Dua

13 2 0
                                    

Kantin tampak begitu sangat sesak dan ribut, mengingat jam istirahat baru saja berbunyi dan membuat hampir seluruh siswa serempak menuju kantin, tidak terkecuali dengan Zora, Abby, Mika dan Dery.

Mika memutuskan untuk memesan seporsi nasi goreng dengan es jeruk sasetan, begitu juga dengan Dery. Sedangkan Abby ia memilih salad buat karena tengah berdiet. Dan Zora memilih Segelas jus Alpukat dengan seporsi batagor.

Meja mereka tak kalah berisik dari meja lain yang dipenuhi obrolan tak bermutu.
Seperti halnya sekarang yang membahas betapa kolotnya Zora bagi mereka.

"Aku nggak gitu!" seru Zora melotot kepada Dery yang terus mengatainya kolot.

"Untuk ukuran anak muda yang tinggal dijakarta nggak pakai gue-lo itu kolot. Terima Aja" balas Dery sambil mengidikan bahunya.

"Ini kita cuma perbedaan bahasa ya. Bukan berarti kolot" bela Zora.

"Lo pindahan dari mana sih?" tanya Mika yang tidak mengingat Zora pindahan dari mana, karena pasalnya Zora adalah murid pindahan yang masuk pada saat semester dua.

"Nanya itu mulu" 

" Yaa tinggal jawab aja" Balas Mika.

"Homeschooling " Jawab Zora dengan enggan.

Mika dan Dery menatap Zora dengan serempak, lalu bertukar pandang sebentar dan dengan kompak menatap Abby.

"Lo salah pungut orang Bi" sahut mereka berdua dengan kompak. Namun Perempuan dengan rambut coklat bertampang blasteran itu hanya tersenyum menatap Zora.

"Salah gimana? Zora itu lucu anjir. polos-polos gitu" seru Abby menatap Zora seperti tatapan seorang ibu ke anak.  

"Justru itu, terlalu jomplang sama lonte kek lo" sahut Mika yang langsung membuat Abby memukul Mika dengan keras hingga membuat Mika tersedak.

"Mulut lo Mik, meski benar jangan frontal jugalah ada anak SD disini" sahut Dery membuat Abby hanya bisa memutarkan bola matanya, karena posisi Dery yang berada disebrangnya membuat Abby tak bisa melayangkan pukulan.

"SD?" tanya Zora menatap Dery.

" Lo" jawab Dery dengan enteng membuat Zora melotot.

"Mana ada SMA yang ngajak ke Dufan"

"Dufan gak nentuin batas jenjang sekolah" Jawab Zora membalas Dery dengan kesal.

Minggu lalu mereka bertiga berniat ngajak jalan cewek itu, dan nanya kemana Zora mau pergi. Dan dengan semangat cewek itu menyebut Dufan. Untuk laki-laki yang menganggap dirinya sudah dewasa dan mageran tentu saja Dery menolak keras dengan alasan "Dufan hanya untuk bocah SD" padahal Abby dan Mika setuju-setuju saja. Namun karena keadaannya saat itu Dery yang pertama ngajak keluar tentu saja keputusan ditangan cowok itu.

Dery sempat memberikan opsi lain seperti nonton atau makan dan Zora menolak dengan alasan dia sudah berlangganan Netflix dan ada Budenya yang sudah masak. Dan akhirnya mereka pergi tanpa Zora.

"Kalo Dery nggak mau diajak ke Dufan, sama gue aja gimana Zo?" Tawar Mika membuat Zora menoleh kearah Mika dan mengangguk dengan antusias.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZORAZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang