" heh, gue aduin ke emak lu ye kalo lu cuma maen hp doang. "
Violetta keluar dari aplikasi game yang ada di ponselnya itu. Ia melempar asal hp nya dan mulai mendekat kearah aca. " sini-sini, mana yang harus gue kerjain? " tanya violetta sambil merampas laptop yang tadinya ada di atas pangkuan aca.
" lu salin semua datanya, terus lu print sono ke depan gang make duit lu. "
" enak bener ginjal lu kalo ngomong. Ntar gue beli eskrim pake apa kalo duitnya habis buat print tugas? "
" ya itu karna lu ngga ada bantu sama sekali. Print segitu doang gabakal bikin lu langsung jatuh miskin. " violetta hanya memajukan bibir bawahnya kesal mendengar ucapan aca. Memang tidak ada yang salah sebenarnya dengan ucapan aca, tapii
" yaudah si ca pete-pete aja. Kasian si letta ntar ngga ada ongkos buat balik. " sahut riko sambil mengemasi alat tulis yang berserakan di atas meja. Violetta yang mendengar itu langsung berbinar menatap kearah riko.
" ngga ko udah sering digituin dianya, ngelunjak ntar kalo dibiarin. Salah sendiri dari tadi maen hp terus bukannya bantu ngerjain tugas. Ini tuh tugas kelompok, kalo cuma numpang nama mending cari kelompok yang bisa nerima enaknya dia doang. Lagian print juga ga se- " ucapan aca terhenti karena violetta memotongnya.
" udah ah bawel, iya-iya ini make duit gue. " violetta mencabut flashdisk yang tadinya menempel di laptop setelah menyalin semua data yang akan ia print.
Violetta bangkit dari duduknya dan berjalan keluar seperti pasukan paskibra yang menghentak-hentakkan kakinya. Ia mengomel sendiri begitu keluar dari rumah dandi.
Saat sudah ada di depan gang ia baru teringat bahwa hpnya tertinggal. Ia melihat tempat fotokopi yang disebrang jalan itu sangat ramai dan ia pasti akan kebosanan untuk menunggu tugasnya selesai di print.
Ia membalikkan badannya berniat menjemput hpnya dulu baru pergi ke tempat fotokopi tersebut. Tapi ia terdiam sejenak, tidak mungkinkan dia harus kembali ke rumah dandi dengan berjalan kaki lagi sedangkan rumah dandi tepat berada diujung gang.
Sialan.
Satu kata untuk mewakili kekesalan violetta sekarang. Ia pun memutuskan untuk menyebrang saat jalan sudah agak sepi dengan pengendara yang berlalu-lalang. Ia sudah pasrah bahwa ia akan mati kebosanan menunggu tugasnya yang mendapat giliran untuk di print.
Ia berjalan menuju kursi kayu panjang yang tepat berada di samping warung fotokopi tersebut. Saat mendudukkan pantatnya di ujung kursi, pas sekali orang yang tadi duduknya di tengah mendapat giliran untuk dilayani. Violetta terjatuh dari duduknya karena kursi yang ia tempati tidak seimbang.
" aduh! "
Orang yang tadinya duduk di tengah itupun menolehkan kepala ke samping saat suara ringisan terdengar. Violetta bangkit berdiri dengan muka konyol yang menahan malu karena banyak pasang mata melihatnya. Ingin rasanya ia meminjam jurus menghilang dari cute girl walau hanya sebentar.
" ehh.. anu.. itu.. kursinya ngajakin maen jungkat-jungkit hehe. " ucap violetta membuat orang yang mendengarnya langsung menahan diri untuk tidak tertawa sedangkan violetta mulai merutuki dirinya sendiri sambil menunduk.
" lo,, gapapa kan? "
Violetta mendongak dan melihat siapa yang berani mengajaknya bicara. Ternyata orang itu adalah orang yang duduk di tengah tadi. Violetta langsung melotot kecil sambil berbisik kearahnya.
" lu kalo punya dendam sama gue ngga gini cara nya. Bikin malu aja lu monyet. "
" lo violetta kan? " violetta menaikkan sebelah alisnya bingung. Dari mana orang itu tau bahwa namanya violetta? Ia memicingkan matanya menatap orang itu penuh kecurigaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whatever It Is
Teen FictionVioletta queenby elvina, atau yang lebih akrabnya dipanggil letta adalah seorang girl's gamers di kelas XII IPA 5. Ia bahkan hampir hapal dan bisa memainkan semua game yang ada di playstore. Bahkan violetta sempat masuk trending topic di sekolahny...