1 🌷

405 37 15
                                    

Informasi sebelum baca :

Tanda petik satu '.....' artinya kata-kata dalam bentuk tulisan.

Tanda petik dua "....." artinya sebuah dialog.

_________________________________________


Mendengar Lagi Suara Itu


Bertahun-tahun yang lalu Hyun Aerin pernah mendengar sebuah permainan biola yang sangat indah. Walau yang memainkannya adalah seorang anak kecil. Tapi anak kecil itu pandai sekali bermain biola.

Awalnya Aerin tidak sengaja mendengar suara permainan biola itu, saat sedang bermain di halaman belakang rumah pamannya. Dia iseng mengintip dari balik pagar dan melihat anak itu sedang memainkan biolanya serius sekali sekaligus terlihat menikmati permainannya.

Aerin hanya bisa diam-diam menonton permainan biola anak itu. Tapi itu tidak mengurangi keindahan suara biola yang dapat dia dengar. Waktupun terasa berjalan lambat khusus untuk momen tersebut.

Saat itu adalah pertama dan terakhir kalinya Aerin mendengar permainan biola anak itu. Waktu keluarganya datang kembali ke rumah pamannya. Aerin tidak melihat lagi anak yang memainkan biola itu. Pamannya mengatakan kalau keluarga anak itu telah pindah rumah.

Jika diberi satu kesempatan, Aerin ingin mendengar lagi suara permainan biola anak itu. Tapi rasanya itu mustahil. Apalagi dengan keadaannya yang sekarang mengalami gangguan pendengaran.

Aerin baru saja keluar dari rumah sakit, setelah menemui dokter untuk melakukan terapi wicara yang rutin dia lakukan sebulan sekali. Meski memiliki gangguan pendengaran Aerin bisa berbicara layaknya orang normal.

Selama berjalan Aerin tidak tahu kalau di belakangnya sudah ada cowok yang mengejar-ngejarnya. Cowok itu sesekali memanggil Aerin tapi tidak digubris. Lagipula bukan salah Aerin karena memang dia tidak mendengar panggilan cowok itu.

Ketika Aerin baru saja duduk di bangku taman rumah sakit itu untuk membaca buku, betapa terkejutnya dia saat melihat cowok itu di hadapannya.

"Kamu Aerin 'kan? Pasiennya dokter Yeon?" tanya cowok itu dengan napas tersengal-sengal karena sehabis berlari.

Aerin mengerutkan keningnya bingung. Tidak mendengar apa yang cowok itu katakan padanya. "Kamu ngomong apa? Aku gak denger. Mending tulis saja di kertas."

Cowok itu menepuk jidatnya baru sadar kalau Aerin punya gangguan pendengaran. Akhirnya cowok itu mengambil buku dan pulpen di dalam tasnya. Kemudian menuliskan sesuatu di sana.

Cowok itu memberikan buku itu pada Aerin untuk dibaca olehnya. Dahi Aerin lagi-lagi mengerut kala membaca tulisan tangan cowok itu.

"Tulisan kamu jelek banget. Aku susah bacanya," komentar Aerin yang masih mencoba untuk membaca tulisan di buku itu.

"Gak apa-apa tulisannya jelek, yang penting orang yang nulisnya ganteng, " kekeh cowok itu lalu tawanya memudar saat Aerin tidak menghiraukan perkataannya dan malah memandang dengan wajah bingung. Karena dia tidak mendengar ucapan cowok itu barusan.

Cowok itu akhirnya menyuruh Aerin untuk kembali fokus saja pada buku itu. Sebenarnya walau tulisan tangan cowok itu jelek Aerin masih mengerti. Walau membutuhkan ketelitian ekstra karena susah dibaca.

'Aku Kim Seokjin. Aku mahasiswa kedokteran spesialis ilmu penyakit telinga. Aku mendapat tugas dari dosen untuk melakukan penelitian pada penderita gangguan pendengaran. Dokter Yeon merekomendasikanmu. Apa kamu mau?'

Seokjin jadi heran sendiri saat melihat Aerin yang tersenyum kecil setelah membaca tulisannya. Seolah di balik senyuman itu tersembunyi sesuatu. Dia sudah cemas kalau-kalau cewek itu akan menolak permintaanya.

"Aku mau jadi objek penelitian kamu. Tapi ada syaratnya," ujar Aerin masih tersenyum manis.

Seokjin mengambil kembali buku dan pulpen dari Aerin dan menuliskan sesuatu di sana. Lalu menunjukannya lagi pada cewek itu.

'Apa syaratnya?'

Lagi-lagi Aerin tersenyum seperti tadi yang membuat Seokjin bertanya-tanya apa gerangan syarat dari cewek itu. Dia harap bukan hal yang aneh-aneh.

"Syaratnya kamu harus jadi pacar aku," tutur Aerin tersenyum lebar kali ini. Akhirnya dia menemukan solusi dari masalah yang selama ini dia alami.

Sementara Seokjin masih terlihat kebingungan. Apa dia tidak salah dengar? Seokjin tahu kalau wajahnya memang tampan, tapi kenapa cewek itu memberikan syarat tersebut?

Apa jangan-jangan cewek itu ingin memorotinya dengan dalih berpacaran? Tapi jika Seokjin menolaknya dia tidak tahu harus mencari objek penelitian kemana lagi.

Lagipula uang bukan masalah baginya yang terpenting penelitiannya harus selesai. Seokjin buru-buru menuliskan sesuatu di bukunya dan memperlihatkan pada cewek itu.

'Kalau kamu mau uang nanti akan aku berikan, tidak perlu kita harus sampai pacaran.'

Aerin dengan cepat balas menggelengkan kepalanya tanda menolak. "Aku mau kamu jadi pacar aku, bukan mau uang kamu."

Seokjin menggaruk belakang kepalanya gusar. Sebenarnya apa maksud dari cewek itu. Apa iya cewek itu jatuh cinta padanya pada pandangan pertama dan langsung ingin berpacaran dengannya? Terkadang jadi cowok tampan itu menyusahkan juga ya.

'Tapi aku sudah punya cewek yang aku suka. Jadi aku gak bisa pacaran sama kamu.'

Aerin tertawa kecil membaca tulisan Seokjin. Ternyata cowok itu baru suka sama orang lain. Padahal dia pikir cowok itu sudah punya pacar tapi nyatanya belum.

"Nanti saja suka-sukaan sama cewek itu. Lagian belum jadi pacar kamu juga. Kamu jadi pacar aku aja dulu. Aku juga mau bantu jadi objek penelitian kamu," usul Aerin menyakinkan cowok itu agar mau menerima persyaratan darinya.

Akhirnya Seokjin mengiyakan persyaratan dari cewek itu dan mereka berdua pun kini sudah resmi berpacaran. Meski sejujurnya dia agak ragu apa motif sebenarnya kenapa cewek itu ingin pacaran dengannya.

Karena sudah berpacaran, Aerin meminta Seokjin untuk mengantarnya pulang ke rumah. Dia tidak menyangka kalau cowok itu memiliki mobil yang sangat mewah.

Padahal awalnya dia hanya ingin naik kereta dan ditemani oleh pacar barunya itu. Tapi lumayan dari pada menghabiskan biaya naik kereta lebih baik diantar pulang dengan mobil milik Seokjin.

Ketika sampai di depan rumahnya. Benar tebakan Aerin, sudah ada mantannya yang menunggu di luar pagar. Tapi kali ini dia tidak perlu cemas. Karena sudah ada Seokjin sebagai pacar barunya.

Ketika melihat Aerin dan Seokjin turun dari mobil. Mantan pacarnya langsung bertanya siapa Seokjin dengan bahasa isyarat. Kemudian memandang tajam memerhatikan Seokjin. Dari atas ke bawah.

Aerin balas menjawab dengan bahasa isyarat kalau cowok yang ada di sampingya adalah pacar barunya, dan karena itu dia menyuruh agar mantan pacarnya berhenti mengejarnya. Setelah itu Aerin langsung memeluk lengan Seokjin bersikap sok mesra di depan mantan pacarnya.

Hal itu jelas membuat mantan pacarnya marah besar. Di dekati olehnya Seokjin dan menarik kerah bajunya. Aerin melepaskan rangkulannya dan mengambil jarak beberapa langkah. Tiba-tiba saja tanpa peringatan mantan pacarnya menonjok wajah Seokjin.

Seokjin pun terhuyung ke belakang karena pukulan cowok asing itu. Dia tidak mengerti kenapa cowok itu tiba-tiba memukulnya. Sebenarnya apa yang Aerin katakan pada cowok asing itu tadi?

Jangan-jangan Aerin dan cowok itu berkomplot untuk memerasnya. Seharusnya dia tahu, kenapa tiba-tiba saja tadi Aerin mau pacaran dengannya.

Bersambung...

3 juli 2020 🌷

UglyographyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang