WHAT'S WRONG WITH MY SON?***
Kegundahan dialami oleh pasangan suami istri bernama Luke dan Renne. Keduanya memiliki seorang putra bernama Brown yang baru berumur 12 tahun, namun pola pikir anak itu tak lebihnya seperti orang dewasa yang umurnya bahkan melebihi usia kedua orang tuanya. Dalam artian, Brown adalah anak cerdas. Terlalu cerdas hingga banyak menimbulkan banyak masalah.
Hampir setiap hari, laporan murid yang dilarikan ke rumah sakit akibat ulah Brown diterima Luke. Renne bilang kenakalan itu wajar bagi anak-anak. Tapi, meretakan tulang tengkorak hingga temannya mengalami koma?oh, tidak. Ada yang tidak beres di sini, pikir Luke. Pria itu menggaruk daun telinga hingga rahangnya.
"Aku harus membawanya ke seorang psikologi. Ya, kenapa aku tidak melakukannya sejak dulu? Anakmu tidak sehat, Luke. Dia tidak sehat!" gumam Luke membulatkan tekatnya untuk membawa Sang Anak ke klinik dokter psikologi terkenal di kotanya.
Ketiganya pergi di pagi menjelang siang, tepat pukul 11.20 mobil yang dikendarai Luke tiba di lahan parkiran klinik yang dituju. Brown anak penurut, tanpa banyak bicara dan protes, ia memasuki ruangan dokter Erine. Psikologi cantik yang umurnya masih kepala tiga.
"Ada keluhan apa, Tuan dan Nyonya Greem?" tanya Dokter Erine tersenyum hangat, menyambut ketiga tamunya yang sudah menjanjikan pertemuan ini dengannya di klinik.
"Ini ... ini, terang Brown, putra kami." Renne melirik Sang Putra, mengelusnya guna mengatakan secara tersirat bahwa semua baik-baik saja. "Sikapnya tidak wajar, Dokter. Kami mengira ini semua hanyalah kenakalan anak seumurannya. Tapi ... tapi ... melukai orang lain dengan sengaja, membunuh hewan tanpa rasa iba, dan ... dan tidak bisa merasakan emosi apa pun, apakah itu normal?"
Dokter Erine menganggukan kepala, memperhatikan Brown kecil yang sama sekali tidak menunjukan ekspresi apa-apa. Kaku dan mati reaksi.
"Ciri-cirinya menjerumuskan kepada kelainan jiwa. Yah, kau pasti sering mendengarnya. Psikopat ...."
"PSIKOPAT?!" teriak Luke dan Renne hampir bersamaan. "Anak kami psikopat?"
"Oh, tunggu dulu, Tuan dan Nyonya. Saya akan mengajukan pertanyaan kepada Brown dan melakukan beberapa test memastikan apakah dugaan saya benar. Untuk itu, kami membutuhkan privasi time."
Luke dan Renne mengangguk. Keduanya memilih duduk di ruang tunggu sembari memeriksa jam berkali-kali. Sudah lebih dari satu jam Brown berada di dalam ruangan dokter Erine. Antara takut dan waspada sesuatu terjadi kepada dokter dan pasien itu.
Setelah lama menunggu hingga hampir terlelap, akhirnya dokter Erine keluar dari ruangan diikuti Brown di belakangnya. Anak laki-laki itu tersenyum ketika wanita cantik berumur tiga puluh tahun yang baru saja bertanya macam-macam padanya, mengusak rambutnya dengan senyuman hangat.
"Selamat Tuan dan Nyonya Greem! Anak Anda sama sekali bukan psikopat ...."
Luke dan Renne menghembuskan napas mendengar penuturan dokter Erine.
"... melainkan seorang kanibal," lanjut dokter Erine menunjukan gigitan di lengannya, ada lubang di sana, seperti bekas gigitan dan cabikan. Disusul seringaian Brown dengan mulut dipenuhi darah dan tengah mengunyah daging. Daging dokter Erine.
Cerita oleh Nrj_AnnaHL
KAMU SEDANG MEMBACA
killing and horor story
Horror{TAMAT} horor pendek dan mainkan imajinasi kalian baca aja dulu siapa tau suka warning🚫 typo bertebaran jangan lupa vot and komen jangan jadi pembaca goib tinggalkan lah tanda tanda kehidupan