Sementara

91 9 2
                                    

Dulu saat pertama kita bertemu, aku dan kamu tidak minat berkomunikasi karena kita memang dipertemukan dengan keadaan asing, aku yang sedang ekskul kamu yang sedang berolahraga. Kita cuma saling menatap tanpa menyapa, mungkin waktu itu memang tidak tepat untuk saling bertegur sapa.

Selang beberapa pekan kamu mulai menanyai kepada teman teman ku tentang kepribadianku, kamu meminta kontak ku kepada teman teman ku, kabar itu sampai ketelingaku alih alih aku tidak memperdulikan karena waktu itu aku sudah mempunyai seorang lelaki walaupun hubungan kita sedang terombang ambing.

Akhirnya aku mengakhiri hubunganku dengan laki laki tersebut, mulai saat itu aku membalas pesan pesan mu yang terabaikan sejak dulu. Aku sadar kamu menyukaiku tetapi posisiku saat itu aku hanya ingin sendiri dan meratapi keperihan yang sangat terasa dihati.

Kamu pintar, kamu mendekatiku Karena aku butuh sebuah sandaran, aku nyaman dengan sandaran mu, perhatianmu, rasa sayang yang katamu bakal hadir selamanya bukan sementara dan bodohnya aku percaya kalimat itu.

Setelah kita menjalin hubungan,kita adalah sepasang kekasih yang didambakan beberapa orang,aku senang walau tidak tenang karena tidak sedikit perempuan yang mendekatimu saat itu, setiap ada perempuan yang mendekatimu rasanya aku sangat dibakar api cemburu.

Hubungan kita sudah berjalan lama, cepat?iya, waktu terasa sangat cepat. Pada saat itu aku merasakan apa yang kurasakan dahulu, hubungan kita yang sedang terombang ambing seperti masa laluku. Kamu yang tidak mau kalah dan aku yang terus terusan mengalah, kata orang "kamu mau saja berjuang lalu bertahan dengan rasa sakit yang tak kunjung berujung" kamu tau alasan aku bertahan?aku menyayangimu, satu alasan yang menurutku cukup kuat untuk kita yang terlanjur lemah.

Entah mengapa, aku merasa berjuang sendirian akhir akhir ini. Aku berpikir aku sudah tidak bisa berjuang untukmu.

Aku sudah ingin mengakhiri hubungan kita, ternyata kamu lebih dulu menyatakan itu. Siap tidak siap harus siap bukan?aku tersenyum miris melihat pesan itu yang berisi "kita harus mengakhiri hubungan ini" dan memang benar ternyata perjuanganku siasia dan tidak dihargai. Jujur aku tidak pernah menyesali apapun, karena aku belajar cara untuk membunuh harapan seseorang. Aku paham itu sekarang dan aku juga percaya pasti ada rasa menyesal dihatimu sedikit walau nanti.

Jakarta,2020

Bagian KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang