Jared POV
Jujur, kadang-kadang gue capek dengan pandangan orang yang menganggap gue aneh hanya karena suka warna pink. Apalagi kalo gue lagi bawa barang-barang warna pink gue.
Rasanya kesel aja gitu, kalo orang lain bebas menentukan apa yang mereka suka kenapa gue harus dianggap aneh?
Bahkan gue sempat kepikiran kenapa gue ngga hidup dimasa dulu aja, masa sebelum perang dunia kedua. Dimana sah sah aja kalo laki-laki pake baju warna pink. Ngga ada judge, anggapan bahwa gue cowok ngondek atau paling parah dikatain banci. Tapi balik lagi gue ngga bisa juga hidup dimasa itu tanpa saudara dan orang tua gue, terima aja deh hidup dimasa ini. Di tengah masyarakat yang judgemental.
Jadi, apapun keadaannya gue akan selalu berpegang teguh pada prinsip gue 'Anjing menggonggong kafilah berlalu'. Nah, anggap aja mereka anjing, eh tapi kasian anjingnya disamain kaya mereka:(.
Karena ini hidup gue, semua keputusan ada ditangan gue.
Author POV
Di sekolah
Hari ini Jared berangkat pagi, eh seringnya juga berangkat pagi sih. Soalnya biar dapat tempat parkir yang teduh sekaligus terhindar dari tatapan orang-orang yang menganggapnya aneh.
Hari ini, outfit Jared seragam batik sekolah yang berwarna biru dan jaket warna senada, sepatu hitam, dan tas warna putih dengan gantungan Kookie (*salah satu karakter BT21) yang menimbulkan suara saat ia berjalan.
"Buset, krincing kringcing berasa delman Lo"
"Iya, delman gue duduk di muka Lo ya"sahut Jared tak terlalu mengindahkan, kemudian mendudukkan diri di bangkunya sebelum sebuah suara terdengar dari daun pintu.
"Jareddd!"
Awalnya agak terkejut dengan suara itu kemudian menyahuti setelah tau itu suara Jessica
"Kenapa?"
"Kok ngga jemput gue? katanya berangkat bareng!"Itu Jessica masih bertahan di daun pintu dengan nafas agak ngos ngosan
"Oh iya, Lupa Jess maap, keburu tadi gue"jawab Jared benar-benar lupa
"Pantesan lewat depan rumah kok bablas aja!""Tunggu! kalian kenal? deket sekarang?" tanya Hana salah satu teman Jared sambil mengunyah permen karetnya
"Iya, gue kan terkenal"jawab Jessica percaya diri
"Iya, ngga salah sih Lo terkenal tapi Jared tu level nolepnya agak kebangetan, nama lengkap gue aja suka lupa dia"kata Hana
"Ngapain juga gue apalin nama lengkap lu!"
"Iya udah nanti pulangnya aja deh ya"pinta Jessica
"Eh, bukannya ngga mau tapi ngga bisa Jess, ada janji gue"
"Janji sama siapa? mau ngapain?"
"Adalah lu ngga perlu tau, dah mendingan balik ke kelas dah mau bel nih, sini gue anter"
Dengan tidak rela Jessica harus menerima itu, perasaannya tidak enak tentang apa yang akan dilakukan Jared pulang nanti.Sepulang Sekolah
Tidak seperti biasanya Jared keluar paling terakhir saat bel pulang berbunyi, kali ini dia jadi yang pertama keluar kelas bahkan sebelum gurunya. Tapi tujuannya bukan ke parkiran melainkan ruang musik lama.
Sesampainya disana sudah agak ramai, tapi mereka disitu bukan untuk bermain musik melainkan...
"Dateng juga nih akhirnya si lembek"
"Hahaha, ngga terima abangnya kita kalahin"
"Kayanya sekeluarga lembek semua ya"
"Anjing, ngga usah banyak bacot kalo Lo aja mainnya keroyokan!"Balas Jared tak terimaMereka sengaja memilih ruang musik karena tempat itu kedap suara, jadi mau apapun mereka disana tidak masalah.
Kemudian satu pasang boxing gloves dilempar ke arah Jared dan bisa ditangkap dengan baik. Tak perlu waktu lama ia langsung menggunakannya, setelah sebelumnya melepas tas, jaket dan sepatunya.
Ruangan itu sudah disiapkan, bahkan semua alat musik sudah disingkirkan entah kemana. Benar-benar mirip ring tinju.
Dua orang sudah berada di ring buatan itu disertai seorang sebagai wasit. Jared dan Sandy, awalnya pertarungan itu berjalan dengan baik dan adil. Bahkan pukulan Jared beberapa kali mengenai lawan, rasanya tidak sia-sia latihannya bersama Deren walaupun badannya tak sekuat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merah Jambu ✓ [•ZNSS•]
Teen FictionWhat's wrong with Pink? this is just my favorit color and I don't care as long as i'm still me because 'The best freedom is being yourself'-Jim Morrison #Publish 20/11/2020