Berpijak

3K 246 89
                                    

A/N: Sebenarnya fiksi ini didedikasikan untuk para kaum hawa, tapi jika para kaum Adam juga meminatinya tidaklah masalah, karena disini kalian para reader perempuan adalah tokoh utama.

.
.
.
.
.

*
.
.
.
.
.

     Aku menguap lebar dikala mataku mulai memberat dan tubuhku merasakan lelah, menggeliat diatas kursi belajarku untuk merenggangkan otot-ototku yang mulai kebas setelah berjam-jam lamanya tubuhku terpaku pada kursi tersebut, menikmati waktu dengan menonton secara maraton salah satu anime yang kini banyak digandrungi. Melirik jam weker disudut meja kulihat waktu sudah menunjukkan hampir pukul dua dini hari, astaga! Kututup layar laptop dan aku beranjak dari kursi menuju kasurku akan tetapi saat hendak merebahkan diri di kasur yang seakan melambai ingin memelukku dalam kenyamanannya tiba-tiba aku mendengar suara seperti benda terjatuh dari luar kamarku, aku terdiam bimbang antara memeriksanya ataukah aku biarkan saja? Bagaimana kalau suara itu perbuatan hantu atau lebih buruknya pencuri? Seketika tubuhku berubah seperti jelly akibat rasa takutku karena pikiranku yang mulai paranoid. Aku mulai mengira dan berandai-andai jika itu hantu tak akan berbahaya bagi keluargaku tapi jika itu pencuri tentu resiko keselamatan keluargaku dipertaruhkan, akhirnya kuseret kakiku melangkah takut-takut kearah jendela kamarku meskipun dengan keraguan kupaksakan tanganku untuk membuka jendela, tak ingin jika mara bahaya menimpa keluargaku seandainya itu adalah pencuri aku akan menghadapi mereka meskipun aku hanyalah seorang gadis lemah. Dan aku melebarkan mataku begitu membuka jendela dan melihat siapa yang bertanggung jawab atas ketakutanku sedari tadi, seekor kucing berbulu hitam dengan ekor panjang tengah menatapku dengan pandangan menyelidik.

Kucing itu melompat pada kusen jendela yang telah kubuka, ia menggesek-gesek tubuh berbulunya pada tanganku yang masih memegangi daun jendela, ia begitu jinak seperti kucing peliharaan orang. Tapi kucing siapa?

Aku angkat kucing itu dalam gendongan dan kembali menutup jendela kamarku, seraya mengusap bulu halusnya aku membawanya menuju kasurku dan menaruhnya diatas perutku setelah aku merebahkan tubuhku. Wajah kucing itu begitu imut dan lucu menggemaskan, bulunya hitam legam terlihat berkilau dalam pencahayaan sinar lampu kamarku, membuatku tergelitik untuk memberinya nama.

"Kuroshine." Gumamku menyebutkan nama baru untuknya, dia masih terlihat begitu nyaman dalam belaian tanganku.

Kuro yang dalam bahasa Jepang berarti warna hitam sesuai dengan bulunya, sedang kilaunya membuatku terpikir shine dalam bahasa Inggris. Aku terus memanjakan kuroshine dengan membelai bulunya dan mengusap kepalanya hingga sesuatu yang aneh mulai terjadi saat tubuh kuroshine mulai bersinar menyilaukan mata, refleks aku tutup kedua mataku dengan lengan namun seketika aku merasa tubuhku seakan terjun bebas hingga membuatku membuka mata dan aku terkejut saat tubuhku hendak terhempas ke tanah yang keras.

BRUK

Aku mengerang saat tubuhku mencium tanah, rasanya sekujur tubuhku terasa sakit. Apakah aku cidera patah tulang? Aku jatuh tengkurap hingga aku bisa menyelamatkan kepalaku dari benturan namun daguku serasa ditinju Saitama. Aku kembali merasakan sesuatu menghantam punggungku dan setelahnya aku melihat kuroshine yang melompat dari atas tubuhku, kucing itu menjadikan tubuhku sebagai bantalan pendaratannya, sial sekali!

Mataku menyusuri sekitar dan aku begitu terkejut saat melihat sekeliling yang merupakan sebuah hutan gelap dalam keremangan cahaya bulan sabit, aku mencoba bangkit dengan bersusah payah kala tubuhku serasa remuk setelah jatuh dengan ketinggian yang tidak aku ketahui, beruntung aku tidak mati.

Bingung, itu yang kini kurasakan! Bagaimana mungkin aku bisa berteleportasi dari kamarku ke dalam hutan rimba yang kini kupijaki? Sepertinya aku sedang bermimpi. Angin malam dalam kelembaban hutan berhembus menerpa tubuhku yang mulai menggigil karena hanya baju piyama tipis yang membentengi tubuhku. Jika ini hanya mimpi mengapa terasa begitu nyata? Bahkan aku merasakan rasa sakit dan dingin yang menusuk kulitku.

休む  Yasumu  (SasukeXreadeR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang