Suara kicauan burung serta sinar mentari yang memasuki cela cela kamarku membuat aku bergegas bangun dari tidur nyenyak ku.
Hampir saja aku lupa kalau hari ini aku akan membersihkan rumah dan berberes beres.
Hari ini aku akan meninggalkan rumah yang menjadi tempatku berteduh, yang menjadi tempatku pulang serta melindungiku dari panas serta hamparan hujan deras.
Kemarin,setelah mengucapkan do'a serta makan malam bersama pasca ulang tahun ku,ibu dan ayah memutuskan untuk menempeti rumah kami yang memang sudah dibeli jauh jauh hari.
Sudah lama Memang ibu dan ayah untuk memutuskan pindah, karna tempat tinggal kami sudah berbeda dari sebelum sebelum kami tinggal disini.
Dulu tempat tinggal kami begitu banyak keharmonisan,keramah tamahan,tapi sekarang tak pernah lagi ditemui pemandangan seperti itu disini.
Dan juga ada hal lain mengapa ibu ingin cepat pindah dari rumah ini,hmmmmm....kalian tau sendirilah,jika sudah mempunyai tetangga yang mulutnya sama sekali tidak bisa diatur.
Kadang aku kesal sendiri dengan sikap ibu yang menanggapi mereka terlalu baik,tak jarang ibu sering disindir oleh tetangga depan rumah kami,ia selalu saja mencari kesalahan dari keluarga kami.
Kadang,saat aku ingin memberinya pelajaran ibu selalu saja menahan ku untuk sabar,bagaimana bisa aku mendengar mulut mereka yang terus mencaci caci ibuku.
Entahlah,aku tak tau karna pasal apa dia bisa melakukan ibu ku seperti itu,ingin rasanya aku mencaci caci dirinya,tapi selalu saja ibuku yang baiknya kelewatan ini selalu melarangku.
Huuuhhh,betapa kesalnya aku,apa haknya untuk memperlakukan dan mencaci caci ibu ku seperti itu?.
Hahh sudahlah,tak penting jika aku harus membahas cerita yang tidak bermutu itu,hanya bisa membuat darah tinggiku kumat.
Yaa,memang,mungkin untuk memiliki penyakit darah tinggi diusia ku ini mungkin tidak wajar,tapi apa boleh buat,semua itu dikarenakan oleh mulut tetangga yang kurang ajar.
Ouhh yaa, jika kalian bertanya kemana ayah ku saat para gonggongan itu mencaci ibuku,disaat itu pula ayahku pergi bekerja,entah apa yang merasuki orang orang itu,tapi satu hal yang aku tau.
Jika ayah ku berada dirumah,tetangga kami seolah seolah berakting menjadi orang yang ramah,betapa bencinya aku melihat sikapnya seperti itu.
Tetapi,jika ayah ku tidak ada dirumah,sikap mereka malah sebaliknya. Kalian tau? Yang membuat rasa benciku bertambah adalah saat tetangga depan rumah ku,ohh ya,namanya Mala,ahh sebenarnya kesal sekali jika menyebut nama ini.
Yaa misalya,sebut saja dia si mulut knalpot,jika mulutnya sudah menggonggong semua orang diajak nya untuk membenci ibu ku,al-hasil tak ada orang orang disana yang menyukai ibuku,kecuali bu Nani,bukan hanya tergolong baik,bu Nani begitu berjasa bagi keluarga kami.
Mengapa? Karna beberapa hari kemarin,para gonggongan itu begitu kelewatan mencaci ibu ku,pada saat itu aku tidak ada dirumah,kebetulan dihari itu bu Nani berkunjung kerumah ku untuk berbincang bincang bersama ibu.
Tetapi ada saja bahan omongan mereka untuk mencaci caci ibuku,dan banyak lagi jasa bu Nani yang membantu ibu disaat aku dan ayah tidak berada dirumah.
Jika kalian bertanya dari mana aku mengetahuinya? Tentu saja dari bu Nani,ibuku sama sekali tidak mau menceritakan hal yang bersangkutan seperti itu dengan ku,karna jika aku tau habislah mereka.
Sudah beberapa kali aku menanyakan apa yang dilakukan mereka kepadanya tapi ibu selalu saja berkata bahwa tidak ada apa apa.
Memang,ibu ku terlalu baik,jadi karna itu tak boleh ada yang menyakitinya,bahkan sekecil apapun itu,tetapi ibu ku selalu berkata, "Nak,jangan balas kejahatan itu dengan kejahatan,tapi balaslah dengan sebaliknya", itu salah satu pesan dari ibu yang akan ku ingat,karna masih banyak pesan yang lainnya yang harus ku pegang.
"Rara! Udah siap nak?"
Panggil seorang wanita dari arah luar.Nahh itu dia,ibuku.
"Iyaa bu,ini lagi pakek jilbab,bentar lagi keluar".
Jawabku."Ibu sama ayah tunggu di mobil"
"Yaaa!"
Jawabku sedikir berteriak.Aku bergegas mengambil tas serta koperku dan segera keluar dari kamar. Sebelum benar benar meninggalkan tempat keluh kesah,tangis sedih serta bahagiaku, aku memandingi ruang ini dari ujung hingga ke ujung.
"Huuhhh!" Aku menghembuskan nafas ku,berat sebenarnya,tapi sudahlah.
Setelah itu,aku kembali bergegas melanjutkan langkahku. Hari ini aku mengenakan celana kain berwarna cream dan baju kemeja kotak kotak dengan warna sepadan serta hijab berwarna hitam segi empat yang sengaja kulingkarkan dileherku.
Inilah style ku,tak jarang orang menemui gaya berpakaian seperti ini,oh yaa,jangan lupakan sepatu all star yang menjadi salah satu ciri khas disini.
Semuanya sudah siap,aku segera mengambil kunci motor vespa berwarna cream tersayangku. Karna aku akan mengendari motorku,tak mungkin aku akan meninggalkannya sendirian kan?.
Didepan rumah aku melihat mobil ayah yang terparkir disana,tapi aku tak melihat ibu dan ayah,oh yaa,mungkin mereka sedang berpamitan dengan bu Nani.
Aku bergegas mengunci rumah dan mengambil motorku yang berada di bagasi dan menunggu ibu dan ayah.
"Sudah?"Tanya ibu. menggetkan ku saja,
"Seperti yang ibu lihat" jawabku.
Aku juga melihat bu Nani yang pastinya ingin mengantar kami ,segera aku turun dari motorku dan menyalimi tangan bu Nani.
"Jagang nakal" gurau bu Nani mencuil hidungku.
Aku hanya cengengesan. "Siap bos" balasku dengan candaan dengan tangan yang berada disamping pelipis seperti orang sedang hormat.
Kami pun saling tertawa bersama,sebelum benar benar pergi dari sini ibu dan bu Nani saling berpelukan,tak jelas ku dengar,sepertinya ada pesan yang diberikan oleh wanita yang memang usianya jauh lebih tua tujun tahun dari ibuku.
Aku tersenyum melihatnya.
Setelah berpamitan,aku benar benar meninggalkan rumah ini dan keluar dari komplek panas ini. Pasti para orang orang itu tidak pernah mengonggong lagi setelah kami pergi.
Aku berada di belakang mobil ayah dan ibu,aku mengendarai motorku dan membuang nafas legaku,setidaknya telinga bidadariku tidak akan tersakiti lagi dengan omongan omongan yang melukai ibuku.
***
Haloo! Ini cerita pertamaku,maaf banger kalo gak nyambung dan kurang nge'fell, tolong beri masukan dan motivasinya yaa! Kritikan dan saran kalian penting banget buat aku untuk lanjutin cerita ini.Lv u all❤
Jangan lupa tekan BINTANG dibawah:)
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR MENEMUKANMU
Teen FictionPerjuangan untuk bersama mu membuat ku lebih dekat dengan ia sang maha cinta. Dari sini kuketahui,bahwa mencintai ia sang maha cinta,akan membawa kita kepada dia yang kita cinta.