Sekarang gue sudah berada dalam kereta untuk menuju Malang, kali ini tidak bersama Renal karena dia bersama geng bermain nya. Gue bersama Manda dan dua teman gue, Laras dan Fani. Kami asyik bermain handphone masing-masing dan gue sedang telponan dengan Renal.
"Baik-baik aja kan lu gak ada gue?"
"Dikira gue masih kecil, lagian tuaan gue sembilan bulan kali"
"Oiya, ya. Lu udah tua"
"GAK GITU!"
Terdengar gelak tawa dari seberang sana. Laki-laki dan perempuan memang sengaja dipisah gerbongnya, tetapi masih tetap satu perjalanan. Sepertinya lumayan jauh untuk sampai, dan duduk terus menerus bukan ide yang bagus karena lama-kelamaan bakal pegel, aku memutuskan pergi ke toilet, kebetulan kebelet juga, sih, minum terus.
"Eh, lu ngapain disini, modus ya lu"
Tahu suara siapa? Granol lagi.
"Lah, lu yang ngapain disini, mau lirik-lirik cewek ya lu"
"Gak, mau ketemu sama lu"
"Halah, minggir-minggir gue kebelet!"
Eits, jangan berpikir kalau campur loh ya toiletnya, pisahlah cewek cowok, tapi ya deketan aja.
_ _ _
Aku gak tau pasti berapa jam perjalanan, tapi pokoknya dari rumah tadi abis wisuda tuh sore-sore. Tiba-tiba gue dibangunin dan ternyata udah pagi. Melihat keluar jendela, ada banyak rumah yang warna-warni, itu pertanda kalau kami sudah sampai! Lega banget rasanya, gak sabar pengen jelajahi kota ini. Kami pun berebut untuk turun dari kereta dan mencari angkot yang sudah disewa sebelumnya oleh sekolah.
Tidak memakan waktu yang lama, kami sampai di villa tempat kami menginap. Dan pastinya gue milih satu kamar sama Manda, Laras, dan Fani. Eh, tapi, omong-omong, Renal udah dimana, ya?
"Halo? Nal, lu udah dimana? Gue udah duduk cantik, nih di villa"
"Gue lagi makan ganteng nih sama anak-anak"
Mau muntah.
"Lu sekamar sama siapa?" tanyanya.
"Biasa. Manda, Laras, Fani"
"Ohh, oke. Gue sama anak-anak biasa, nih. Jaga diri baik-baik, ya"
"Iya,iya lu juga"
Renal, Renal.
Gue gak ngerti lagi sama lu, gue juga gak tau sebenarnya lu pernah suka sama cewek di sekolah, gak sih? Lu gak pernah cerita sama sekali ke gue. Semoga siapapun nanti, bisa nerima gue sebagai sahabat lu, bisa nerima ke-freak-an lu, pokoknya nerima lu apa adanya. Dan begitupun sebaliknya. Jangan pernah berubah, ya Nal, tetep Renal yang gue kenal soalnya kita udah sama-sama tau gimana baik-buruknya kita sebenarnya. Dan sampai kapanpun, kita cuma bisa sahabatan, kan? Gak apa-apa lah, yang penting lu selalu ada buat gue.
_ _ _
Untuk hari ini hanya istirahat dan merapihkan barang di kamar. Untuk wisatanya, kami akan pergi ke Jatim Park 1, BNS, Museum Angkut, dan Malang Strudel. Sedikit, sih, tapi tak apalah untuk aku yang gak pernah keluar provinsi. Sedih banget, ya. Ada yang sudah pernah kesana? Bagaimana? Spoiler, dong, hehehe.
"Udah pada kelar, belom?" tanya Manda.
"Eh iya, udah, nih. Keluar, yuk!"
"Yuk!"
Kami berempat berkeliling-keliling sekitar sini. Warungnya banyak banget, bisa jajan mulu, nih. Ditambah harganya juga murah meriah, deket villa lagi!
"HOY!"
Suara berat yang bersatu padu terdengar dari belakang.
"PARAH BANGET LO MASUK KE AREA CEWEK!"
Yang ngomong Laras, si suka ngegas.
"Yaelah santai kali, gabakal masuk kamar juga. Ini nganterin Renal mau ke pacar--- AH! SAKIT NAL!"
"Kan udah gue bilang gausah ngomong apa-apa apalagi pacar. Lu sih bandel minta dicubit" Renal berbisik kepada salah satu teman satu gengnya.
Gue menyerngit. "Lu cari gue?"
"Iya, mau ngobrol bentar"
"Oh, yaudah. Lu pada duluan, deh. Ntar chat gue aja ketemu dimana"
Temen-temen gue pergi, gengnya Renal juga. Tersisa berdua disini.
Kok gue deg-degan ya. Ah palingan apa, dia kan gapernah serius.
"Langsung aja deh ya, biar gak lama. Pasti lu mau jajan, kan biar gendut?"
"Gue mah mau gimana juga, gabakal gendut, ya."
"Iya, sih. Hahahaha. Boleh gak gue jalan sama lu pas di Jatim Park? Ada yang mau gue obrolin."
"Sekarang aja, mumpung lagi ketemu. Susah kalo nanti."
"Justru itu gue bilang sekarang biar lu siap-siap. Gue maunya disana pokoknya."
"Yaudah terserah lu deh."
_ _ _
notes;
gimana nih chapter pertama? terus baca ya biar tau apa keseruan mereka selama di Malang dan apa yang mau diomongin sama Renal. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan comment dan vote, ya.
tau gak sih gais? sebenarnya aku mau selipin foto, tapi gabisa, sedih banget TT
salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari dan Malam
Teen FictionKami sudah berteman cukup lama dan tidak ada hubungan apapun selama itu. Semua baik-baik saja, sampai pada suatu hari, kejadian itu meruntuhkan segalanya.