•Bab 2•

16 3 0
                                    

(Tiba di caffe)

Di caffe ini cukup ramai dengan pengunjung, pelayan nya pun cukup ramah, penataan meja dan bangku nya juga sangat rapi, dan satu lagi yang membuat caffe ini menarik yaitu tembok yang di beri gambar-gambar menarik serta lampu yang bergantungan berwarna orange.

Radit dan Salwa segera mencari kursi kosong lalu mereka memesan salah satu makanan dan minuman.

"Mba". Radit memanggil pelayan itu dan disusul dengan mengangkat tangan.

Setibanya pelayan itu menuju meja mereka, lalu mereka memesannya.

"Salwa mau apa?". Radit pun menawarkan Salwa dan memberi buku pesanan nya.

"Hmm..aku bingung".

"Pilih aja jangan menghiraukan harganya".

"Hmm..Vanila Late 1 sama Caramel Cake nya 1".

"Okee.., Mba Vanila Late nya 2 sama Caramel Cake nya 2".

"Sudah? Atau ada yang mau di pesan lagi".

"Untuk sekarang tidak tapi jika saya ingin memesan nya lagi saya panggil mba lagi".

"Baik mas"

Beberapa menit kemudian pun pesanan mereka datang.

"Ini pesanannya mba, mas".

"Terimakasih mba".

(Jam pun menunjukan pukul 15.00)

"Dit".

"Emm.. Kenapa?".

"Pulang yu udah mau sore".

"Udah mau pulang? Gak mau keliling kulineran lagi?".

"Nggak udah cukup segini aja juga udah puas ko".

"Yaudah ayu".

Lalu Radit pun membayar semua makanan dan minuman yang mereka pesan.

"Semuanya jadi berapa mba".

"Total semuanya jadi Rp.85.000,00".

"Ini mba". Radit pun memberi uang cash nya.

Setelah Radit membayar semuanya lalu mereka berdua meninggalkan caffe itu dan menaiki motor ninja milik Radit.

"Hmm.. Dit makasih ya atas semua ini".

"Iya wa sama-sama".

Lalu Radit pun mengantar Salwa pulang ke rumahnya.

Dia Bukan Sahabat KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang