1. After Holiday

90 11 7
                                    

Happy Reading.

Waktu berjalan terasa sangat cepat, hingga aku tak merasa bahwa sekarang aku sudah menduduki kelas 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu berjalan terasa sangat cepat, hingga aku tak merasa bahwa sekarang aku sudah menduduki kelas 11. Aku cukup puas menikmati waktu libur yang terasa sangat panjang, tetapi tak disangka jika waktu liburku sudah berlalu— dan sekarang aku harus kembali bersekolah.

Aku menoleh ke arah jendela mobil yang ada di sebelah kiriku, melihat beberapa bangunan-bangunan yang aku lewati dengan mobil SUV yang dikendarai oleh Kakakku, Julian Maddieson.

Tak lama kemudian, aku menunduk dan melihat jari-jari tanganku yang mulai saling bertaut menjadi genggaman tangan, aku melamun— menatap genggaman tangan yang di dalamnya tak ada isinya.

Pikiranku sedari tadi memikirkan— apakah aku akan satu kelas bersama sahabatku lagi?

"Semoga saja sih, tetap satu kelas."

Di sekolahku, jika kenaikan kelas— muridnya selalu berubah-ubah, maksudku— beberapa siswa selalu dipindahkan ke kelas lain. Hal itu tentu saja membuat degup jantungku menjadi cepat, karena aku sedikit was-was jika tidak sekelas dengan sahabatku. Yaa ... pasti kalian juga sama denganku kan? Karena jika harus bergaul dengan orang baru, itu terbilang cukup lama untuk akrab dengannya, alias akan memakan banyak waktu.

"Hey, kok ngelamun sih?" kata Julian sambil menepuk pelan pundakku. Aku tersentak sedikit akibat sentuhan tangan dan suara berat yang keluar dari pita suara Julian.

"Dih apaan, emang kenapa Kak?" aku menoleh kepadanya dan menaikkan sebelah alisku sebagai tanda tanya. Hari ini aku sedikit sensitif dengan orang-orang, sebab sekarang aku tengah mengalami datang bulan.

Julian mengedikkan dagunya yang mengarah ke sebelah kiri, ke arah dimana sekolahku berada. "Udah sampai," ucapnya singkat.

"Really?" aku pun berbalik badan, ternyata benar jika sudah sampai.

Mobil SUV milik Julian pun berhenti di sebelah trotoar sekolah. Ku lihat jalanan sekitar sekolahan dari jendela kaca mobil ini, masih sepi, hanya satu atau dua anak yang baru masuk melewati gerbang sekolah. Lantas, aku turun dari mobil dan melambaikan tangan ke Julian di dekat gerbang sekolah.

Kini, aku berjalan menuju papan informasi, sedikit ku tambahi kecepatan saat menapakkan kaki karena aku sungguh tak sabar untuk melihatnya. Aku ke sana untuk mencari dimana keberadaan namaku. Ada banyak kertas-kertas bertuliskan nama murid sekolahan ini yang ditempel di papan mading berkaca bening.

Jari telunjukku mulai menyentuh kertas, dan aku gerakkan dari atas hingga ke bawah. Ketemu, ternyata aku di kelas IPS 3, tempatnya berada di lantai 2. Huft... jujur saja, aku tidak begitu suka jika mendapat kelas di bagian lantai atas, karena kalau aku ingin pergi ke kantin pasti akan bolak-balik naik dan turun.

More Than Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang