part 3

72 2 0
                                    

Copter terkejut saat melihat Kimmon di depan rumahnya, Copter berpikir apa mungkin Kimmon pemilik baru dari rumahnya.

"Apa yang sedang kau lakukan di rumahku? Kau mengikutiku sampai kemari?"

"Tentu saja tidak. Rumah ini sebenarnya rumahku."

"Rumahmu? Masuklah, kita bicarakan di dalam."

Mereka masuk ke dalam rumah, Kimmon memberikan secangkir teh pada Copter.

"Rumah ini milik orang tuaku, aku lahir dan besar di rumah ini. Tapi saat aku pulang dari pulau jeju, aku baru mendengar jika kakakku menjual rumah ini, dan ternyata kau yang membeli rumah kami. Kimmon, bisakah aku membeli kembali rumah ini? Aku akan menyicilnya, ku mohon." Copter memohon kepada Kimmon, dan tentu saja Kimmon tidak tahan melihatnya.

"Ini sudah malam, kita bicarakan lagi besok. Kau bisa tidur di kamarmu, karena aku tidur di kamar utama."

"Baiklah, terima kasih Kimmon."

Copter naik ke lantai 2 dan masuk ke dalam kamarnya. Dalam hati dia terus merutuki sang kakak yang sudah tega menjual rumah yang di tinggalkan mendiang orang tua mereka. Sekarang dia hanya bisa berharap Kimmon berbaik hati mengembalikan rumah ini padanya dengan cara menyicilnya. Copter naik ke atas tempat tidur dan mulai memejamkan ke dua matanya.

~~
Di kamarnya Kimmon juga sedang berpikir tentang rumah ini, haruskah dia memberikan rumah ini kembali? Tapi dia sudah menyukai rumah ini sejak pertama kali melihatnya, Kimmon sudah merasa nyaman berada di sana.

"Baiklah, sebaiknya aku pikirkan lagi besok. Sebaiknya aku tidur dan bicara lagi dengannya besok.

~~
Besoknya pagi-pagi sekali Kimmon mendapat pesan dari Bass, jika dia ada pemotretan 30 menit lagi. Kimmon segera bersiap, tak lupa dia memberi pesan di atas kulkas tentang kepergiannya.

Pukul 8 pagi Copter terbangun dan segera merapikan tempat tidurnya, dia segera keluar untuk mengambil air minun saat melihat sebuah catatan di pintu kulkas jika Kimmon sedang pergi untuk pemotretan . Dan memintanya menunggu sampai pekerjaannya selesai.

Copter sarapan dan setelahnya dia mulai membuat cerita tentang dirinya dan Kimmon.

"Ya, ini waktunya untuk MingKit." Copter mulai mengetik ceritanya.

Tak terasa sudah dua jam berlalu sejak dia mulai mengerjakam cerita untuk novelnya, saat Tee datang ke rumahnya.

"Wah ceritanya cukup menarik, tidak sia-sia aku mengirimmu ke pulau jeju. Oh ya bagaimana dengan pemilik baru rumah ini? Apa kalian sudah bicara?"

"Belum, dia sedang ada pemotretan. Dan mungkin baru kembali sore, kami akan bicara nanti. Ku harap dia mau mengembalikan rumah ini padaku."

"Aku akan bantu mencicil rumah ini."

"Tidak perlu repot-repot Tee, aku akan melakukannya sendiri."

"Kau sahabatku, jadi jangan membantah. Aku kesal sekali pada kakakmu yang bodoh itu, jika aku bertemu dengannya akan ku hajar dia sampai babak belur."

"Kau hajar di ranjang."

"Tentu saja bukan, dasar kau ini. Dia masih lama pulangkan? Ayo kita pergi dulu. Aku melihat cafe baru di ujung jalan, ku dengar makanannya enak, ayo temani aku dulu makan di sana."

"Baik, tunggu sebentar. Aku mengganti pakainku dulu."

Copter masuk ke kamarnya , dia mandi dan mengganti bajunya. Copter mengambil tasnya dan kembali menemui Tee.

"Ayo pergi."

Mereka pergi menggunakan mobil milik Tee, dan seperti yang Tee katakan makanan di sana memang enak. Cafe itu juga cukup ramai untuk ukuran cafe baru. Mereka baru menyelesaikan makan mereka saat seseorang datang menghampiri mereka.

"Copter, Tee." Seorang pria tampan tersenyum pada mereka. Dia Earth pirapat, senior Copter di kampus sekaligus cinta pertamanya. Copter terkejut saat melihatnya di sana.

"Phi Earth , apa yang kau lakukan di sini? Bukankajmh phi tinggal di New york?" Tanya Tee.

"Aku kembali ke Thailand dan membuat usaha cafe kecil-kecilan."

"Jadi ini cafe milikmu phi." Tanya Copter.

"Benar, sering-seringlah datang kemari. Dengan senang hati aku akan menyambut kalian."

"Kami atau cuma dia," tunjuk Tee pada Copter.

"Diam Tee."

"Kalian berdua tentu saja, aku masuk dulu ada yang harus ku kerjakan."

"Tee, kau bicara apa tadi?"

"Aku hanya berpikir mungkin ada letupan perasaan kalian yang dulu."

"Jangan asal bicara, dia mungkin sudah punya pacar."

"Setidaknya dia belum menikah, kau masih bisa dekat dengannya. Tak ada yang bisa mengganggu jika kalian di takdirkan kembali bersama."

"Kau semakin ngaco, sudah jangan bicarakan ini dan habiskan makananmu."

~~
Kimmon baru saja menyelesaikan pemotretannya saat ibunya menghubunginya. Seperti biasa sang ibu menanyakan soal pendamping Kimmon. Sang ibu ingin Kimmon segera menikah dan jika dia tak mengenalkan siapapun selama satu minggu, ibunya mengancam akan menjodohkannya dengan anak temannya. Kimmon pusing bukan main, dia tidak mau di jodohkan. Tapi sayangnya dia masih jomblo dan belum ada yang dekat dengannya. Kimmon membicakan hal ini pada Bass, dan Bass memberikan ide untuk meminta Copter jadi pacar pura-pura untuknya.

"Memangnya dia mau?"

"Demi rumahnya dia pasti akan melakukan apapun. Kau coba saja bicara padanya, semoga saja dia setuju dan kau terbebas dari perjodohan ibumu."

Sorenya Kimmon pulang dan berbicara dengan Copter.

"Begini, aku akan memberikan rumah ini secara cuma-cuma padamu tapi dengan satu syarat."

"Apa itu?"

"Kau harus pura-pura jadi pacarku selama enam bulan."

"Apa?"

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KimCop : Full house Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang