Semoga suka ya💙
Jangan lupa tinggalkan jejak, jangan jadi siders, gak enak:v⭐️
Happy reading 💕🌟🌟🌟
"serangga lawan kepiting. Enggak, kamu gak penting."
"Al, lo kenapa sih?" tanya Kalila yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik teman sebangku nya."Lo pulang di jemput pak Imam gak?" bukan nya menjawab, Aleena malah balik bertanya kepada Lila.
"Gak, gue pulang sama Bagas. Mau ke rumah camer dulu." jawab nya sambil nyengir, yang membuat Aleena menghela napas gusar.
"Kenapa sih, lo. Gak biasanya kek gini." tanya nya lagi.
"Dafian ngajak balik bareng. Gue gak mau." ujar nya sambil menulis kembali materi yang ada di papan tulis.
"Serius, kak Dafian ngajak lo balik bareng?" tanya nya lagi dengan nada yang lebih tinggi. Tidak habis pikir, Aleena sebodoh ini. Di saat cewek lain nawarin diri nya pada Dafian untuk balik bareng, ia yang di ajak langsung oleh orang bersangkutan nya malah ada niat menolak? Hei dimana otak mu nak..
Aleena berdecak mendengar jawaban dari Kalila. "Sttt ... jangan keras-keras bege!" ucap nya seraya mengedarkan pandangan nya ke seisi kelas. Untung nya mereka tengah fokus mencatat. Dan guru yang sedang mengajar pun sedang keluar kelas entah ada urusan apa.
Aleena menghela napas lega. Bisa tambah masalah jika mereka mengetahui ia pulang bareng dengan Dafian. Mau di taruh di mana muka manis nya ini. Baru tadi dia melakukan klarifikasi masalah video itu. Jangan sampai bikin heboh lagi.
Aleena melirik meja sampingnya. Terlihat Letta yang masih serius mencatat dengan sesekali menggaruk kepala nya, entah kenapa. Apa rambut nya berkutu? Masa cantik-cantik berkutu, hihh!
"Stt ... Letta!" bisik Aleena.
Letta mendongakkan kepala nya dan melihat ke arah orang yang memanggilnya. "Apa?" tanya nya.
Aleena tampak ragu untuk bertanya, namun tidak ada pilihan lain. Lebih baik ia malu sekalian dari pada harus jadi bahan gosip se-sekolahan. Lagian ini demi kebaikan pertemanan nya juga dengan Letta. "Lo, dijemput pake apa?"
Letta mengernyitkan alisnya. "kenapa emang nya? Mau nebeng lo?" tepat sekali mamen..
"Hehe, iya. Suruh abang lo bawa mobil ya, nanti gue kasih no nya Kak Dafian deh." bujuk nya sambil memelas. Huh, hancur sudah image nya di hadapan Ale. Gapapa! yang penting untuk saat ini adalah Aleena bisa terbebas dari Dafian.
Mendengar imbalan dari Aleena, membuat Letta menganggukkan kepala nya tanpa ragu. Siapa yang bisa menolak, jika imbalan nya seperti itu. Karena Letta tau, pasti Dafian tidak akan memberikan No ponsel pribadi nya kesembarang orang.
"Oke! Gue hubungi abang gue dulu ya," Letta meraih ponsel nya yang berada di laci meja nya, kemudian mengetikkan pesan kepada abang nya itu. "Janji lo ya kasih gue No nya." tagih nya setelah sukses mengirimkan pesan tersebut.
"Iya janji!"
***
Ale mendengus menatap kedua gadis yang duduk di belakang nya.
"Ini serius gak ada yang duduk di depan?" terhitung untuk kesekian kali nya ia mengajukan pertanyaan yang sama dan hanya di balas gelengan kepada dari kedua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is My Life
Teen Fiction"Sekuat apapun kita berusaha untuk bersatu, jika takdir berkata lain, lantas apa yang harus kita lakukan?" -Dafian Wicaksana- "Patah hati terburuk adalah mengharapkan sesuatu pada orang yang salah." -Aleena Rosetta- "Yang aku bingungkan, mengapa waj...