•• Enam ••

11 4 1
                                    

- Kala Itu -

Kala itu kamu datang sembari menawarkan janji-janji bahagia, lalu kuterima kedatanganmu itu dengan senang hati.

Siapa yang tak mau bahagia bersama?

Kala itu aku merasa menjadi perempuan yang paling bahagia ketika kamu mendekatiku, lalu menyatakan perasaanmu yang sesungguhnya.

"Aku rasa aku mencintaimu," katamu waktu itu.

Atas segala kenyamanan yang selama ini ada dalam hubungan kita, aku mengatakan hal yang sama.

"Aku rasa, akupun merasakan hal yang sama. Aku mencintaimu."

Setelah itu aku benar-benar bahagia.

Ironisnya.

Bahagiaku itu hanya berlaku sesaat, tak lama.

Aku belum terlalu mengenalmu, rupanya kamu sangat pandai bermain peran.

Kamu selalu hilang tanpa kabar yang jelas. Sibuk adalah alasan terbasi yang pernah ada.

Sampai datang waktu di mana aku melihatmu lagi. Hari itu adalah hari yang paling menyakitkan aku rasa.


Aku melihatmu bergandengan tangan dengan 'wanita' lain.

Bergandengan tangan, tertawa bersama, sungguh terlihat seperti pasangan yang 'bahagia'.

Aku terdiam, membeku di tempat ketika kamu dengan lantangnya mengatakan hal yang sama pada wanita itu.

"Aku rasa aku mencintaimu."

Deg...

Untuk yang pertama kalinya aku merasa kecewa.

"Berbahagialah!"  kataku dalam hati, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Hatiku dipatahkan begitu saja...

Percayalah tidak ada hati yang baik-baik saja setelah ini.

--------


Tertanda,

Enjel 🌸✨

Untaian KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang