BAB 3

25 7 4
                                    

Mungkin kita adalah takdir yang akan disatukan oleh waktu.

"para peserta ospek, hari ini adalah hari terakhir ospek kalian, maka saya harap kalian bisa menjalankan tugas terakhir ospek ini" perintah senior tampan yang berdiri di atas panggung.

"kalian sudah dengarkan perintah dari ketua osis kita, jalankan perintahnya dengan baik. Jangan bikin ribut. Urutan penampilan pensi berdasarkan undian yang sudah kita siapkan" lanjut seorang senior dengan lagak yang angkuh.

"Ezra lo aja gih yang ngambil nomor undiannya gue magernih mo ngambil" pinta Vano.

"jangan lupa ya ambil nomor tengah- tengah jangan yang pertama dan jangan yang terakhir" timpal Clarissa.

"ya mana gue tau itu nomor berapa aja, orang kertas nya dilipet-lipet kayak lipatan di perut Vano" Ezra Terkekeh geli.

"yee berani lo ngejek gue. Lain kali gue tonjok perut dadu monopoli lo. Sana cepetan ambil ntar keburu yang lain" sahut Vano.

***

Terlihat raut muka masam yang bertengger di wajah Vano dan Clarissa. Tak mengapa, itu karena mereka mendapat urutan nomor 3. Kecuali gadis cantik yang sedari tadi diperhatikan oleh dua lelaki bernama Kenan dan Ezra.

"Natasya maapin gue yaa tadi kayaknya gue salah ngambil nomor" sesal Ezra.

"bukan Kayaknya, tapi emang lo salah ngambil nomor" keluh Vano.

"udah gapapa lagian semakin kita cepat tampil, semakin cepat kita lega" jawab Natasya.

Terdengar panggilan untuk undian nomor 3. Natasya, Clarissa, Vano, dan Ezra segera menuju ke atas panggung.  Keringat dingin mengucur deras membasahi sekujur tubuh Natasya. Dalam hidupnya bertemu dan bertatap dengan banyak orang adalah hal yang paling ia benci. Tetapi untungnya ia bisa mengatasi hal ini dan dapat menampilkan suaranya yang membuat para senior serta peserta ospek lainnnya menganga dan menepukkan kedua tangan mereka secara bersamaan.

"eh Bro liat tuh junior yang lagi nyanyi di panggung. Itu bukannya cewek yang kemarin buat lo jadi gila ya?" seru Matteo.

"maksud lo paan? Orang gue sehat bugar gini" sontak Kenan.

"yaelah gue ceritain deh biar lo inget. Jadi kemarin tuh ceritanya gue lagi nyariin ketua osis SMA ini karena ada rapat buat nyiapin panggung pensi, nah pas gue lagi serius dan pusing pala barbie nyariin tuh ketos, gue liat ada cowok yang senyam-senyum sendiri sambil merhatiin juniornya" jelas Matteo.

"udahhh ga usah lo ceritain! Gue tu cuma ngerasa kalo dia bisa narik hati gue, karena selama gue liat dia entah kenapa hati gue berasa kayak orang lagi nge dance" ujar Kenan. 'apa bener gue jadi gila?' batin Kenan.

***

Jangan lupa Vote n Komen nya kasih saran buat author yaaa

Salam hangat dari author ♥





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang