2.0 | Istan

25 5 4
                                    

Istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Istan
a. tidak tetap

— - — - —

Jari-jari Seokmin sibuk memainkan ujung lengan baju hangatnya, tatapannya lurus ke arah lantai marmer yang ia pijak. Raut wajahnya menggambarkan kecemasan yang bersatu dengan kebingungan. Ia kemudian mendongakkan kepalanya untuk melihat ke arah dua orang pria yang ada di depannya.

"Jika aku gagal ... apakah aku akan mati?"

Mingyu menggelengkan kepalanya, "Tidak juga. Namun, skenario terburuknya, kau mungkin akan terjebak di jaring semesta selama ... yah, kira-kira satu jam?"

"Berhenti menakutinya!" Vernon agak berbisik.

"Aku tidak takut,"

"Lantas, apa lagi yang kau tunggu?" tanya Mingyu agak gemas.

Seokmin menghela napasnya, "Aku hanya cemas."

"Tak usah cemas, kami berdua ada di sini untukmu," kata Vernon.

"Oke. Apa yang harus kulakukan?"

"Tutup matamu dan lupakan rasa cemas itu." kata Mingyu.

Saat Seokmin terlihat rileks, mereka berdua pun melakukan persiapan untuk melakukan lompatan.

"Perlu kau ketahui bahwa kita bertiga telah teridentifikasi sebagai satu kelompok, jadi kita pasti akan sampai di semesta yang sama," jelas Vernon.

"Aku mengerti,"

Setelah mendengar itu, Mingyu mulai berbicara, "Pegang gemstone milikmu, lalu kosongkan pikiran dan hatimu, agar kau dapat merasakan ether disekitarmu,"

"Aku merasa ada ... semacam udara yang berbeda," kata Seokmin.

"Bagus sekali. Langkah selanjutnya, biarkan ether terkumpul sampai muncul bola cahaya yang berwarna sama seperti gemstone milikmu, lalu setelah itu, buka matamu." kali ini Vernon yang berbicara.

"Aku belum bisa melihatnya,"

Mingyu terkekeh, "Tentu saja, kita dari tadi kan berbicara."

"Ayo, kita lakukan sekarang."

Ketiga pria itu kemudian hanya diam setelahnya, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Cahaya berwarna putih yang mengelilingi Mingyu datang bersamaan dengan cahaya lavender pada Vernon. Setelah kedua cahaya itu menyala semakin terang, cahaya lain muncul, warnanya lavender namun agak pudar.

Ketiga cahaya tersebut menyala dengan indah, menciptakan gradasi yang sangat serasi.

Mereka bertiga kemudian membuka mata secara perlahan. Cahaya itu lenyap seketika setelahnya disertai kemunculan hembusan angin sebagai tanda ketidakstabilan udara temporal pada ruangan baru yang kini mereka pijak.

MULTIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang