Di sebuah bar yang penuh sesak dengan pemabuk. Tak ayal bau keringat dan alkohol tercium di mana-mana di malam bulan setengah. Suara bising di mana-mana mulai dari teriakan, tawa, juga gebrakan meja menjadi suara yang khas bagi bar di sini. Banyak cerita yang silih berganti di sini, bagaikan buku berbentuk lisan yang tidak mungkin ditemukan di perpustakaan manapun. Aku duduk di depan meja bartender, menikmati minuman kesukaanku.
"Tambah segelas!"
"Baik"
Malam itu aku tak bisa tidur, biarpun aku telah menyelesaikan pemburuanku. Pulang ke rumah bagaikan membuka luka yang lama yang memang sengaja tak diobati. Sejujurnya aku tak dapat mengobatinya. Kepalaku mulai sedikit pusing, aku menyadarinya karena aku telah meminum alkohol sebanyak 4 gelas.
"Bolehkah aku duduk di samping?"
"Bar ini bukan milikku, jadi siapapun boleh duduk di mana saja"
Seorang pria tua berpakaian eksklusif tak lupa dengan topi bundar hitam yang begitu mewah, duduk di sampingku. Ia memesan Tequila yang ditambah jeruk nipis. Kemudian ia mengambil sebatang cerutu di balik jasnya. Ia meletakkan cerutu di mulutnya dan seperti kewalahan ia merapalkan sihir di ujung jari telunjuknya sebagai pematik. Ini pemandangan yang langka di mana seorang pembisnis mampir ke bar yang bisa di bilang berada di daerah kumuh sehingga mataku tak dapat melewatkan momen ini. Pria tua itu menyadari tatapanku yang walaupun hanya melihat dari ujung samping penglihatanku. Ia pun tertawa kecil, kemudian bertanya padaku, Apakah aku adalah Hunter. Aku menggunakan jeda yang singkat, meneguk minumanku, lalu memberikan jawaban yang lurus. Pria tua itu memejamkan matanya, berkata “begitukah”, kemudian ia melanjutkan menikmati cerutu yang ukurannya tak terlalu besar untuk ukuran tubuhnya.
“Riley Ashford, seorang Hunter yang handal, bahkan dalam keadaan mabuk sekalipun.”
Aku tersenggal mendengar perkataan yang keluar dari mulut pria tua itu. Kenapa ia mengetahui namaku. Dan pula, cukuplah dengan mabuk, aku memang handal dalam menjadi predator berwujud manusia. Tanpa memberikan respon lagi, aku kembali meneguk minumanku dengan gugup. Aku menyadari bahwa aku meminum minuman yang nyaris kosong, hanya bersisa 3 butir es. Pria tua itu mentraktirku minuman, semacam Whisky.
"Nih, aku yang bayar."
Aku merasa segan dengan tawarannya, juga aku juga sedikit janggal dengan perilakunya yang sok akrab denganku. Mungkin ini hanya perasaanku saja, aku meneguk minuman pemberiannya.
"Jadi, Hunter, aku memiliki sebuah tawaran yang menggiurkan."
"Ya ya, aku mendengarkan."
Ternyata benar saja, ia memiliki sebuah permintaan. Entah kenapa akhir-akhir ini aku selalu meragukan perasaanku sendiri, padahal perasaan adalah bagian dari insting, dan itu berguna untuk berburu. Pria tua itu mengambil secarik kertas yang lagi-lagi berasal dari balik jas hitamnya. Kertas itu berisikan kontrak kerja yang di mana terdapat sihir yang mampu mengkoneksikan pelanggan dan penyewa jasa. Semacam sihir telepati, namun biasa di sebut Call.
Call memiliki banyak macam, yaitu Devotion Call, Bride Call, Contract Call, Party Call. Devotion Call, yang pertama, paling cepat, dan paling mengganggu. Itu jelas, Call jenis ini hanya sebuah bunyi bising atau noise, di mana semua pengikutnya mendapatkan informasi dari Devotion yang ia anutnya dengan kecepatan yang luar biasa, seperti turunnya ilham, ini cukup luar biasa, namun aku tak menyukai suara bisingnya. Kemudian Bride Call, singkatnya telepati dengan pasangan hidup, keluarga, yang mencakup anak dan orang tua. Yang cukup diherankan ialah, Call ini tak dapat dipraktekkan kepada cucu-cucu ataupun kakek-nenek. Contract Call, semacam Call yang temporal di mana jika kontrak dibatalkan atau selesai maka koneksi Call diputuskan. Party Call, terakhir dan cukup lemah, juga temporal. Call ini dapat dipakai otomatis kepada anggota kelompok, namun membutuhkan Mana yang lebih besar karena tak ada sumpah ataupun katalis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Huntercraft
FantasíaMenceritakan seorang pria yang berprofesi sebagai pemburu yang menganut kepercayaan Hunter Devotion. Kepercayaan tersebut adalah suatu kepercayaan yang mengharuskan penganutnya untuk berburu dan mempersembahkan makhluk buruannya kepada leluhur, unik...