-ADW: SATU-

93 23 67
                                    


Halo,

Selamat membaca;)

****

🎶 Play; Dari matamu --JAZ-- 🎶

Aku sudah mengenalmu. Jauh sebelum kita bertemu. Dan jika takdirnya dipertemukan, aku berharap itu tidak sementara.

--Naura Adzkia--

*****

"Mampus! Gue telat! " teriak cewek pendek dengan kacamata yang bertengger di matanya, dia merutuki dirinya yang lupa memompa ban sepedanya, alhasil sekarang ban tersebut bocor di tengah jalan.

Ini adalah hari pertama dia masuk sekolah, setelah sekolah lamanya mengadakan perpindahan murid, ya hanya untuk yang pintar saja. Dia sangat beruntung mendapatkan sekolah barunya, dimana tempat itu sangat bergengsi.

Hari pertama udah buat ulah aja gue, batinnya meringis

Memang ini sudah menjadi bad habit nya, yaitu datang terlambat. Bukan karena dia telat bangun, hanya saja banyak urusan yang harus dia kerjakan sebelum berangkat sekolah.

"AWW! " teriaknya, saat motor besar menabraknya. Dia mulai geram karena setahunya dia berjalan sudah sangat minggir.

"Lo gimana sih, nggak bisa naik motor ya?! " semprotnya.

Sang pelaku membuka helmnya dan merapihkan rambutnya yang berantakan, tanpa peduli dia hanya menatap cewek yang sedang duduk--mungkin lebih tepatnya jatuh-- di depannya.

Cewek berkacamata itu terdiam melongo melihat dewa di depannya, karena wajahnya yang sangat tampan dan tatapan mata hazel itu sangat melelehkan hati perempuan mana saja.

"Lo, mau jadi pengemis di situ? " tanya cowok berwajah dewa tersebut.

Cewek itu nyengir dan berdiri, sementara otaknya masih mencerna tentang cowok di depannya ini. Dia melihat seragamnya sama seperti yang dia kenakan, dan melihat nametag cowok tersebut.

Gerald Revanno.

"OH IYA! " teriak cewek itu seakan mengingat sesuatu, "Lo... Gerald yang menang olimpiade kan? " tanyanya.

Cowok dengan jaket hitam dan motor besarnya hanya mengangguk malas dan menghela napas, dia dengan siap menancap gas untuk ke sekolah tanpa peduli cewek aneh yang baru saja ditabrak olehnya.

"Eh, bentar. Kenalin, gue Naura. " Cewek itu menahan tangan Gerald dan mendapatkan tatapan dingin.

Gerald mendengus kesal, dia menyingkirkan tangan cewek bernama Naura yang masih memasang senyum entah untuk apa.

Dengan sekali tancap, dia meninggalkan tempat itu. Naura masih bergeming, memang aslinya otak dia sangat lemot jika urusan seperti ini.

Naura baru tersadar jika dia telat masuk sekolah, dengan cepat dia membawa sepedanya ke tempat tambal ban.

07.00

Dia mendengus melihat jam di tangannya, dan berharap ibunya tidak marah jika dia bolos di hari pertama masuk sekolah. Setelah sampai di tambal ban yang jaraknya lumayan jauh, dia duduk di warung sebelahnya untuk memesan minuman.

Capek. Panas. Haus. Resiko orang jarang olahraga ya seperti ini, lari sedikit minumnya segalon.

"Bu, es teh ya! " teriak cowok dari belakang Naura.

Naura melirik cowok tersebut dan menyadari hal itu, cowok yang dilirik membalas tersenyum.

Duh, meleleh! Batinnya.

A Different Way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang