(2/2)

951 111 78
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seonghwa mengepel lantai minimarket tempatnya bekerja tanpa semangat. Sesekali laki-laki itu menghela nafas berat, dan kembali memaksakan tubuhnya untuk bergerak pelan-pelan.

Beruntungnya, jam makan siang sudah terlewat beberapa saat lalu, sehingga minimarket sedang dalam keadaan sepi. Jadi keadaan Seonghwa yang lesu tidak begitu mengganggu pekerjaannya.

"Apa Papa telah keterlaluan pada Ayahmu?" gumam Seonghwa, sembari melirik ke arah Jongho. Bayi itu sedang berbaring di matras baby nest yang diletakkan di sebelah meja kasir. "Seharusnya Papa tidak langsung mengusirnya, ya?"

Seonghwa meletakkan pel kembali ke tempatnya, lalu mendekat ke arah Jongho. Merasa diajak bicara, Jongho berkedip-kedip menatap Seonghwa kebingungan dengan mulut yang tersumpal pacifier berbentuk bebek.

Seonghwa lantas tertawa dan mengusap lengan gemuknya, "Anak Papa kenapa bisa lucu sekali?" gemas Seonghwa, kemudian beralih menciumi perut Jongho yang menonjol.

Si bayi ikut tertawa geli dengan suara melengking yang nyaring, bergerak-gerak kecil dengan kedua tangan terkepal erat. Matanya menyipit layaknya bulan sabit, mengingatkan Seonghwa terhadap seseorang yang tampak familiar dengan garis wajah bayi itu.

Spontan saja Seonghwa terpikir tentang San saat itu. Membayangkan bagaimana jadinya mereka jika tidak pernah bertengkar dan Seonghwa tidak pernah pergi.

"Maaf, mungkin Jongho tidak akan kesusahan seperti sekarang." Seonghwa tersenyum getir, "Mungkin Jongho bisa membeli banyak mainan dan makan makanan enak setiap hari."

Seonghwa mengalihkan pandangannya sekilas menatap isi minimarket, dan semakin sedih memperhatikan rak khusus perlengkapan dan makanan bayi. Diantara barang-barang yang ada di situ, hanya segelintir yang bisa Seonghwa belikan untuk Jongho, sekeras apapun dia bekerja.

Melihat Papanya murung, wajah Jongho ikut mengerut tidak senang. Tangannya direntangkan tinggi-tinggi, dan ketika Seonghwa melepaskan pacifier kemudian menggendongnya, Jongho segera memberi ciuman yang membuat pipi Seonghwa lengket oleh air liur bayi itu.

"Paaa!" oceh Jongho dengan tidak jelas. Tetapi senyum lebar anak itu sudah cukup membuat Seonghwa merasa lebih baik.

"Bisa apa Papa tanpamu?" gumam Seonghwa lembut, menyeka pipinya dengan tissue lalu memeluk Jongho erat-erat.



right here



"Nanti kamu mau punya berapa anak?" tanya Seonghwa iseng ketika mereka sedang menonton serial di sofa ruang tengah.

right here • sanhwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang