2. Foto

9 0 0
                                    

Yuhuuu minna-san ><

Apa kabar? Tetap semangat

Jan lupa voment yaaa

.

.

.

.

Part 2

.

.

.

"Bisakah aku percaya padamu?"

Derril tertawa.

"Ayolah aku janji tidak berbuat aneh. Aku hanya ingin menikmati hari liburku bersamamu"

Lona menggerlingkan mata.

"Jangan mulai deh"

Kini Derril mulai berani bertanya pada Lona. Lona memang menanggapi meskipun Derril mulai menyebalkan. Tapi ia berpikir, lebih baik begini dari pada melihat Derril yang canggung. Bukan dia sama sekali.

"Oh ya? Kita beda 1 tahun kalau begitu"

"Jangan anggap aku lebih tua, oke?"

Begitulah percakapan antara introvert-ekstrovert. Tak lama kemudian, Derril menghentikan kendaraannya.

"Sudah sampai"

Katanya sambil melepas seatbelt miliknya.

"Disini?"

Derril mengangguk dan keluar dari mobilnya diikuti Lona di belakangnya.

"Syukurlah tidak begitu ramai. Seperti yang kuharapkan"

Lona masih menyusuri pemandangan di depannya.

"Ayo, kutunjukkan tempat yang bagus."

"Tapi aku lapar"

Kata Lona, membuat Derril tidak bercaya. Ayolah, Lona bukan tipe wanita yang malu-malu.

"Aduh lupa! Baiklah kita cari makan dulu"

Derril tersenyum lebar. Entah mengapa Lona senang melihatnya.

Derril mengajak Lona ke tempat makan sederhana, setelah Lona menolak makan di restoran. Derril tak tahu jika Lona juga begitu pemilih soal tempat makan.

Tempat makan itu bisa dibilang sedernaha dari bangunannya, tapi pemandangan yang disuguhkan benar-benar menggoda. Siapa yang menolak diajak makan dengan pemandangan pantai berpasir putih dengan air biru menawan.

"Kamu pernah kesini sebelumnya?"

Tanya Derril sambil memilih tempat duduk. Lona menggeleng dan menunjuk satu tempat sepi.

"Aku sering kesini saat libur. Tidak kusangka kamu memilih makan di tempat ini"

Lona menarik kursi dan duduk di hadapan Derril.

"Aku lebih nyaman makan di tempat terbuka. Siapa sangka bonusnya pemandangan indah ini"

Beruntunglah tempat itu sepi sekarang. Lona tak harus melihat banyak orang berjemur atau jalan-jalan yang membuat pemandangan alam ini berkurang keindahannya.

"Seharusnya aku kesini lebih sore, sunset nya benar-benar indah"

Derril ikut melihat pemandangan pantai di depannya.

"Mau menunggu?"

Tawar Lona. Ah ayolah. Mulutnya tak bisa berbohong sedikit saja.

"Boleh?"

Tanya Derril. Lona mengangguk.

Sambil menunggu makanan tiba, Derril melanjutkan sesi tanya-jawab nya ke Lona. Lona tak banyak bertanya, tapi ia lebih senang menjawab. Oke, siapa yang bekerja di media massa online?

Alona & DerrilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang