Mendaftar

28 4 0
                                    

Hey guys....






Happy reading😘........

Syahidah telah bersiap siap untuk berangkat. Gamis berwarna dongker dipadukan dengan khimar berwarna abu muda dan sedikit mengoleskan bedak baby pada wajah mulusnya itu.

"Kamu udah selesai Syah?" Tanya Ariani tampak menuju pintu kamar Syahidah.

"Sudah Bun"
"Ayo berangkat" ajak Rizal

Perjalanan hanya diisi dengan suasana diam. Syahidah hanya melihat arah kaca, memperhatikan jalanan yang ditempuh.

Perjalanan memakan waktu satu setengah jam. Dan sampai lah pada tujuan.

Disana tertulis bacaan 'Pondok Pesantren Darul Hufadz'. Mungkin ini pesantrennya batin Syahidah. Mereka bersamaan turun dari mobil. Sementara Syahidah terus saja memperhatikan lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang sebentar lagi akan ia tempati.

Syahidah mengikuti langkah Rizal dan Ariani, tampaknya mereka menuju kekantor pesantren.

"Assalamualaikum. Apa saya bisa bertemu dengan Kyai Ahmad?" Ucap Rizal kepada salah satu karyawan dipesantren itu.

"Waalaikumussalam. Maaf sebelumnya, bapak siapa ya?". Tanya seorang wanita serba syar'i.

"Saya Rizal, tujuan saya kesini ingin mendaftarkan anak saya. Tapi sebelumnya apa saya bisa bertemu Kyai Ahmad?". "  Tentu pak".

Syahidah memperhatikan wanita itu. Semuanya tertutup hanya mata bulatnya saja yang terlihat. Apakah aku juga akan seperti ini, batinnya terus saja berbicara.

Beberapa menit kemudian wanita itu kembali. "Ayo ikut saya!" Ucap wanita itu lalu melangkah kan kakinya dan diikuti oleh mereka bertiga.
"Silahkan masuk pak, Kyai nya ada didalam".

"Assalamualaikum" salam dari mereka bertiga. "Waalaikumussalam, ternyata kamu Rizal" balas Kyai.

Rizal dan Kyai Ahmad adalah teman semenjak pensantren dan sampai sekarang mereka masih menjalin tali silahturahmi. Dan Syahidah mengetahui itu.

"Ada urusan apa kamu kemari?" Tanya Kyai.
"Begini, saya mau mendaftarkan anak saya disini" jawab Rizal sambil menoleh kearah Ariani dan Syahidah.
" Asabiyya Nur Syahidah, kamu sudah besar nak, padahal rasanya baru kemaren saya gendong kamu" ucap Kyai Ahmad.

"Ayo kita minum dulu dirumah saya, kamu kan sudah lama tidak kesini".
"Boleh juga" jawab Rizal sambil tertawa.

Sementara syahidah pergi keliling pondok bersama seorang santri putri, bernama Raisya Kayla Nurjannah. Lebih akrab dipanggil Kayla. Kayla sendiri adalah seorang santri teladan dan juga dekat dengan Kyai dan Bu Nyai.

"Kenalin aku Kayla" sapa Kayla sambil mengulurkan tangannya.
"Syahidah" balas syahidah.

"Ayo Syahidah aku temenin kamu lihat lihat pondok" ajak Kayla. Syahidah mengangguk dan mereka langsung mengayunkan langkah."Kamj bisa kasih tau aku, apa aja fasilitas disini".  "Tentu" jawab Kayla yakin.

"Disini ada asrama santri putra dan santri putri. Tapi kalau asrama santri putra sedikit jauh dari sini. Kyai sengaja menjauhkan ikhwan dan akhwat. Supaya kita gak saling ketemu. Asrama santri putri ada tiga lantai. Lantai satu ' asrama fatimah', lantai dua 'asrama khodijah', dan lantai tiga 'asrama aminah'. Setiap lantai ada dua puluh kamar diisi oleh sepuluh sampai lima belas orang santri. Dan setiap asrama ada ketua kelasnya. Aku berada diasrama dua dan aku juga ketua asrama khodijah".

"Disini itu ngapa-ngapain harus ngantri. Seperti kamar mandi hanya ada tiga Kamar mandi setiap lantainya. Ruang belajar pun begitu juga. Untuk tingkat MTS kelas ikhwan dan akhwat dipisah. Tetapi tingkat MA tidak dipisah tetap gabung namun ada pembatasnya".

"Ouh begitu yaa, jadi kita gak bisa melirik sedikitpun kaum adam dong" ucap syahidah sedikit terkekeh.

"Hehe...kita dilarang untuk berdekatan dengan laki-laki yang bukan mahram. Jika ada perlu boleh bertemu tapi gak boleh lama-lama"

"Semoga kamu betah mondok disini ya Syah" ucap Kayla sambil memegang bahu Syahidah.
"Semoga aja, Kay"

Pandangan Syahidah terhenti saat melihat tiga orang pemuda yang lewat didepannya. Namun berbeda dengan Kayla dia hanya menunduk.
"Kay, mereka siapa?".

"Itu  kakak kelas Syah, sebelah kanan kak Ramadhan, sebelah kiri kak Ilham dan yang ditengah kak Zakki" jelas Kayla.
"Mereka mau kemana Kay, kok mereka bawa buku?" Tanya Syahidah heran.

"Itu bukan buka Syah tapi kitab. Kalau jam segink mereka biasanya belajar kitab fathul mu'in sama Gus Hafidz anaknya Kyai, tapi mereka kok tumben ya bertiga"

"Emang nya siapa yang kurang Kayla?". "Kak Adit. Mereka empat serangkai". Syahidah mengangguk pasti seperti kagum.
"Pasti ukhti disini banyak yang kagum sama mereka, iya kan Kay?".
"Hmmm, kok kamu tau sih. Apa jangan jangan kamu juga kagum sama mereka". " Ya gak laah".






Menurut kalian, Syahidah kagum gak sama mereka???😁😁

Sekian dulu guys...
Jangan lupa like,komen,vote& follow author guys

Makasih...
Assalamualaikum

Lillahita'alaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang