5. Penyusup

370 20 6
                                    

Rasa yang aneh dan mengganggu pikiran, sebenarnya ada apa? -Anjas

_

Anjas dengan keempat temannya sekarang berada di rumah Anas. Ketika berkumpul seperti ini, kegiatan yang mereka lakukan tidak lain ada mabar ML yang di lakukan oleh Putra dan Abun. Lain dengan Nizar yang sibuk chatingan dengan sekumpulan gebetannya. Pemilik rumah sibuk mengambil cemilan dari kulkas yang terletak di lantai bawah, sebab cemilan di kulkas kamarnya sudah habis. Semuanya asik sendiri, lain dengan Anjas yang sedari tadi sibuk bergelut dengan pikirannya.

"Assalamu'alaikum,"

"Walaikumsalam," Jawab mereka semua kecuali Anjas yang menjawab dalam hati tak mengeluarkan suara. Matanya sibuk menelisir sudut wajah lelaki itu. Ada sesuatu di balik senyuman Renal.

"Lo kenapa nal? Bahagia banget habis nganterin tuh cewek," Celetuk Abun yang masih sibuk dengan gamenya tetapi sekali-kali melirik Renal.

Anjas yang duduk di meja belajar Anas hanya mengedikkan bahunya, mengambil ponselnya di nakas dan mengetikkan sesuatu disana.

"Emang salah kalo gue bahagia?"

"Baperan lo Kutu," Timpal Anas yang sibuk memakan cemilannya.

Obrolan mereka tersudahi, Renal memilih untuk berbaring di ranjang Anas. Sementara yang lain entah kenapa malah ikut berbaring di karpet. Mereka berlima memutuskan untuk menginap di rumah Anas.

_

"Ngapain ngajak gue keluar jam segini?"

"Gak, cuma pengen ngobrol,"

Putra mengangguk, lalu duduk di ayunan yang terletak di taman belakang rumah Anas.

"Ngomong apa?"

Anjas mendengus kasar melihat Putra yang bersikap seperti itu padanya.

"Gak usah sok jutek sama gue, enek gue lihatnya," Tukas Anjas. Putra hanya mengerutkan keningnya, "Gue punya daya tarik tersendiri," Ujar Putra.

"Put,"

"Hm?"

"Put,"

"Apa?"

"Dasar Putri,"

"Anjing!"

"Wahahahahaha, ngakak Put muka lo,hahaha," Anjas tak bisa menahan tawanya melihat ekspresi Putra yang berubah.

"Tumben,"

Mendengar itu, raut wajah Anjas yang tadinya menjengkelkan sekarang berubah jadi serius, "Tumben kenapa?" Tanyanya.

"Ketawa,"

"Bicara sama lo bikin gue gondok kan." Gerutu Anjas, hening terjadi di antara mereka berdua, hingga pada akhirnya Anjas kembali mengeluarkan suara, "Gu-"

"Lo cerewet banget, sumpah!"

"Fuck," Anjas mengacungkan jari tengahnya di hadapan Putra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANJASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang