Dirga memiliki rencana untuk pulang ke Jogja karena ia sangat rindu sekali dengan Ibu, hal itu jelas membuat Athar mengurungkan niatnya untuk meminta Dirga membantunya memberi penjelasan mengenai tugas yang diberikan oleh Pak Adi, dosen sosiologi Athar yang terkenal sangat arogan. Dirga yang melihat Athar yang semula mengoceh mulai bergeming jelas membuatnya sedikit khawatir.
"Ada apa, Tar?" tanya Dirga memastikan keadaan Athar.
"Gapapa, Mas" jawab Athar seadanya sekali.
"Kamu kira Mas kenal sama kamu baru sehari dua hari, ada apa?" cecar Dirga sembari mengemas oleh oleh yang sudah ia beli untuk Ibu. Athar memandangi Dirga dengan penuh harapan, "Begini, Mas. Anu. . aduh sebenarnya gapapa sih, Mas. Tapi, anu. ." ucap Athar terbata-bata.
"Anu anu anu apa? Kamu jangan ambigu begitu, ada apa?" tanya Dirga tegas mengalihkan pandangannya kearah Athar dengan wajah yang sudah terlihat gelisah.
"Athar ada tugas dari Pak Adi, Mas"
"Lalu?"
"Athar belum sepenuhnya paham materi dari tugas Pak Adi, Mas. Tadinya Athar mau minta tolong sama Mas Dirga untuk bantu Athar. Tapi, ternyata Mas mau pulang ke Jogja. Maaf ya, Mas. Maaf Athar engga tau kalau Mas Dirga mau pulang hari ini" jelas Athar kepada Dirga.
Dirga mengerutkan dahi melihat Athar yang kini menatapnya penuh harap dengan ketakutan terhadapnya menjadi satu waktu sangat jelas mengundang gelak tawa bagi Dirga, "Kamu kenal Mas berapa lama sih? Hampir 5 Tahun loh, Tar. Kenapa sungkan sungkan begini?" ujar Dirga sembari menertawakan Athar yang kini hanya memamerkan deretan gigi rapihnya kepada Dirga.
"Ngerepotin, Mas"
"Ngerepotin apanya? Nanti Mas bantu, mau kapan ngerjainnya?" tanya Dirga membuat Athar dengan cepat menjawab, "Rencana nanti malam, Mas"
Dirga menganggukan kepalanya mendengar jawaban Athar dengan melihat jam di dinding, "Nanti malam mau jam berapa, Tar?" pertanyaan yang baru saja Dirga lontarkan kepada Athar membuat Athar semakin tidak enak, "Mas yakin mau bantu? Katanya Mas mau pulang ke Jogja, kalau beneran engga bisa gapapa, Mas" tanya Athar lagi dan lagi memastikan apakah Dirga benar benar tidak keberatan untuk membantunya mengerjakan tugas.
"Bisa, nanti Mas pulang ke Jogja agak malam, lagian ini masih sore. Memang mau ngerjain dimana dan jam berapa?" tanya Dirga pada Athar.
Kini Athar menatap Dirga dengan penuh rasa terima kasih, "Jam 7 ya, Mas. Rencana sih mau di Burjo kalau Mas Dirga engga keberatan"
"Iya, Athar"
"Mas, yakin mau pulang sekarang? Athar dengar katanya di daerah Banyumanik masih hujan deras sekali juga macet panjang." jelas Athar dengan kekhawatiran.
"Yakin, lagian Mas sudah lama sekali engga nengokin Ibu. Mas kangen masakan Ibu, kalau Mas pulang ke Semarang nanti Mas bawain, ya! Kalau kata anak zaman sekarang apa ya namanya? Homesick?" jawab Dirga pada Athar membuatnya terkekeh geli.
"Iya benar, Mas. Namanya homesick"
Athar adalah adik tingkat dan adik dari Arghi teman karib Dirga sejak sekolah menengah pertama, Athar yang menjadi teman satu kostnya kini merangkap menjadi adik untuk Dirga. Arghi menitipkan Athar pada Dirga sejak ia harus pergi mengemban ilmu ke Ibu Kota, sekitar 4 tahun yang lalu. Dahulu Arghi seringkali membawa Dirga pulang untuk mengobati rasa rindu pada Ibunya. Orangtua Athar dan Arghi berpisah membuat Ibu dan Ayahnya tinggal di dua tempat yang berbeda. Ayah mereka mengadu nasib di Yogyakarta sedang Ibunya menetap di Salatiga.
Matahari terbenam memberi gulita pada langit dengan gerimis menghiasi perjalanan Athar dan Dirga untuk sampai pada tempat yang Athar maksudkan padanya. "Disini?" tanya Dirga pada Athar yang hanya mendapati anggukan kepala karena Athar sibuk dengan ponselnya. Selagi Dirga memarkirkan motor, Athar mencari eksistensi Ryan teman sekelasnya yang sudah dahulu tiba disana. "Disini, Tar" teriak Ryan dari dalam membuat Dirga dan Athar serempak menolehkan pandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelita Untuk Dirga
Roman d'amourRasa kopi susu dan coklat panas memangnya bisa disamakan dengan indahnya memadu cinta?