3 🌷

161 29 24
                                    


Informasi sebelum baca :

Tanda petik satu '.....' artinya kata-kata dalam bentuk tulisan.

Tanda petik dua "....." artinya sebuah dialog.

_________________________________________

Uglyography 🌷

Semalam hujan lebat membuat Seokjin rasanya malas sekali untuk beranjak dari tempat tidur. Jika tidak karena ada jadwal kuliah hari ini tentu saja dia akan lebih memilih melanjutkan tidurnya.

Ketika sampai di kampus dia baru mendapat kabar kalau dosen kelasnya tidak masuk hari ini. Benar-benar menyebalkan. Seharusnya dia lanjut tiduran saja tadi.

Saat hendak pulang, tanpa sengaja Seokjin melihat sosok yang tidak asing baginya. Dia menyipitkan matanya untuk memastikan orang itu benar-benar adalah Aerin.

Kenapa Aerin ada di kampusnya? Pikir Seokjin yang memutuskan untuk menghampiri cewek itu.
Dia menepuk pundaknya kemudian Aerin menoleh padanya.

'Kamu kenapa di sini?' Seokjin menunjukan buku note yang kemarin sengaja dia beli biar enak komunikasi dengan cewek itu.

"Aku 'kan juga kuliah di sini. Aku ambil kelas khusus jurusan ekonomi. Aku sering kok liat kamu di kampus. Kamunya aja yang gak kenal aku," jelas Aerin yang terlihat matanya sembab akibat menangis semalam.

'Oh ya? Aku benar-benar gak nyadar kalau kamu juga kuliah di sini. Lagian aku juga sehabis kelas langsung pulang. Jadi gak terlalu kenal sama banyak orang di sini.'

Aerin tertawa kecil. "Kamu 'kan lumayan terkenal karena jadi bahan omongan mahasiswi di sini. Katanya kamu itu ganteng."

'Aku memang dari dulu selalu terkenal ganteng sih.'

Aerin melihat Seokjin berlagak sok tampan dengan wajah mendongak percaya diri. Dia memutar bola matanya melihat tingkah cowok itu.

'Kamu ada kelas ya hari ini?'

"Iya tapi barusan selesainya. Sekarang aku baru mau pulang," ungkap Aerin yang mendapat respon senang dari cowok itu.

'Kebetulan banget. Kalau gitu kamu bisa 'kan sekarang aku wawancarai buat penelitian aku?'

Aerin mengangguk setuju. "Kalau kamu maunya sekarang aku bisa. Lagian aku juga gak ada kegiatan habis ini."

'Tapi berkas file form buat penelitian masih di laptop aku. Laptopnya ada di rumah. Gak apa-apa kan kalau kita wawancaranya di rumah aku aja?'

"Iya gak apa-apa," sahut Aerin dengan senyuman manis.

Akhirnya mereka berdua langsung menuju ke rumah Seokjin dengan menggunakan mobil mewah cowok itu. Ketika hendak keluar dari kawasan kampus beberapa orang memperhatikan mereka. Terutama mahasiswi-mahasiswi di sana.

Tumben sekali Seokjin mengajak seorang cewek. Bahkan ada mahasiswi-mahasiswi yang merekam kejadian itu. Aerin buru-buru menutup wajahnya dengan tas.

Bisa gawat ini, mereka akan jadi bahan gosip nantinya. Aerin lupa soal reputasi yang dimiliki oleh Seokjin. Bodohnya dia, teman-temanya pasti akan menodongnya dengan beragam pertanyaan besok.

Seokjin hanya tersenyum geli melihat tingkah Aerin. Seperti artis yang menghindar dari paparazi saja. Tapi memang cewek itu sekarang sedang bersama dengan artis kampus sih.

Ketika sudah sampai di jalan, Aerin baru bisa menjauhkan tas itu dari wajahnya seraya bernapas lega. Dia tidak menyangka akan seheboh itu orang-orang saat melihat Seokjin bersama dengannya.

Ketika sampai di depan gerbang rumah milik Seokjin. Lagi-lagi dia buat terkejut. Dia tidak bisa membayangkan akan masuk ke rumah semewah dan semegah itu.

Rumah milik cowok itu seperti istana modern masa kini. Bahkan di depan gerbangnya saja ada beberapa penjaga lengkap dengan setelan jas berjaga di sana. Panjang halaman rumahnya setara dengan lebar satu komplek perumahan.

Aerin pernah ke rumah mantan pacaranya. Nao juga orang kaya yang memiliki perusahaan yang sangat besar. Tapi rumahnya tidak sebesar milik Seokjin.

Dia tidak bisa membayangkan sehebat apa pekerjaan orang tua Seokjin atau sebesar apa perusahaan milik keluarga itu. Matanya masih kagum mengamati sekitar saat Seokjin mengajaknya turun dari mobil.

"Kamu benar-benar orang kaya," kagum Aerin yang melongo melihat ruang tengah rumah itu. Benar-benar menakjubkan.

Seokjin mengajak Aerin untuk duduk di taman belakang rumah itu. Terdapat taman bunga yang berhiasan ratusan jenis bunga yang sangat indah. Ada air terjun buatan yang menyatu dengan kolam ikan di sana.

Ini seperti tempat yang hanya bisa dia lihat di film-film. Aerin dapat merasakan udara yang berbeda di sana. Terasa segar dan menyejukkan. Karena nuansa taman bunga yang sangat asri.

Ada beberapa kupu-kupu yang bertebangan di sana. Bersenang-senang dengan ratusan tanaman bunga. Salah satu kupu-kupu itu hinggap ke tangan Aerin. Dia senang bukan main.

Seokjin pamit sebentar untuk mengambil laptop di kamarnya. Saat itu Aerin dikagetkan dengan beberapa pelayan yang tiba-tiba datang menyiapkan jamuan di atas meja. Bahkan pelayan di rumah ini menggunakan seragam dan setelan jas.

Kemudian setelah selesai menyiapkan jamuan pelayan itu pergi dengan menundukan badannya pada Aerin, membuat cewek itu jadi bingung sendiri dan balas menunduk sopan.

Aerin iseng mencipipi kue yang sudah dihidangkan di atas meja. Dia tampak terkejut dengan rasa kue itu. Padahal terlihat biasa saja tapi rasanya sangat enak sekali. Kue terenak yang pernah dia makan.

Akhirnya ketika Seokjin sampai kue itu tinggal setengah toples karena Aerin yang ketagihan memakannya. Tanpa sadar dia sudah memakan sebanyak itu.

'Rasa kuenya enak ya? Kalau mau nanti aku minta pelayan untuk bawakan lagi.'

"Ini bukan sekedar enak lagi. Tapi luar biasa enak. Beli di toko kue mana?" puji Aerin yang mulutnya masih sibuk mengunyah kue itu.

'Kami tidak membelinya. Pelayan kami dari Prancis yang membuatnya langsung.'

Aerin sempat tersedak membaca itu. Pantas saja rasanya sangat enak pikirnya. Seokjin menawarinya teh ketika melihat Aerin yang tersedak. Sebelum menyeruput teh itu Aerin dapat mencium aroma yang sangat khas.

Ketika dia mencicipi rasa teh itu lagi-lagi dia dibuat kagum oleh rasanya. Entah apa yang dicampurkan dalam teh itu. Tapi dia dapat sedikit merasakan aroma rempah-rempah di hidungnya.

Saat itupun Aerin banyak menghabiskan waktunya pada hidangan di atas meja ketimbang pada tugas penelitian Seokjin. Lagi pula kerjanya hanya menjawab pertanyaan sederhana dari form yang telah cowok itu buat untuk penelitianya.

"Ini luar biasa! Aku sampai kenyang. Rasa makanan di sini benar-benar enak. Pemandangan tamannya juga indah," cetus Aerin mengusap perutnya yang merasa bahagia diisi oleh hidangan di atas meja.

'Terima kasih sudah membantuku mengerjakan penelitian ini.'

Aerin tertawa geli. "Justru aku yang harusnya berterima kasih sudah di bawa ke sini. Kapan-kapan ajak aku lagi ya."

Seokjin hanya balas mengangguk kecil. Dia tidak menyangka hal sederhana seperti ini dapat membuat cewek itu bisa sangat senang.

Saat Aerin hendak diantar pulang oleh Seokjin. Dia tanpa sengaja melihat ada seseorang yang mirip Seokjin memperhatikannya dari lantai atas.

Cowok itu menatap dingin pada Aerin sembari terlihat memegang sebuah biola di tangannya. Melihat Aerin yang seperti mengawasi sesuatu Seokjin ikut melihat ke arah itu.

'Itu adikku Heokjin. Dia memang orangnya seperti itu jika melihat orang baru.'

Aerin baru tahu kalau Seokjin punya seorang adik. Mereka berdua sangat mirip, seperti anak kembar saja. Dan jelas sama-sama tampannya.

Kemudian Seokjin mengajak Aerin untuk ke depan mengantar cewek itu pulang. Aerin sudah menenteng satu toples kue yang tadi Seokjin berikan padanya.

Seokjin bilang sepertinya Aerin sangat suka kue itu, jadi dia memberikan lagi kue itu pada Aerin untuk dibawa pulang. Tentu saja Aerin tidak menolaknya.

Bersambung...

28 Agustus 2021 🌷

UglyographyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang