkon kamarnya itu seolah tak merasakan hembusan angin sama sekali. Anak rambutnya tak lagi rapi seperti biasanya. Tubuhnya seolah mati rasa, pikirannya terombang-ambing seperti kapal yang bisa kapan saja tenggelam di tengah laut. Matanya menatap kosong pada bangunan-bangunan yang menjulang tinggi di hadapannya. Batinnya ikut cemas, memikirkan apa yang akan terjadi padanya sebentar lagi.

Tiba-tiba pendengaran gadis itu menajam. Tanpa melihat pun dia tahu itu suara langkah Nata, sahabatnya.

Gadis itu menghela napas, matanya terpejam selama beberapa detik sebelum akhirnya berkata lirih, "Nata...".

Langkah kaki itu berhenti tepat di belakang Anna. Nata berusaha mengatur emosinya sebelum akhirnya bersuara, "Alanna, please."

Suara tegas itu itu membuat Anna terkejut. Tubuhnya terasa semakin kaku. Pikirannya semakin kalut tatkala Nata menyentuh kedua bahunya. Dia pasrah saat sahabatnya itu berusaha memutar tubuhnya. Sekarang, kedua tubuh itu berhadapan, dengan netra yang saling menatap satu sama lain. Bisa Anna lihat dengan jelas netra segelap malam itu menatapnya tajam, sedangkan dirinya, hanya bisa membalas tatapan Nata dengan tatapan sendunya. 

Dia hanya, terlalu takut berhadapan dengan Nata.

Nata sangat geram, perasaannya sangat kacau, merasa dikhianati, merasa tak dipedulikan, merasa marah, kecewa, semua perasaan seolah menjadi satu, membuat pikirannya semakin kalut. Dia menghela napas lirih, "Alanna lo-."

Ucapan Nata terpotong begitu saja. Anna memeluknya saat erat. Membuatnya tak kuasa meluapkan emosi pada gadis itu.

Anna terisak lirih, "Nata, ma-maafin Anna. Itu bu-bukan keinginan Anna. Nata jangan ma-marah ya, Anna takut Nata," ujar gadis itu sambil terisak. Membuat perasaan Nata semakin campur aduk, dia tidak tega untuk marah pada Anna.

Tangan Nata bergerak, membalas pelukan Anna, "seandainya lo tau Anna, seandainya lo tau....".

Seandainya lo tau gimana perasaan gue.





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Note : 

Hanya penulis pemula. Masih membutuhkan banyak kritik dan saran. Terima kasih udah mau mampir buat baca cerita ini. Salam hangat, Afifah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SLUMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang