Lily's-1

19 3 3
                                    


Aku berjoging ria saat hari Minggu. Di perjalanan joging, aku bertemu dengan Hasby. Tidak! Kenapa harus dia?!

Hasby menyapaku saat aku lewat di depannya.

"Pagi," sapanya. Aku mengehentikan lariku sebentar.

"Pagi juga," jawabku. Kemudia Hasby memegang tanganku dengan lembut.

"Kenapa sendiri?" Tanyanya sambil memulai joging kembali dengan tangannya masih memegang tanganku.

"Gak ada temennya," jawabku seadanya. Hasby menganggukkan kepalanya.

"Biasanya bareng Reo atau Rean," ucap Hasby.

Saat itu pula aku teringat Rean. Sejak kemarin sikapnya ada yang berbeda. Mungkin itu perasaanku, tapi Rean seperti ada masalah denganku. Dan aku tidak tahu apa masalahnya.

Reo dan Rean berada di taman. Aku melihatnya saat aku dan Hasby melewati area taman itu. Rean menatap kami berdua sedang joging bersama dan... tangan kami saling bergenggaman!

"Lo kenapa berhenti?" Tanya Reo pada Rean.

Tanpa menjawab pertanyaan Reo, Rean melangkahkan kakinya mengikuti kami. Rean menggapai tanganku dan melepaskannya dari genggaman Hasby.

"Kenapa?" Tanya Hasby.

"Lo berdua jalan bareng?" Rean bertanya dengan nada tak bersahabat. Lebih tepatnya seperti orang sedang cemburu.

"Iya"

"Gak" aku dan Hasby menjawabnya bersama tapi dengan jawaban yang berbeda.

"Maksudnya.. kita gak sengaja ketemu," ucapku cepat sebelum Rean salah paham. Tapi, untuk apa aku takut Rean salah paham? Aku sendiri bingung dengan perasaanku.

"Kita?" Tanya Rean sambil menatap aku dan Hasby bergantian.

"Gue sama Hasby maksudnya," jawabku. Entah kenapa aku tidak ingin Rean tahu Hasby menyukaiku.

"Ikut gue," ucap Rean menarik tanganku. Dengan cepat, Hasby menahan tanganku yang satunya. Apa ini?! Aku menjadi bahan tarik tambang mereka.

Rean dan Hasby saling tatap. Mereka sama sama memberikan tatapan elangnya. Aura hitam muncul disekitarnya. Jujur, aku merinding melihat mereka seperti itu.

Merasa kalah, Rean melepas genggaman tangannya.

"Ups, maap," ucapnya sambil melepas genggamannya.

"Kalian.. jadian?"

Deg! Pertanyaan yang membuatku sesak. Aku bingung harus menjawab apa. Jika aku menjawab iya, aku tidak mau Rean menjauh. Jika tidak, memang tidak jadian.

"Iya, gue sama Lily udah jadian," jawab Hasby.

Aku menatap manik matanya. Hasby tersenyum penuh ketenangan. Mulutku tidak mampu mengatakan apa apa. Diriku bungkam dan tidak tahu harus melakukan apa.

"Oke, gue pasti jaga jarak dari Lily," ucap Rean. Ia menatapku sebentar dengan sedikit kecewa. Lalu ia pergi meninggalkanku dan Hasby.

"Kak Rean!" Panggilku kencang.

Rean menoleh ke arahku yang berlari kecil ke arahnya. Sorot mata teduhnya, alis tebalnya, pipi chubbynya, dan bibir peachnya. Tampan.

"Lo masih nganggep gue adek kan?" Tanyaku. Rean menatapku dengan tenang, tatapan dinginnya itu mampu meluluhkan hatiku.

Rean menganggukkan kepalanya pelan. "Tapi, mungkin gue sedikit jaga jarak dari lo. Biar Hasby gak cemburu," jawabnya.

Rean menampilkan senyum tipisnya, yang hanya ia tampilkan untukku. Tangannya terulur ke puncak kepalaku, mengelus dengan lembut rambut lebatku.

Lily's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang