Dialog oleh: Erga A Irsyad
Ditulis oleh: MumuAskdr_Bantu kita ngumpulin bintang dari kalian, yaa:)⭐
Ini, Kirana Arthaghina
Setelah bermain ToD, An izin untuk off. Katanya untuk merayakan hari ulang tahun adiknya.
Benar, jam sudah menunjukkan pukul 23.52.
Dia juga harus bersiap untuk mengucapkan perayaan ulang tahun Amoora, adiknya An.
____________"Ran! Bangun, nak!"
"Udah siang. Kamu harusnya tadi malem ngga gadang."Gadis ini perlahan membuka matanya. Didapatinya mamanya sedang menggoyang-goyanhkan pelan lengannya.
"Kamu udah shalat subuh?"
"Udah, ma. Tapi Ran tidur lagi. Ngantuk."
Ran menjawab dengan suara serak khas bangun tidurnya. Perlahan juga dia mulai duduk mengumpulkan nyawa.
Ran menatap sedikit aneh ke mamanya. Mamanya sedikit membungkukkan badan, mendekatkan bibirnya ke telinganya.
Sebelumnya mamanya mengatakan"Mandi bersih-bersih, sarapan, di depan udah ada..."
Kata terkhir dengan bisikan dari mamanya berhasil membuatnya menegang. Nafasnya tercekat. Mamanya sedang mengerling menggoda. Tapi dirinya, entahlah.
Ada rasa yang sulit dijelaskan ketika mendengar nama seseorang yang selama ini ia lupakan mati-matian.Mamanya berdiri meninggalkannya sendiri di dalam kamar. Ran mengerjap-ngerjapkan kelopak matanya lemah, masih dengan posisi duduk tegak dan menegang. Nafasnya sedikit memburu. Hatinya berdesir hebat. Baru saja ia mengenal An sebagai sosok menyenangkan kemarin. Apa iya, harus terhalang sosok masa lalunya itu?
Ran berjalan ke kamar mandi dengan gontai, sembari mengalungkan handuknya di lehernya. Tatapannya kosong. Ia sedang berusaha mengikuti perkataan mamanya tadi untuk ikut sarapan. Tidak untuk bertemu sosok itu.
__Malam ini, Amoora sedang galau. Memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk menghilangka rasa bosan. Setelah makan malam tadi, yang ia lakukan hanya duduk lese-lese di sofa dengan gaya tak beraturan didepan tv. Kadang rebahan di sofa, kadang menaikkan kakinya di body sofa. Handphone ditangan kanannya. Di meja juga ada cemilan yang tak berhenti ia masukkan kedalam mulutnya. Disitu juga ada mama dan abangnya. Papanya? Entahlah. Mungkin sedang shalat isya dikamar.
"Oh iya. Mending chat grup."
𝐂𝐄𝐍𝐀𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐃𝐀𝐍 𝐏𝐀𝐑𝐀 𝐀𝐍𝐓𝐄𝐊𝐍𝐘𝐀
Amoora Prathadirgha@
[Ka Nanaaa!]
[Makasih ya, hadiah suaranya!]
[Suara ka Nana baguuus]Amoora biasa memanggil Ran dengan sebutan 'Nana'.
Kirana_Arthaghina
[Iya sama-sama, moora!]
[Suara ka Nana depannya sumbang]Reanata Prathadirghaa
[Ngga ada ya, raa! Suara kak Ran awalnya cempreng, sumpah!]
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Leave
Non-FictionBukan tentang kehidupan cinta yang religi, tapi author menceritakan sebuah kisah, dimana seorang gadis dihadapkan dengan sesuatu yang sulit untuk dipilih. Atau tepatnya dihadapkan dengan dua pilihan. Tinggal atau pergi.