CHAPTER III

2.5K 115 7
                                    

Yaya keluar dari ruang kepala sekolah dan ia langsung menjadi ketos (ketua OSIS). Tak ada yang heran karena ia adalah murid terpandai. Semenjak Yaya menjadi ketos, sekolahnya makin membaik. Sekolahnya sering mendapatkan juara karena hasil kerja keras. Bahkan kalau sekolahnya menjadi tuan rumah perlombaan, semua fasilitas lengkap dan tidak terlalu mahal. Ya, hari ini adalah hari kemerdekaan Malaysia (bukan asli ya:v) dan sekolahnya menjadi tuan rumah perlombaan kemerdekaan Malaysia. Yaya pun mempersiapkan semuanya. Semuanya sudah tertera dengan rapi. Kepala sekolah sangat kagum dengannya, ia ingin sekali ia menjadi murid tetapnya, tetapi ia hanyalah murid yang dikirim untuk menghabiskan beasiswanya. Tidak sengaja Yaya tersandung saat ia memeriksa semua fasilitas dan ia ditangkap seseorang. "Kau tidak pulang kah ini sudah sore" tanya Boboiboy. "A-aku harus memeriksa semua fasilitas yang ada dulu, mungkin aku akan pulang nanti" jawab Yaya. "Aku dan supir akan menunggumu soalnya ibu khawatir jika kami pulang tanpamu" Yaya mengangguk kepada Boboiboy dan melanjutkan tugasnya, sedangkan Boboiboy ia langsung masuk ke mobilnya. Disaat Yaya tinggal menyelesaikan tugasnya yang terakhir, ia dikejutkan dengan seseorang yang tiba tiba menendang kakinya. "Hish kau nih kenapa sih tiba tiba tendang kakiku" tanya Yaya dengan marah dan meringis kesakitan. "Cepat ikut aku, ketos" katanya dan menyeret Yaya tanpa ada kasih sayang. "Oy setidaknya biarkan aku berdiri terlebih dahulu" ia tidak memperdulikannya dan melempar Yaya ke dinding dan mengikat tangan Yaya dan menutup mulut Yaya dengan lakban. "Cih biarkan kau mati disini aku tidak ingin seseorang mengambil hatinya" katanya. "Yaya tidak bisa berbicara, bahkan untuk melawan pun tidak bisa karena ia sudah diikat. "Aku Lily dan aku menyukai Boboiboy dan kau hadir sepertinya kau menyukainya" Lily pun membuka topengnya. Yaya terkejut kalau yang menyakitinya adalah salah satu anggota OSIS. "Aku akan menyakitimu sampai kau mati ketos" kata Lily sampai Yaya membulatkan matanya. Lily pun membawa Yaya ke halaman belakang. Dia tau dia akan dibawa kemana, ia akan ditenggelamkan di kolam berenang. Yaya mencoba melawan tapi sama saja, Lily adalah salah satu murid karate di sekolahnya. Lily pun melempar Yaya ke kolam berenang yang dalamnya 4 meter (bayangkan dalamnya coba:v). Yaya mencoba berenang ke atas tapi tidak bisa. Ia sudah tidak bisa berenang, tangan diikat. "Mati kau disitu hahaha" kata Lily dan pergi meninggalkan Yaya. "Siapapun tolong aku". "Kenapa ia lama sekali" tanya batin Boboiboy yang sangat cemas. "Pak tolong saya carikan Yaya ya" Boboiboy pun bergegas lari ke sekolah. Sang supir hanya mengangguk dan ikut mencari. Sudah dimana mana Boboiboy mencari dan ia bertemu Lily. "Lily, apa kau nampak Yaya. Kalian kan anggota OSIS dan kalian hari ini sama sama mengecek keadaan untuk besok kan" tanya Boboiboy ke Lily. "Aku tidak nampak, dari tadi aku hanya mengurus halaman depan dan aku kesini untuk mengambil tasku yang ketinggalan" kata Lily. Boboiboy pun berlari ke halaman belakang. "Cih semoga anak itu tidak selamat". Boboiboy pun mencari di sekitar kolam berenang dan akhirnya ia nampak seorang murid perempuan yang sudah didasar kolam dengan kerudung pink-nya. "Yaya!!" Teriak Boboiboy dan langsung lompat ke kolam berenang

A few moments later:v

Boboiboy berhasil membawa Yaya ke tepi kolam berenang. "Yaya bangun" kata Boboiboy dengan cemas. Boboiboy bisa melihat kalau tangannya pasti sudah lama sekali diikat sampai sampai pergelangan tangannya memerah. Boboiboy mulai berpikie untuk memberikan Yaya nafas buatan. Tapi sebelum Boboiboy mendarat di bibir Yaya, Yaya terlebih dahulu sadar. "Uhuk uhuk, dasar kau anggota tak setia" kata Yaya dengan amarahnya. "Hei, siapa yang kau maksud" tanya Boboiboy. "B-Boboiboy tadi si..." kata Yaya yang hampir pingsan karena kedinginan. "Sudah kita pulang dulu, ceritakan nanti di mobil" diberinya jaketnya untuk menyelimuti tubuh Yaya yang kedinginan. "Baik" Boboiboy pun mengangkat Yaya. "H-Hey turunkan aku" kata Yaya. Boboiboy tidak memperdulikannya, tetapi lama kelamaan Yaya juga merasa nyaman. Ia membawa masuk Yaya ke mobilnya dan duduk di sebelah Yaya. "Tunggu, aku akan menelpon pak supir" Yaya hanya mengangguk kedinginan. Boboiboy pun menelpon sang supir. Supirnya mengangguk dan berlari, takut Yaya kenapa napa. "Eng..kepalaku" gumam Yaya pelan, tapi dapat didengar Boboiboy dengan jelas. "Hmmm" Boboiboy tersenyum dan memeluk Yaya tiba tiba yang membuat Yaya terkejut. "B-Boboiboy apa yang kau...." perkataannya dipotong oleh Boboiboy. "Aku tidak ingin kau kenapa napa, pasti sekarang kau merasa lebih hangat dan aku...mencintaimu Yaya" Boboiboy mengatakan hal itu dengan wajah memerah. Sama halnya dengan Yaya, wajahnya juga memerah. Dia pun berpikir kalau dia juga menyukai Boboiboy tapi ia teringat dengan perkataan Lily. "Jika kau menyukainya, kau akan mati" kata kaya itu terus terngiang di kepala Yaya. "A-aku pun menyukaimu" jawab Yaya. "Ternyata benar kata ibuku, kita jodoh" dan ternyata sang supir mendengar semuanya. "P-pak kau mendengar semuanya" tanya Boboiboy. "I-iya maafkan aku mendengarkan percakapan kalian" sang supir meminta maaf kepada Boboiboy dan Yaya. "Tidak apa apa pak, yang penting bapak tidak menceritakan ini semua ke siapapun" sang supir mengangguk mendengar perkataan Boboiboy dan mengendarai mobil ke rumahnya. Disaat mereka baru mau jalan Yaya tertidur pulas di pundak Boboiboy. Boboiboy pun memeluknya dan ikut tertidur. Sang supir hanya tertawa "Dasar anak zaman sekarang". Didepan gerbang sekolah, Boboiboy lupa menutup jendela mobilnya dan Lily melihat hal itu. Ia melihat Yaya dan Boboiboy tidur bersampingan. "Terkutuk lah kau ketos" kata Lily. Sang supir terkejut seperti mendengar kata kata yang sangat tidak enak untuk didengar dan dia melihat ke arah jendela Boboiboy. Ia terkejut, akhirnya ia menutupnya

15 menit kemudian

Akhirnya mereka sampai. Sang supir membangunkan mereka. Mereka bangun dan saling membuang muka karena malu dengan apa yang baru saja terjadi. Mereka turun dan langsung masuk ke rumah. Beberapa pelayan yang sudah menunggu di depan pintu terkejut melihat keadaan mereka berdua. "Kalian kenapa" tanya salah satu pelayan cemas. "Tidak apa apa kok" elak Boboiboy. Boboiboy pun membawa Yaya ke kamarnya dan menyuruhnya untuk mandi. Yaya hanya mengangguk. Ya....karena setiap kamar memiliki kamar mandi jadi tak perlu repot-repot untuk menunggu. Boboiboy pun mandi. Setelah mereka melakukan ritual itu, Yaya hanya duduk di ranjangnya dan berpikir apakah dia bisa menjaga keamanan untuk besok...

Mau tau chapter selanjutnya....
Ikuti terus cerita ini ya^^

Bocoran chapter selanjutnya

"Cepat lari, cepat"

"Raih tanganku"

"Aku tidak akan membiarkan ini terjadi, aku berjanji akan menyelamatkanmu Yaya"

Boya (Adventure, Love, And Die) (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang