DOSA ENGGA SIH?

144 10 0
                                    

Dosa gak sih?
Lupakan kejadian tadi siang, malam ini aku memasak makanan kesukaan kak Casa, Nasi, ayam sambel dan tumis kacang Panjang dicampur tempe, aku masih ingat ketika taun pertama dia di Rusia, rengekannya benar-benar menagis seperti bocah karena kangen masakanku katanya, rengekan selalau memekakan telingga sebenarnya aku terkadang bingung entah siapa yang kakak dalam keluarga ini, karena dia selalu manja dengan aku dan mama dan karena hal itu liburan semester ku harus pergi ke rusia untuk mengurusnya bayangkan menyusahkan bocah itu.

Tiba-tiba ketika menyusun piring dimeja makan ada tangan hangat memelukku memberikan rasa nyaman dan dari pelukan itu aku tau seberapa dia merindukan ku, tangan halus yang melingkar kepalanya dia sandarkan terkadang sesekali mencuri cium dari tubuhku. Ahh kelakuan koala ini terkadang membuat ku tidak bias bernafas dengan normal.
“Udah puas peluknya?, Sudah makan yuk kasian mama ngeliatin kita kak” Ujarku sambil mengusap tangannya menyalurkan rasa rinduku juga.
“Suapin” Ujarnya berbisik ditelinggaku. Kalau gak ada mama saat ini kakak yang aku makan sumpah ujar ku dalam hati.
“Sa sudah kasian adek mu itu gak bias napas kayak gak bakalan ketemu aja kamu” Suara lembut wanita tua yang ku sebut mama akhirnya membuat kak Casa melepaskan pelukanya. “ kamu gak kangen sama mama apa? Adek mu aja yang kamu kintilin dari tadi” aku tau dari nada mama dia cemburu, ya mama sering cemburuan kalau kak Casa manja dengan ku, heran kan? Namanya mama ku hahaha
Aku terpesona lagi dan lagi dengan kak Casa dengan mulut penuh nasi dan ayam yang aku suapin kemulutnya heran setiap suapan besar yang aku sodorkan pasti masuk kedalam mulutnya, dengan mulut penuh dia bercerita tentang apa saja yang dia lakukan selama ini, setelah tahun pertama dia di Rusia aku tidak tau kabar dia lagi ntah kenapa aku ngerasa banyak hal yang teradi antara dia dan mama sampai-sampai aku pernah merengek kemama mau menemui kak Casa, Mama langsung mendiami aku, mama Cuma bilang kalau aku mau hidup dengan kak Casa aku harus tahan tidak ketemu dengan dia dan harus bisa masuk SMA favorite. “Tapi, Kenapa kakak tidak pulang selama 4 tahun? Bahkan aku tidak boleh kewisudamu, Cuma mama yang pergi” tanyaku serius menatap manik mata hitamnya
Mama dan kak Casa saling menatap dan tersenyum simpul dan pandangan penuh arti.
“Mau sayanpnya” ujar kak Casa mengalihkan perhatian ku
“Kenapa gak makan sendiri aja sih? Punya tangan juga tinggal ngambil susah kali” Jujur saja aku dongkol melihat kelakuan dia.
“Mama yang nyuruh kak Casa untuk tantangan dia sebelum pulang juga harus kerja disana satu tahun, jadi kakak mu gak boleh pulang sebelum bawa uang untuk mama” Ujar mama terkekeh geli, mama itu biar pun orang tua kak Casa kandung duit ya tetap duit, gak bakalan mau rugi istilahnya. 
“Duit untuk ngelamar kamu kata mama” Gila emang kan sudah ku bilang anak sama emaknya gak ada yang beres
“Emangnya aku mau sama kakak?” Ujar ku serius
Lihatlah muka tenggil itu sama sekali kayak gak ada dosanya “Ya kalau kamu gak mau tinggal kakak cari yang mau” Ujarnya enteng.
“Mati aja coba” Ujar ku membanting piring kosong, lauk dan nasi yang penuh tadi sudah berpindah keperut orang yang saat ini pengen ku cekek sampe mati “Cuci piring abis makan, dan kakak tidur sama mama Gak mau aku tidur sama kakak, bakalan di grepe-grepe” ujar ku bangkit mood ku hancur karena dia.
“Canda sayang” ujarnya pelan, menatapku dengan tatapan mata kucing sayu “Kasian tangan bu Dokter ini harus nyuci piring gak kasian apa” Sumpah nyebelin pengen bunuh ini orang dosa gak sih?

***************************************************************
Sesampainya dikamar kubanting pintu sekerasnya biar saja kadang dokol sama kak Casa tapi entah kenapa tidak bakalan bisa marah lama dengan dia, buktinya baru saja aku membanting pintu kamar aku sudah senyum-senyum dengan apa yang dia berikan untukku.

Sebuket bunga lily diatas Kasur dengan kartu ucapan I ove you

ketukan dari luar kamar membuat senyumku semakin merekah namun aku harus memudarkannya , karena ketika berbicara dengan senyuman nada yang keluar akan membuat orang yang diluar itu akan keras kepala. Sudah berkali-kali dia mengetuk pintu kamarku dengan suara yang sedikit frustasi, sedikit pun tak berniat menyaut atau membuka pintu kamarku, biarkan saja sesekali dia ku diamkan. Ah Kasur selamat malam aku akan mimpi indah mala mini dengan ketukan diluar puntu yang semakin sayup-sayup ku dengar ntah kenapa rasa kantuk ku tidak tertahankan.
Aku terbangun mungkin karna tidak terbiasa dengan tidur cepat jadi selalu terbangun tengah malam entah itu karena mau pipis atau haus. Ku buka pintu kamar ku perlahan, sudah tidak ada suara kak Casa mengetuk pintu kamarku ku fikir dia bakalan tidur dikamar mama, namun manusia keras kepala itu meringkuk di balik puntu kamar ku membuat ku memekik kaget.

“Kak ngapain tidur disini hah?” Ujarku penuh khawatir badan nya dingin
“Mau tidur sama kamu, peluk” Helaan nafasku penuh penakanan, wanita ini tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang dia mau.
“Masuklah aku ambil minum dulu” Dia bangkit menggelengkan kelapanya “Aku udah gak marah sebentar ya, aku haus” ujarku lembut.
Setelah masuk kamar badanku langsung ditariknya dalam pelukanya, badanya yang tadinya dingin sekarang udah jauh lebih hangat karena selimut yang ada dikamarku. Setelah memposisikan tangan kanan ku menjadi bantalan dilehernya dan kepalanya ditengkukku nafasnya langsung teratur aku juga langsung menyusulnya menyusuri mimpi karena pelukan hangatnya.

***********************************

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA PUTIH CASABLANCA LILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang