Tidak Jelas!

124 10 2
                                    



"jinaniiiiiiiiieee" panggil seorang pemuda yang baru masuk kedalam rumah yang dibilang sederhana.

"hmmm" balas sipemuda mungil yang sedang duduk menonton drama kesukaannya yang sedang tayang sore ini. Sipemuda pemanggil tadi langsung memeluk pemuda mungil yang tadi ia panggil jinanie atau nama lengkapnya adalah kim jinhwan.

"ada apa hanbin?" tanya jinhwan.

"tidak...aku hanya ingin memelukmu" jawab hanbin, pemuda yang tadi memanggil jinhwan. Silelaki mungil hanya bisa menghela nafas sebelum hanbin menciumi lehernya. Ia mulai terganggu karena tidak bisa fokus melihat drama yang sedang ia tonton.

"hanbin, lepas" kata jinhwan sambil melepas pelukan hanbin pada lehernya.

"kenapa?" tanya hanbin yang tidak sedikitpun mengendurkan pelukannya dari leher jinhwan.

"kau ini kenapa, sih?" tanya jinhwan mulai kesal"

"tida...tidak apa-apa"

"tidak jelas" sewot jinhwan sambil berdiri dari duduknya membuat pelukan hanbin terlepas paksa. Hanbin menatap jinhwan yang kembali dudu disofa single. Hanbin berniat melangkah mendekati jinhwan, sebelum "jangan mebdekat atau aku akan menendangmu!" ancam jinhwan yang membuat hanbin cemberut dan menghela nafas pasrah dengan istrinya yang super duper galak itu. Ya, hanbin dan jinhwan adalah sepasang suami istri sejak setahun yang lalu. Mereka tidak seperti pasangan-pasangan gay lainnya yang tampak mesra dan terlihat tak pernah bertengkar sebaliknya kim hanbin dan kim jinhwan yang selalu tampak tak harmonis karena sering bertengkar. Tak hanya di rumah saja melainkan juga diluar rumah. Hal itu karena disebabkan oleh jinhwan yang selalu naik darah ketika hanbin bertingkah konyol atau apapun itu.

Setelah diancam jinhwan tadi, hanbin berjalan lesu dengan wajah tertekuk menuju kamar mereka. Ia berniat untuk mandi dan membiarkan jinhwan bercinta(?) dengan drama yang sedang ditayangkan ditv.

Tak lama setelah kepergian hanbin, acara drama yang jinhwan tonton sudah berakhir. Lelaki mungil itupun langsung mematikan tv-nya dan mulai beranjak dari sofa menuju dapur. Ia berniat membuat hidangan makan malam untuknya dan juga hanbin.

18.01 KST.

Hanbin sudah selesai mandi dan sudah memakai t-shirt putih dengan celana pendeo selutut. Ia keluar dari dalam kamar setelah merasa dirinya sudah perfect, ia berjalan keluar dari kamarnya dengan jinhwan. Baru saja keluar, hidung hanbin mencium bau sedap yang berasal dari arah dapur. Dengan santai, hanbin berjalan kearah dapur dan melihat tubuh mungil istrinya yang terbungkus celemek kuning kesukaannya. Hanbin tersenyum dan melangkah kearah dapur.

"jangan mendekat atau kau akan aku pukul dengan sparula ini" kata jinhwan tanpa menoleh kearah suaminya. Sebenarnya lelaki mungil itu sudah tahu jika suaminya sedang menatapnya. Hanya saja ia pura-pura tidak tahu tentang keberadaan lelaki berhidung mancung itu. Hanbin yang diperingatkan sebelum melakukan apa-apa itupun menekuk wajahnya. Ia duduk dimeja makan dan menuangkan air putih kedalam gelas untuk ia minum. Setelah itu, ia hanya mampu memandang jinhwan dalam diam tanpa berbicara sedikitpun.

Tak lama masakan jinhwan-pun jadi dan ia meletakkan semuanya diatas meja makan dan duduk didepan hanbin yang masih menatapnya. Ia mengangkat sebelah alisnya.

"kau kenapa?" tanya jinhwan.

"tidak...aku tidak apa-apa" jawab hanbin.

"ya sudah ayo makan...sudah waktunya makan malam"

"hmmm"

Hanbin mulai mengambil nasi dan lauk pauk untuk ia makan. Mereka makan dengan tenang, tapi tidak dengan hanbin yang selalu menatap jinhwan dilain kesempatan. Ia memperhatikan istrinya yang makin kesini makin menggemaskan dan cantik. Jinhwan yang merasa dipandangi itupun menatap hanbin balik. Ia kembali menghela nafas yang entah sudah berapa kali ia lakukan hari ini.

"sebenarnya ada apa denganmu?" tanya jinhwan untuk yang kesekian kalinya pada hanbin.

"ti-"

"stop bilang tidak kim hanbin, kau sudah bilang begitu dua kali...sebenarnya kenapa kau?" porong jinhwan sambil meletakkan sumpitnya dimeja sebelah mangkuk nasinya. Ia sudah selesai makan ngomong-ngomong.

"hehehe-"

"jangan berbelit-belit, kim..."

"hah" hanbin menghela nafas dan meletakkan sumpitnya diatas meja "....sebenarnya aku hanya eemmmm hanya-"

"hanya apa? Aku sudah bilang jangan berbelit-belit" sungut jinhwan.

"akuhanyamerindukanmu" kata hanbin dengan satu tarikan nafas.

"heeee hanya itu?" tanya jinhwan heran.

"i iya" cicit hanbin.

"dasar lelaki tidak jelas....kita ini sudah menikah dan tinggal satu rumah bahkan tidur satu ranjang dan kenapa kau masih merindukanku dasar kau bodoh" jinhwan menggerutu sambil membereskan peralatan makan mereka berdua.

"tapi, aku benar-benar merindukanmu"

"kau bodoh....apa yang kau rindukan dariku? Pukulanku? Tendanganku? Atau apa?"

"desahanmu"

Jinhwan langsung berhenti dipintu dapur dan menoleh kepada hanbin yang masih duduk dikursinya.

"pergilah kekamar dan aku tidak mau mendengar ocehan tak jelasmu!" jinhwan melanjutkan membereskan peralatan makan mereka.

"tapi, aku serius sayang"

"jangan mendekat!" peringat jinhwan ketika mendengar decitan kursi yang didorong.

"ayolah aku srius"

Jinhwan mengabaikan hanbin dan mencuci peralatan diwastafel.

Hanbin yang memang keras kepala dan kadang bodoh itupun mendekati jinhwan dan memeluk lelaki mungil itu dari belakang.

Pyar.

Jinhwan yang kaget membuat gelas yanf ia bilas jatuh kelantai.

"DASAR HANBIN BODOH! sudah kubilang kan jangan mendekat...sekarang diam ditempat dan jangan bergerak" marah jinhwan sambil melepaskan pelukan hanbin. Lelaki mungil itu berjongkok dan mulai membersihkan pecahan gelas yang berceceran dilantai. Lima menit berlalu dan hanbin hanya bisa diam ditempatnya tadi sampai jinhwan selesai membereskan pecahan gelas tersebut. Ia tidak tahu akan mengakibatkan masalah seperti tadi dan sekarang ia menyesal tidak mematuhi omongan jinhwan.

"sudah....apa kau terluka?" tanya jinhwan sambil meneliti tubuh hanbin dan mencari luka di tubuh atau kaki lelaki itu. Hanbin hanya diam saja.

"hey hanbin apa kau mendengarku?" tanya jinhwan yang merasa hanbin tak merespon pertanyaannya.

Puk.

Hanbin tiba-tiba memeluk tubuh mungil jinhwan dan membuat lelaki mungil itu merasa heran dengan suaminya.

"maafkan aku, harusnya aku mendengarkanmu harusnya aku tak mendekatimu dan diam dimeja makan dan harusnya aku-"

"kau memang lelaki tak jelas" gumam jinhwan yang mampu menghentikan ocehan hanbin. Mendengar hal itu, hanbin melepas pelukannya dari jinhwan.

"hehehe maaf aku memang tidak jelas hari ini"

"mengakuinya kau"

Mereka kemudian tertawa bersama dan hanbin kembali memeluk tubuh mungil jinhwan dengan sangat erat.

"hanbin aku harus mencuci" kata jinhwan sedikit sulit karena pelukan erat hanbin.

"ok...aku akan membantumu"

"baiklah"

Keduanya membali kepada barang cucian jinhwan yang masih ada diwastafel.

Meskipun terkadang keduanya tampak bertengkar dan acuh satu sama lain, tapi didalam hati mereka tersimpan cinta yang mendalam yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.



End

Ini masih awal jadi Re cuma bisa ngasih segini dulu :)

jangan lupa vote dan komen ya :)

BJin StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang