Aku bersuara merdu mendengungkan naskah dari duniaku,menyambut hangatnya sapaanmu, mengering bersama deritamu.
Tapi naas, jiwamu mengelak,hatimu terkoyak rasa egoismu sendiri.
Aku tau mana yang layak tersakiti,bukan hati atau fikiran kita , tapi keputusan.
Di senja yang memutarkan suka duka pada dunia perasa,aku mengecap akan ada bergelimang duka.
Memang pantas aku yang mengubur suka tanpa mengikat duka dihatiku. Tapi kasih,pernahkah kau berfikir jika senja tertarik pada perpisahan?
Kau sendiri bahkan belum tau makna jika ragamu hanya butuh sandaran atas sakitmu,bukan butuh teman berbagi kisah.
Itulah kasih, egois pada sudut perasamu menyulut senja untuk menjauhkan kebersamaan.
Jadi nanti, ketika ketulusan yang rapuh darimu menyambut prasasti duka dihatiku,sudut hatiku juga tersulut makna senja.
Mengikatnya bagai memberi tumbal, satu hati ku tancap, berbagai perasan yang mati.
Terimakasih, karena senja aku tau berperasaan hanya seulet kejadian fana yang hadir merubah warna sudut keegoisan kita yang tak mengerti makna mencintai.Vote coment membantuku untuk mencintai kalian, hiyuhiyuhiyu 💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratusan Purnama
PoetryKadang banyak hal berkesan yang menciptakan damai serta dendam. Tapi tentang antalogi rasa? tak semua paham.