Part 01 drugBlue

8 3 0
                                    

Calgary, Kanada.

Crekk.. srtt.. srtt..

Tubuh mungil itu menggeliat ketika gorden kamarnya dibuka. Mentari pagi menyorot wajah manisnya yang membuat gadis kecil itu tersenyum seakan membalas sapaan sang mentari.

"Selamat pagi sayang,"

Dengan setengah mata yang masih tertutup, ia menyibak selimutnya lalu memijakkan kaki di lantai untuk mengenakan sandal kelinci yang ia miliki.

"Selamat pagi mommy," balasnya.

"Cepat mandi, lalu bergegaslah ke meja makan," Ucap ibunya.

Tangan mungilnya memeluk erat pinggang sang ibu dan bertanya, "Apakah Aro sudah datang, mommy?"

"Belum sayang. Mungkin sebentar lagi dia sampai. Cepat mandi sana! Jika Aro tau kau belum mandi, dia akan meledekmu nanti," cibik ibunya.

Tanpa aba-aba, gadis cantik itu berlari menuju kamar mandi dan menyalakan shower nya. Dengan cepat iya mencuci rambutnya, membersihkan badannya, dan menyikat giginya. Tak lama setelah itu, dia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama mandi dan handuk yang membungkus kepalanya. Kakinya berlari kecil menuju almari pakaiannya lalu mengambil setelan yang sudah dia siapkan tadi malam untuk dipakainya.

"Mommy! Mommy!" Teriak gadis itu dengan suara khas nya.

"Iya sayang, ada apa? Kenapa kau berteriak seperti itu?" Tanya ibunya.

Dia menjulurkan sisir dan ikat rambut, "Tolong ikatkan rambutku, Mommy,"

"Kau ini mengagetkan mommy saja, huh!" Balas ibunya dengan mencubit hidung mungil itu.

Gadis kecil itu duduk di depan cermin membiarkan sang ibu mengikat rambutnya. Senyum sumringah tak pernah lepas dari sudut bibir mungil itu. Sepertinya hari ini dia bahagia sekali.

"Sudah siap," Kata sang ibu sembari tersenyum.

Gadis kecil berbaju hitam elegan dengan rambut terkepang kanan dan kiri itu menatap cermin sembari tersenyum membalas senyuman ibunya. Setelah itu, sang ibu mengajak anaknya tersebut pergi meninggalkan kamar lalu menuju meja makan.

Di atas meja makan, terhidang berbagai makanan yang bergizi dan lezat pastinya. Ayah gadis ini adalah seorang CEO. Maka, tak heran jika dia tinggal di mansion megah dan meja makan penuh dengan makanan yang lezat dan mahal. Kursi makan paling ujung merupakan kursi untuk sang ayah sebagai pemimpin dirumah. Ketika dia ingin menuju ke kursinya, kepala mungil seorang anak laki-laki kecil muncul dari bawah. Gadis itu menghampiri anak laki-laki itu dan menyuruhnya pindah ke kursi lain.

"Ini tempatku! Pergi lah." Ucap gadis itu dengan nada tinggi khas anak-anak.

"Hei! Aku yang mendudukinya duluan," Jawab bocah lelaki itu.

"Hei, sudah-sudah jangan bertengkar. Ruby, kau bisa duduk di tempat ibu," Lerai ibunya.

"Tidak ibu. Itu adalah tempat dudukmu. Anak nakal ini yang merebut tempat dudukku!" Bantah sang gadis.

"Ruby sayang, duduklah di samping Aro. Kalau kalian bertengkar terus, kita batalkan saja jalan-jalannya. Ayah tidak main-main," Tegas ayahnya

Gadis itu mengalah dan duduk disamping bocah lelaki tersebut. Mereka pun mulai berdoa dan memakan sarapannya. Di sela-sela gadis mungil itu meminum susu, bocah lelaki disampingnya mengeluarkan sesuatu dibalik badannya. Sekotak cokelat berbentuk hati dan beberapa tangkai bunga red rose diberikan kepada gadis itu.

"Ini untukmu," Ucapnya sembari tersenyum.

"Hum??" Ibunya sedikit terkejut dan seketika melirik suaminya.

drugBlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang