Dia Lagi

11 0 0
                                    

Happy reading
.
Perasaan yang datang kadang membuat bingung Dan aneh, tapi apakah ini?
.

Waktunya istirahat tiba, Kali ini Ira memaksaku untuk menemaninya ke Kantin. Aku Sangat jarang pergi ke kantin namun Kali ini aku harus mengantar ira. Aku jarang ke Kantin Karna Makanan disana lumayan Mahal sedangkan aku Harus sehemat mungkin menggunakan uang yang ada.

Kantin
" Ifah mau pesan apa?" Tanya ira.
" Teh aja" Jawab ku.
" itu aja? Yakin?." Tanyanya lagi.
"iya Raa." jawabku lagi.
"okee, tunggu ya. " ira.

setelah beberapa menit ira datang dengan pesanannya.
" Ini fah. " Seru ira sambil memberi segelas teh.
" Iyaa makasih raa:)". Kataku
" Ira, kenapa Kamu Ajak aku kesini? " Tanya ku
" Ga kenapa Napa, Abisnya Kamu Dikelas mulu." Jawab ira dengan santainya.
" Kirain Ada hal penting" jelas ku
"hehehe." ira

Selagi menunggu Ira Makan, aku melihat lihat sekeliling Dan mataku menangkap sosok lelaki itu lagi bersama temannya. Ntah lah, Ada daya tarik tersendiri saat aku melihatnya. Apakah ini? Aneh sekali.
Sesosok lelaki tampan yang dengan tidak sengaja menarik rasa penasaranku.

---------------------------------------
Author
Melihat Ifah melamun, ira melihat Arah lamunannya itu. Ternyata ira melihat sosok yang Sama. Ira Ga yakin ifah melihatnya, cewek yang tidak peduli Kepada lawan Jenis.

" fah, lihatin apa sih?" kejut ira
" eh, Ga Ada kok hehe." Jawab ifah

Ira pun percaya Karna pada dasarnya ira Tau ifah orang yang tak peduli dengan sesuatu yang seperti itu.

Ketika Jam perkuliahan selesai, Ifah pergi bekerja, melawan rasa Lelah yang datang.
Namun dengan seperti ini ifah merasa sangat bersyukur karena Allah swt memberinya kesehatan sehingga dapat berjuang menjalani hidupnya. Dengan tekad yang Ia miliki membuat dia tak pantang menyerah. Doa dan usaha serta dengan sabar juga senyuman ifah jalani hal yang membuatnya selalu yakin akan ketetapan Allah yang ditetapkan untuk nya. Ifah fikir ya mungkin memang bahagia menjadi seorang anak yang berasal dari keluarga yang berada, kebutuhan Dan keinginan mereka yang selalu terpenuhi namun membuat mereka menjadi bergantung pada orang tua mereka Dan tidak merasakan perjuangan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tanpa adanya kesadaran terhadap orang sekitarnya yang bahkan untuk makan saja susah mencarinya.

-----------------------------------
Ifah Pov

Aku menjalankan pekerjaanku Hari ini. Semua berjalan seperti biasa Hingga Dia orang datang menyamperi aku.

"Assalamualaikum nak Ifah." salam bu syilla.
" Waalaikumussalam bu syilla." Jawab ku.
" Oiya nak ini Suami saya. " Bu syilla
" iya nak Ifah, saya Hendra. Kemarin istri saya menceritakan tentang kejujuran kamu" Kata pak hendra.
"iya pak Hendra, Biasa saja kok pak. Kan sudah tugas kita tolong menolong, Dan jika dompet itu hilang pasti bu syilla kerepotan Karna pasti ada kartu kartu berharga."jawabku.
"kamu anak yang baik." Kata pak hendra.
" oiya kami mau membeli kue." Kata bu syilla.
" silahkan bu, di pilih." Kata ku

setelah beberapa menit
" Terima kasih bu pak, silahkan datang kembali." jelas ku.
" Sama sama, ibu boleh Minta nomor kamu?" Tanya bu syilla sambil meyodorkan HP ke ifah.
" mmm... iya boleh bu." Jawab ku sambil mengambil HP itu Dan mengetik nomorku.
"ini bu sudah" lanjut ku.
" makasih nak, Kami pergi dulu, Assalamualaikum." Kata bu syilla.
" iya bu Waalaikumussalam." Jawab ku

Aku sedikit merasa aneh Dengan sikap bu syilla, seperti merespon lebih kepada Ku. Tapi ya sudah lah mungkin memang perasaan Ku saja. Lagian bu syilla orang nya baik jadi aku ga boleh curiga kayak gini.

Aku pun melanjutkan pekerjaan Ku.

-------------------------------------
Maaf jika banyak kesalahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengorbanan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang