Happy reading ❤
.........
"Sial, kenapa gue baru sadar kalau ini hari senin," gerutu seorang cowok didepan gerbang dengan masih menunggangi kuda besinya. Ia terlambat, dan sialnya lagi ia baru ingat kalau ini hari senin.
Dilihatnya pos satpam yang terlihat kosong melompong. Ia mengulas cengiran khasnya, sebuah keuntungan baginya karena bisa masuk tanpa ketahuan terlambat oleh siapapun. Cowok itu membawa motornya ke warung di seberang sekolahnya, menitipkannya disana agar tidak ketahuan guru BK. Langkah selanjutnya ia memanjat pagar setinggi 1,5 meter dengan lihai.
Bug!
Suara bedebum keras yang ditimbulkan oleh sepatunya yang bertemu dengan tanah, membuat debu-debu berterbangan seirama dengan gerak angin. Akhirnya dia berhasil mendarat dengan sempurna. Ia tersenyum bangga karena itu, lalu melangkahkan kaki panjangnya memasuki sekolah.
"Arion!"
"Allahuakbar kuda loncat!" pekik pemuda itu kaget. Ia memasang raut sebalnya, namun terganti dengan tatapan terkejut bercampur panik beberapa detik setelah ia memutar tubuhnya dan menyadari siapa yang memanggilnya.
'Mampus, guru BK!' batin cowok itu menjerit.
"Ngapain kamu disini?" tanya guru berparas ayu tersebut.
"Ya sekolah lah bu, masa mau kuli."
Bu Sri hanya menggeleng heran karena jawaban nyeleneh dari salah satu murid bengal disekolah itu.
"Ibu tau, yang ibu maksud kenapa kamu bisa disini sedangkan yang lain sudah berbaris rapi dilapangan. Kamu terlambat?" yang ditanya malah cengengesan ngga jelas.
"Anu bu, tadi saya telat karena bantu kucing saya lahiran," ucap cowok itu asal jawab.
"Kamu pikir saya bakal percaya? Kamu anak cowok, ngurus diri sendiri aja kamu belum bisa apalagi pelihara kucing."
"Yee.. Bu guru lagi meremehkan saya ya, jangan salah bu gini gini saya tergolong anak rajin kalo dirumah loh," jawab Arion percaya diri, yang malah semakin membuat bu Sri tambah geram karena melihat muka tengil murid itu.
"Sudah sudah kamu ngga usah kebanyakan ngomong. Sekarang juga kamu ikut ke ruangan saya."
"Loh, ngapain bu?"
"Mau mutilasi kamu!" seru bu Sri galak.
"Wah.. parah, ternyata bu Sri psycho. Saya ngga mau ikut ah, mending saya laporin ibu kepolri atas kasus tindak kriminal," balas cowok itu seraya mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Sengaja, ingin memancing emosi bu Sri.
Bu Sri sudah geram terhadap tingkah bocah bengal didepannya. Tangan kanannya yang kurus terjulur kearah telinga kiri pemuda itu, bergerak memelintir sekuat mungkin agar murid itu jera walau mustahil.
Guru berperawakan kurus itu melangkah menuju ruangannya masih dengan tangan yang menjewer kuat daun telinga murid bengal itu. Biar saja, biar jadi tontonan gratis seluruh warga sekolah katanya.
Pemuda bernama lengkap Rafisqy Arion Kalandra itu sudah mengaduh kesakitan dengan kepala yang sedikit dimiringkan menyesuaikan tarikan tangan bu Sri yang pedas.
Tapi beberapa saat kemudian fokusnya segera teralihkan saat mendengar nyanyian pasukan padus yang tengah menyanyikan lagu Indonesia Raya, apalagi saat melihat sosok bersurai pendek disana. Sosok itu tengah mengerek bendera merah putih dengan senyum cerah andalannya.
Arion mengulas senyum jahilnya sebelum berkata.
"Daniza! Semangat ya, kalau capek bilang, biar aku yang gantiin ngerek bendera!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAZARA
Fanfiction-Nabela Kamu adalah canduku Dan aku adalah pecandu senyumanmu, masa bodoh dengan imageku yang rusak. Aku akan terus berusaha untuk berada didekatmu. -Daniza Bagiku...dirimu tak lain dari seorang pengacau. Kau adalah pengacau hariku, hidupku, serta...