Chapter 4

65 4 0
                                    

Ting!
   Hp Mara berbunyi. Mara yang sedang mengeringkan rambut dengan hairdryer menoleh. Ia meraih hp diatas meja dan mendapati pesan dari nomor tak dikenal.

Hey

Hai
Siapa ya??

Yang di kantin kemaren

Ooh, namanya?

Gue Felix
Kelas XII IPA 3

Oh, kakak kelas..

Iya, tapi panggil Felix aja, gapapa

Oke

   Ooh, manusia pirang yang ada di meja gue tiba-tiba kemaren namanya Felix toh. Kakak kelas. Batin Mara.


Masih ada yang ingin ditanyakan?

Hm... Engga sih

Wait, lo Felix Raditya?

Kok lo tau?

Lo ngirim permintaan pertemanan di FB kan?

Ohh iya itu gue. Konfir ya

Oke

Save nomer gue ya, Felix Ganteng

Eh? Pake Ganteng?

Yes, it's a must

Ga mw

Harus hahaha

Tidak

Yahhh...

   *read

   Mara menaruh hp. Kemudian kembali sibuk dengan rambutnya. Tuh orang kok narsis banget ya? Batin Mara.

   "Nak Ira, ayo turun, makan malam sudah siap" panggil Rita, Bunda Mara dari dapur.

   "Iya Bun, bentar lagi Ira turun ko, Bun" sahut Mara. Ia langsung menguncir rambut dan menuruni anak tangga menuju lantai bawah. Melirik jendela di sebelah kirinya. Oh, hujan ya, pantes dingin. Mara menuju ruang makan dan segera duduk.

   "Bun ayah masi belom balik ya?"
"Iya nih, ayah masih dinas, jadi belom bisa balik"

   Tok tok tok

   Seseorang mengetuk pintu.
   "Permisi"
Terdengar suara dari luar.
   "Iya sebentar" sahut Rita.
"Ir, tolong bukain pintu dong, nak"
   "Iya Bun" Mara mengurungkan niatnya menata piring kemudian berjalan menuju ruang tamu. Mara membuka pintu dan terkejut mendapati manusia yang berdiri di depan pintu rumahnya.

   Mara terdiam beberapa saat, kemudian sadar saat melihat pakaian Felix yang basah kuyup diguyur hujan. Mara mempersilahkan Felix masuk ke ruang tamu.

   "Duduk dulu," Mara menunjuk sofa.

   "Ngga usah, ntar sofanya basah" Felix enggan untuk duduk.

   "Ga papa, duduk aja, gue maksa"
Felix pun duduk. Mara melangkah menuju kamar tamu, melintasi ruang keluarga dimana ia bisa melihat Rita sedang menata meja makan.

   "Siapa nak, yang dateng?" Rita menoleh

   "Temen Ira, Bun, kesian dia kayaknya keujanan Bun"

   "Yaudah, kamu ambilin handuk biar Bunda bawain teh hangat ama cemilan buat temen kamu" Mara mengangguk dan segera menuju kamar tamu.

   Ia mengambil handuk di dalam lemari dan kembali ke ruang tamu.

   "Lo keujanan" Mara menghampiri dan menyodorkan handuk pada Felix.

"Lo handukin dulu badan lo biar ga basah-basah amat, biar ga masuk angin" Bunda datang dengan teh hangat dan makanan ringan ke ruang tamu.

   "Makasih tante" ucap Felix sopan. Bunda tersenyum.
   "Panggil Bunda aja"
"O-oh, iya makasih, bun"
   "Kamu temannya Mara?"
"Iya Bun, nama saya Felix"
   "Kakel Bun" sambung Mara
Bunda mengangguk kemudian bangkit.

   "Bunda ke dapur dulu ya" bunda berbalik badan.
"Oh iya nak Felix, mau ikut makan malam bareng?"
   "Ga usah deh tan, eh Bun"
"Nak Felix sudah makan?"
   "Belum Bun"
"Ya udah makan disini aja"
   "Nanti ngerepotin Bun, ga usah"
"Ga kenapa-kenapa kok, gak repot, toh kan Bunda yang ajak, berarti ga repot, Bunda maksa lho"
Felix tersenyum canggung mengangguk, "Iya Bunda"

   "Ra ambilin baju ganti gih buat Felix, nanti dia masuk angin, ambil baju ga kepake Ayah ya di kamar Bunda"
   Mara mengangguk dan berjalan menuju kamar bunda.

   Dia kok bisa ada disini ya? Kok tau ini rumah gue? Kenapa dia bisa nyampe rumah gue? Basah kuyup lagi, emang sih di luar ujan, tapi kan ga kerumah gue juga kali. Gimana bisa tu orang disini? Batin Mara berkecamuk oleh berbagai pikiran. Mara terus berpikir sembari mencari pakaian ayahnya yang kira2 pas di badan Felix.

   "Nih lo pake" Mara melemparkan baju ke Felix.
   "Pake di kamar tamu sana" Mara menunjuk jalan menuju ruang tamu.

   "Oh, ok misi ya" Felix melewati Mara dan berjalan santai ke kamar tamu. Kok bisa tu orang ga salah jalan or mikir or kebingungan nyari jalan segala ya?

  Begitu melihat Felix keluar dari kamar tamu, Mara  segera berdiri. 

   "Gue udah kece belum?" ucap Felix menyibak rambut dengan jari-jarinya. Mara menatap Felix menampakkan wajah sinis, lalu menunjuk ke ruang makan,

"Bunda udah nungguin," ujar Mara melangkah mendahului Felix. 


*****

Mara ZeandryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang