Triinggg
Triinnngg
Triiinnngg
Handphone Kevin berbunyi untuk yang ke 10 kalinya. Di layar handphone, tertera nama Krystal, yang merupakan sahabatnya sejak SMA.
Kevin yang baru saja bangun, menguap lebar, lalu mengangkat ponselnya.
" Hallo Krystal ? Apaan ? Tumben nelfon pagi pagi. " Kata Kevin sambil setengah sadar.[ Kevin.. hiks.. hiks..Arya... ]
" Arya kenapa ?! Udah siuman ? Dia udah sadar ? "
[ Bukan... Arya udah.. meninggal... ]
*******
Keesokan harinya
Krystal menangis sejadinya di depan batu nisan yang bertuliskan nama Arya Wiguna. Sementara Kevin hanya diam membisu disampingnya.
Suasana makam benar benar sepi. Semua tamu yang datang melayat sudah pulang seluruhnya.
" Udah, Kristal, pulang yuk. Aku anterin deh "
Krystal tak menjawab. Dia tetap sibuk menangisi kepergian Arya.
" Maaf... Aryaa...hiks... Maaf, ini salah Gue...hiks harusnya gue yang mati. Bukan Lo ! Gue sayang banget sama Lo. Gue bener bener minta maaf Arya.... "
" Ck, udahlah Krys. Itukan kejadian lama. Udah 3 tahun juga. Ga usah ungkit ungkit. Kasian Arya ga bisa tenang mikirin kamu. Kalo kamu ga mau pergi, aku tunggu di depan aja " Kata Kevin sambil berjalan menjauh dari Krystal.
" Kevin ! Mungkin bagi Lo , kematian Arya ga ada artinya. Tapi gimana dengan kematian temen temen yang lain ?! Atau bahkan kematian Petra sama Grace ga ada artinya buat Lo ?! " Krystal membentak Kevin habis habisan. Emosinya mulai tak terkendali.
Kevin tak berhenti berjalan. Dia bahkan tak menoleh ke arah Krystal untuk menanggapi kata katanya.
" Lo kebangetan !! Yang mati bukan cuma satu dua orang kan !! Tapi 4 kelas ! Empat kelas udah mati ! Bukan empat orang !! Bagi Lo itu ga ada artinya ?!! Kebangetan !! Gue pulang sendiri aja ! " Krystal mendengus kesal lalu pergi meninggalkan Kevin.
****
Setelah krystal pergi, kuburan pun menjadi semakin sepi. Kini hanya ada Kevin sendirian. Berdiri di depan makam Arya. Matanya mulai mengeluarkan air mata. Tubuhnya tiba tiba menjadi lemas dan dia pun jatuh tersungkur. Matanya tak henti hentinya menangis, dan tangan nya seperti sedang menggaruk tanah kuburan tempat Arya meninggal.
"Arya... Kenapa Lo pergi...? Lo tau ga.. seberapa kehilangan nya gue sama Krystal atas kepergian Lo ?... Sakit banget Arr..."
Begitulah, dari tadi Kevin sudah berusaha menutupi semua rasa sedihnya di depan Krystal seperti seakan tak peduli atas kepergian Arya.
Rumah Kevin
Kevin baru saja tiba di rumahnya. Tangannya kotor dan matanya sembab.
Ternyata, di teras rumah, Kevin sudah ditunggu oleh seseorang. Orang itu berkulit agak gelap, tinggi, bertindik, dan tatapannya tajam. Benar benar mirip dengan penjahat di film film.
" Kevin ? Lo habis nangis? Kenapa? Siapa yang bikin Lo nangis ? "
Kevin menoleh ke arah orang yang memanggilnya. Mata Kevin semakin berkaca-kaca saat melihat siapa yang ada di depan rumahnya.
" Kakak..Udah pulang..? " Kevin menatap seakan-akan tak percaya.
" Iya, Gue udah balik. Gimana kabar Lo ?"
Pertanyaan itu tak digubris sama sekali oleh Kevin. Kevin hanya tetap diam menatap kakaknya dengan pandangan kosong.
" Kak... " Kevin mulai berbicara
" Hm? Apaan ? "
" Arya.... Udah meninggal..."
Kakak Kevin tak menunjukkan reaksi apapun. Dan hanya menjawab Kevin dengan beberapa kata yang mungkin bisa menenangkannya.
" Iya, gue tau kok. Krystal tadi udah cerita semuanya lewat telepon. Yahh.. gak semua cerita super hero berakhir bahagia kan? "" Udah ya kak. Aku capek, mau tidur "
Kevin tak mengucapkan kata kata lagi. Dia masuk kerumah lalu mengunci pintu kamarnya.Sementara sang kakak hanya tetap duduk diam di bangku teras rumah. Dia sedang mengenang masa saat mereka masih bersekolah di SMA yang sama. Masa masa dimana remaja sedang dalam fase 'ingin tahu'
" Huff... Gue kangen angkatan 15. Yah, apa boleh buat " dengus nya
'Andai aja monster itu gak pernah muncul... '
KAMU SEDANG MEMBACA
Vacation with WENDIGO
HorrorReuni SMA Garuda ke Canada jadi berantakan karena kedatangan tamu tak diundang.